Kesalahan Orang Tua saat Berkomunikasi dengan Anak Remaja, Waspada 9 Hal Ini Bunda

0
36
Ayah dan anak remaja ( ilustrasi foto: freepik )

PARENTINGISLAM.ID – – Berbicara dengan anak yang masih kecil dengan anak remaja tentu memiliki pendekatan yang berbeda. Ada beberapa kesalahan orang tua saat berkomunikasi dengan anak remaja yang rentan membuat mereka memberontak.

Dikutip dari laman Healthsite, penelitian menemukan adanya dampak positif komunikasi terbuka antara orang tua dan remaja terhadap kinerja dan perilaku akademiknya. Remaja yang memiliki komunikasi yang baik dengan orang tuanya cenderung lebih berprestasi di sekolah dan kecil kemungkinannya untuk melakukan perilaku berisiko.

Sebagai role model dan sosok yang paling berpengaruh bagi anak, orang tua secara signifikan membentuk nilai-nilai, harapan, dan pengambilan keputusan bagi remaja.

 

Kesalahan Orang Tua Saat Berkomunikasi dengan Anak Remaja

Membangun komunikasi terbuka dengan remaja dapat menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi orang tua. Berikut beberapa kesalahan orang tua saat berkomunikasi dengan anak remaja yang perlu dihindari.

Untuk membina hubungan yang lebih baik dengan putra atau putri Anda, hindari kesalahan umum yang dapat membuat remaja enggan berbagi pemikiran dan perasaan. Berikut ini dikutip dari haibunda yang perlu Ayah Bunda pahami saat komunikasi dengan anak remaja:

 

  1. Jarang Mendengarkan

Pada dasarnya, anak di usia remaja sangat ingin didengarkan. Meskipun Bunda mungkin tidak setuju dengan pendapatnya, mereka ingin tahu bahwa Bunda memahami sudut pandang dan tidak akan mengabaikan perasaan mereka.

Sebisa mungkin, cobalah untuk lebih banyak mendengarkan daripada berceramah panjang lebar. Anak remaja memang tetap membutuhkan bimbingan, tetapi orang tua harus menanganinya dengan cara yang lebih dewasa seperti dengan diskusi, negosiasi, dan pengertian.

Saat waktunya Bunda berbicara, lakukan secara singkat dan sederhana, tidak perlu bertele-tele apalagi sampai membuatnya kehilangan kesempatan untuk gantian bicara. Demikian dikutip dari Child Mind Institute.

Selain itu, pertimbangkan juga untuk menanyakan solusi dan pendapatnya. Terkadang jika orang tua dapat membantu mereka memikirkan masalahnya dari sudut pandang yang berbeda, anak remaja berpeluang mengambil keputusan yang lebih tepat.

  1. Meremehkan Emosinya

Akui betapa pentingnya kekhawatiran dan masalah yang dihadapi oleh anak, meskipun hal tersebut tampak sepele jika dibandingkan dengan masalah yang tengah Bunda hadapi.

Memberikan sudut pandang yang terkesan meremehkan emosinya akan membuat anak merasa diabaikan. Sebaliknya, bantulah mereka dalam bertukar pikiran tentang solusi, tingkatkan keterampilan pemecahan masalah sambil menunjukkan kepedulian Bunda.

  1. Selalu Menyalahkan

Menyalahkan anak remaja atas masalah yang sedang dihadapi dapat menciptakan jarak dan menghambat percakapan yang lebih dalam.

Jika anak remaja bercerita kepada Bunda tentang suatu masalah, hindari langsung menyalahkan mereka secara langsung. Berfokuslah untuk memahami perasaan mereka dan jika perlu ajukan pertanyaan terbuka untuk mendorong diskusi lebih dalam.

  1. Memotong Pembicaraan Anak Sebelum Selesai

Kesalahan orang tua saat berkomunikasi dengan anak remaja berikutnya yakni kerap mengekspresikan ketidaksetujuan secara cepat alias memotong pembicaraannya.

Tetap tenang, dengarkan cerita lengkap anak sampai selesai, baru kemudian ajukan pertanyaan untuk memastikan pemahaman menyeluruh sebelum menyampaikan pendapat Bunda.

Gunakan pernyataan ‘Menurut Bunda..’ untuk mengungkapkan pikiran Bunda, alih-alih langsung memulai dengan ‘Kamu itu..’.

  1. Selalu Menyelesaikan Masalah Anak

Tahan keinginan untuk memecahkan setiap masalah yang sedang dihadapi anak remaja Bunda. Sebaiknya dorong mereka untuk mengungkapkan perasaan dan menawarkan bantuan dengan cara saling bertukar pikiran tentang solusi.

Selain memberi kepercayaan pada anak untuk belajar bertanggung jawab dan memecahkan masalah secara mandiri, ini juga penting untuk saling mendekatkan diri dengan anak.

  1. Menolak Ide-Idenya Secara Langsung

Remaja sering kali memiliki ide-ide yang ambisius, tetapi tidak realistis. Daripada langsung menolak ide mereka, tanggapilah terlebih dahulu dengan rasa ingin tahu.

Ajukan pertanyaan untuk memahami perspektif dan rencana anak. Pendekatan ini mendorong mereka untuk menilai secara kritis kelayakan ide-idenya.

  1. Selalu Meninggikan Suara

Rasa hormat adalah elemen penting dalam hubungan antara orang tua dan remaja. Hindari perilaku tidak menyenangkan seperti meninggikan suara, menyindir, atau menolak mempertimbangkan sudut pandang mereka.

Menunjukkan rasa hormat bersifat timbal balik dan akan menjadi tuntunan bagi remaja untuk mempelajari sifat penting ini.

  1. Membuat Anak Tidak Nyaman

Sadarilah bahwa anak remaja membuka diri ketika mereka merasa nyaman, sering kali pada saat yang spontan dan tidak direncanakan sebelumnya. Hindari mengabaikan peluang ini, karena respons yang positif akan menghasilkan percakapan yang hangat dan bermanfaat.

Luangkan waktu untuk anak remaja, agar mereka merasa dihargai.

  1. Tidak Fokus

Saat sedang bicara bersama, hindari sibuk sendiri dengan ponsel atau sambil mengerjakan pekerjaan. Anak akan merasa ceritanya tidak berarti, sehingga enggan untuk kembali terbuka di lain waktu.

Demikian ulasan tentang berbagai kesalahan orang tua saat berkomunikasi dengan anak remaja. Ingat, ciptakan suasana yang menyenangkan saat mengobrol berdua. Pahami kapan waktu untuk mendengarkan dan bicara bergantian, agar kegiatan ini bisa dilakukan lebih rutin dan meningkatkan bonding.[ ]

5

Red: admin

908