PARENTINGISLAM.ID – – Anak menutup diri adalah anak yang cenderung menyimpan perasaan, pikiran, atau pengalaman mereka sendiri tanpa berbagi secara terbuka. Gejalanya anak menutup diri bisa bervariasi, mulai dari sikap diam, menjauh dari interaksi sosial, hingga menunjukkan ketidakmampuan untuk menyatakan perasaan atau kesulitan emosional.
Orang tua perlu memahami kenapa anak bisa menutup diri tersebut agar bisa memilih strategi untuk menghadapinya. Seperti dikutip dari genmuslim.id , anak yang menutup diri bisa disebabkan oleh beberapa hal:
Ketakutan atau Kecemasan
Anak mungkin merasa takut atau cemas dalam menyampaikan perasaan atau pikiran mereka karena takut dihakimi, tidak dipahami, atau diabaikan.
Pengalaman Traumatis
Pengalaman traumatis baik secara emosional maupun fisik bisa membuat anak menutup diri sebagai mekanisme perlindungan diri.
Kurangnya Keterampilan Komunikasi
Anak mungkin tidak tahu bagaimana menyampaikan perasaan atau pikiran mereka dengan baik, sehingga lebih memilih untuk menutup diri.
Kurangnya Rasa Aman atau Dukungan
Lingkungan yang tidak mendukung atau kurangnya rasa aman bisa membuat anak merasa sulit untuk membuka diri.
Pola Keluarga atau Pengasuhan
Pola keluarga yang tidak mendorong komunikasi terbuka atau pengasuhan yang otoriter dapat membuat anak merasa sulit untuk membicarakan masalahnya.
Kurang Percaya Diri
Anak yang merasa kurang percaya diri mungkin merasa sulit untuk berbagi perasaan mereka dengan takut akan penilaian negatif.
Pengetahuan ini dikumpulkan melalui berbagai sumber penelitian ilmiah, observasi oleh ahli psikologi, psikolog anak, atau konselor yang berinteraksi dengan anak-anak, serta pengalaman di lapangan dengan kasus-kasus yang berbeda.
Adapun Beberapa strategi yang bisa membantu menghadapi anak yang menutup diri ialah:
Buat Lingkungan yang Aman
Pastikan anak merasa aman untuk membuka diri. Tunjukkan dukungan, kesabaran, dan ketenangan.
Berikan Waktu dan Ruang untuk Menyendiri
Berikan anak waktu dan ruang untuk merenung atau beristirahat jika mereka membutuhkannya. Namun, pastikan mereka tahu bahwa Anda siap mendengarkan saat mereka mau berbicara.
Komunikasi yang Terbuka dan Tanpa Tekanan
Ajak anak bicara, tapi jangan tekan mereka untuk membuka diri. Biarkan mereka tahu bahwa Anda siap mendengarkan kapan pun mereka merasa nyaman untuk berbicara.
Berikan Pertanyaan Terbuka
Ajukan pertanyaan yang memungkinkan mereka untuk berbicara lebih banyak, seperti “Apa yang membuatmu merasa sedih?” atau “Bagaimana kamu ingin aku membantu?”
Jangan Menghakimi atau Memaksa
Jangan menilai atau memaksa anak untuk berbagi perasaan atau pikiran mereka. Hal ini bisa membuat mereka semakin menutup diri.
Perlihatkan Empati
Tunjukkan bahwa Anda memahami perasaan mereka dan bahwa Anda di sana untuk mendukung. Lakukan aktivitas yang disukai anak bersama mereka. Hal ini bisa menciptakan kesempatan untuk percakapan yang lebih santai.
Cari Bantuan Profesional Jika Diperlukan
Jika menutup diri anak berlanjut atau tampaknya sangat mempengaruhi kesejahteraannya, pertimbangkan konsultasi dengan psikolog anak atau ahli terkait. Menjadi sabar dan memberikan dukungan yang konsisten adalah kunci utama ketika menghadapi anak yang menutup diri. Terkadang, mereka membutuhkan waktu untuk mempercayai bahwa mereka dapat membuka diri, jadi teruslah menawarkan dukungan tanpa memberi tekanan.[ ]