PARENTINGISLAM.ID – – Mempunyai istri shalehah adalah kebahagian sekaligus keberuntungan bagi seorang suami. Demikian juga bagi istri sendiri merupakan sebuah anugerah yang tak ternilai apa pun di dunia ini.
Di antara ciri istri shalehah yakni ia taat kepada suaminya dalam hal kebaikan (ma’ruf) Dimana keutamaan istri yang taat pada suami adalah akan dijamin masuk surga. Ini menunjukkan kewajiban besar istri pada suami adalah mentaati perintahnya.
Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Wanita mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga.” (HR. Tirmidzi no. 1161 dan Ibnu Majah no. 1854. Abu Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Keshalehan istri tidak dengan sendirinya terbentuk, tapi ada peran suami secara langsung dan tidak langsung. Suami sebagai pemimpin memiliki pengaruh besar dalam pembentukan karakter istri. Salah satu kewajiban suami adalah menjaga keluarganya dari api neraka.
Teladan Nabi Ibrahim as menunjukkan tugasnya sebagai nabi dan suami dengan baik. Sejak sebelum menikah hingga menikah dengan Hajar, Nabi Ibrahim telah mentarbiyah dan memberikan keteladanan yang baik kepada keluarganya. Keyakinan dan ketegasannya dalam bertauhid sangat kuat menghujam dalam dirinya.
Lalu, apa saja indikasi atao indicator seorang istri yang shalehah itu? Dikutip dari majalahhidayatullah.com berikut ini indikatornya yang diteladani dari kisah Nabi Ibrahim as bersama istrinya.
Ikhlas dalam Ketaatan
Salah satu indikator dari istri yang shalehah adalah ketaatannya kepada Allah, Rasul dan suaminya. Istri shalehah paham akan hak-hak Allah dan melaksanakannya dengan sebaik mungkin. Istri shalehah melaksanakan ketaatan dengan keteguhan iman, ibadahnya, mulia akhlaknya dan indah muamalahnya.
Jika ketaatan kepada Allah telah terlaksanakan dengan baik, maka istri akan terantar untuk bisa taat pada suaminya dengan menunaikan hak-hak sang suami. Ketaatan adalah modal utama keutuhan rumah tangga. Ketaatan istri adalah kebahagiaan dan kesyukuran suami.
Ketaatan istri terhadap perintah Allah dan suami yang dilaksanakan dengan hati ikhlas akan melahirkan kebahagiaan yang luar biasa. Keikhlasanlah yang membuat beratnya ketaatan terasa ringan dan nikmat. Keikhlasanlah yang bisa menembus hati suami sehingga semakin terikat kuat hubungan keduanya dan menjadikan keluarga sakinah, mawadah, rahmah dan berkah.
Siti Hajar telah memberikan keteladan yang agung kepada para istri tentang sebuah ketaatan seorang istri. Taat kepada Allah dan suaminya dengan ujian yang sangat luar baisa beratnya. Allah lalu mengganjarnya dengan memunculkan air Zam Zam yang tidak berhenti mengalir sepanjang zaman dan memberikan kebaikan kepada jutaan manusia. Tentu semua itu mengalirkan pahala kebaikan kepada beliau.
Amanah dalam Kondisi Apapun
Indikator kedua dari istri shalehah adalah amanah terhadap tugasnya sebagai istri, baik saat suami di rumah ataupun ketika suami tidak ada di rumah. Tugas suami istri yang berbeda dan terkadang menuntut untuk tidak selalu bersama-sama di rumah. Terkadang suami harus bepergian melaksanakan kewajibannya mencari nafkah dengan berhari-hari atau berbulan-bulan.
Menjadi ujian tersendiri bagi istri yang sering ditinggal suaminya bepergian ke luar rumah. Di samping banyak godaan juga tantangan yang tidak mudah sebagai seorang wanita yang lemah.
Menjaga amanah ketaatan di hadapan suami relatif lebih ringan dibandingkan menjaga amanah ketaatan saat suami tidak ada. Banyak wanita atau istri yang menjual harta kekayaan suami, menyeleweng, pergi meninggalkan suaminya saat suami bepergian keluar rumah.
Menjaga anak-anak, kehormatan, rumah dan harta suami itu tidak mudah di saat suami tidak ada. Maka istri shalehah dengan karakter amanah menjadi kunci untuk bisa menjaga ketaatan. Karakter amanah jika dimiliki oleh seorang istri akan semakin menebalkan rasa kepercayaan, kenyamanan dan kecintaan bagi suaminya dan memberikan kebahagiaan hati yang tak terkatakan.
Istri adalah Guru Anak-anak
Istri yang shalehah juga memiliki indikator sebagai pendidik atau guru. Sebab, istri akan menjadi madrasah pertama dan guru yang utama bagi anak-anaknya. Tanpa kesalehan seorang istri akan sulit mendidik anak untuk tunduk dan taat kepada Allah.
Memilih istri sama dengan memilih guru untuk generasi yang akan datang. Sebab istrilah yang senantiasa membersamai anak dari proses mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh sejak balita, mengajari bicara, merangkak hingga berjalan. Pendidikan anak-anak kecil akan lebih baik dengan kasih sayang dan tarbiyah ibunya.
Dari sejak kecil itulah istri bisa menanamkan anak akidah yang kuat, pembiasaan akhlaq yang baik dan mengajarkan ibadah yang benar. Istri sebagai guru yang mengajarkan segalanya kepada anak sehingga memiliki bekal yang cukup dalam mengarungi kehidupan.
Hajar memerankan dirinya sebagai guru bagi Ismail putranya sehingga memiliki akidah yang kuat dan akhlaq mulia. Terbukti saat ada perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelihnya, maka Ismail dengan tegas menjawab, “Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” Jawaban yang luar biasa, hasil didikan dari ibu yang shalehah yaitu Hajar.
Semoga kita semua menjadi suami yang keshalehannya seperti Nabi Ibrahim as dan istrinya seshalehah Siti Hajar sehingga melahirkan anak seshaleh Nabi Ismail as. [ ]