Waspadai Cemburu Yang Berlebihan, Bagai Api Yang Menghanguskan Rumah Tangga

0
197
ilustrasi foto: freepik

PARENTINGISLAM.ID – – Api akan bermanfaat jika digunakan secara proporsional, misalnya api lilin bisa menjadi penerang di tempat yang gelap, api kompor bisa digunakan untuk memasak, dan banyak lagi manfaat lainnya. Namun, api akan menjadi sangat berbahaya jika digunakan secara berlebihan, misalnya dapat membakar rumah dan menghanguskan pasar.

Begitu juga dengan cemburu. Hendaklah perasaan cemburu dirasakan sekadarnya saja. Jadikan cemburu hanya sebagai garam dalam percintaan, jangan jadikan sebagai sayurnya. Dalam bercinta, cemburu memang perlu karena kedalaman cinta patut dipertanyakan jika tidak ada rasa ini. Namun, apabila api cemburu terlalu besar, akan sangat berbahaya. Selain dapat membakar diri sendiri, juga akan membakar orang lain.

Sifat cemburu lahir dari sikap tidak percaya diri, adanya kekhawatiran dan ketakutan yang berlebihan terhadap pasangan–suami atau istri yang akan tidak setia atau berpindah ke lain hati. Ketidakpercayaan ini akan menimbulkan permasalahan dalam rumah tangga dan ini sebagai awal kehancuran.

Dikutip dari buku Membingkai Surga Dalam Rumah Tangga karya Aam Amiruddin & Ayat Priyatna Muhlis, ada dua macam cemburu, positif dan negatif. Ketika suami terlambat pulang, istri sibuk mencari tahu tentang keberadaan suaminya karena khawatir terjadi apa-apa pada diri sang suami, inilah cemburu yang positif. Namun, jika keterlambatan suami itu melahirkan prasangka buruk, berpikir yang tidak karuan sehingga melahirkan percekcokan, ini disebut cemburu yang negatif.

Rasulullah Saw. melarang para suami maupun istri bersikap cemburu yang negatif, sabdanya, “Sesungguhnya di antara cemburu ada cemburu yang dibenci Allah, yaitu cemburunya seorang laki-laki kepada istrinya tanpa alasan.” (H.R. Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi).

Hadits ini ditujukan kepada suami. Namun, karena kecemburuan juga bisa terjadi pada istri, keterangan ini berlaku juga untuk para istri.

Jadi, cemburu itu sehat asal positif. Ada yang mengatakan, cemburu tanda cinta. Ini benar kalau yang dimaksud adalah cemburu positif. Banyak kasus perceraian yang berawal dari cemburu yang negatif. Ke mana saja istri atau suami pergi selalu dimata-matai, ada yang menelpon dicurigai, tersenyum pada tetangga dicaci, dan lain-lain. Ini akan menjadi awal petaka.

Banyak penyebab terjadinya cemburu negatif. Bisa karena tidak percaya diri atau cenderung berprasangka buruk saat pasangan berada di sekitar lawan jenis yang memiliki kelebihan.

Bisa juga karena pengalaman sering dikhianati saat belum menikah sehingga dia menjadi tidak mudah percaya lagi atau mungkin suami tidak pernah menunjukkan cinta kasih–baik dengan bahasa verbal maupun nonverbal– sehingga istri merasa tidak dicintai lagi.

Untuk memperbaiki hal ini, cobalah pelajari kira-kira hal yang menjadi penyebabnya, kemudian lakukan komunikasi terbuka. Survei membuktikan, jika komunikasi masih berjalan, kehancuran rumah tangga bisa dihindari. Sebaliknya, bila komunikasi sudah macet, tunggu saja kehancurannya, ia akan menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan dan di mana saja. [ ]

5

Redaksi: admin

904