PARENTINGISLAM.ID – – Diabetes merupakan salah satu penyakit yang kerap menyerang banyak orang, termasuk anak-anak. Belum lama ini, dikabarkan bahwa kasus diabetes pada anak di Indonesia mengalami peningkatan.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Project Lead Changing Diabetes in Children (CDiC) dan Direktur Eksekutif International Pediatrics Association, Asosiasi Dokter Anak Sedunia, Aman Bhakti Pulungan. Menurutnya, data terbaru menunjukkan ada sekitar 1.100 anak yang terdata mengidap diabetes.
Tak hanya itu, hampir 90 persen mengidap diabetes tipe 1, Bunda. Sisanya pun didiagnosis dengan diabetes tipe 2.
“Memang yang terdata itu hanya sampai segitu dan yang terdata banyak diabetes tipe satu,” katanya dalam media briefing IDAI jelang Hari Diabetes Sedunia, dilansir dari cnnindonesia.com, Sabtu (11/11/2023).
Diabetes tipe 1 pada anak sendiri merupakan kondisi di mana tubuh anak tidak lagi memproduksi hormon penting (insulin). Anak membutuhkan insulin untuk bertahan hidup, sehingga insulin yang hilang perlu diganti dengan suntikan atau dengan pompa insulin.
Diabetes tipe 1 mulanya dikenal sebagai diabetes remaja atau diabetes yang bergantung pada insulin. Dalam kondisi ini, pankreas membuat sedikit atau bahkan sama sekali tidak membuat insulin.
Insulin adalah hormon yang digunakan tubuh untuk memungkinkan gula (glukosa) memasuki sel untuk menghasilkan energi. Meski kerap menyerang anak atau remaja, diabetes ini juga bisa terjadi pada orang dewasa.
Kasus Sebenarnya Bisa Jauh Meningkat
Lebih lanjut, Aman Bhakti meyakini kasus sebenarnya dari diabetes anak lebih banyak dari data yang ada saat ini, Bunda. Hal ini karena banyak orang tua yang belum sadar bahwa Si Kecil mengidap penyakit tersebut.
Kondisi ini terbukti dari banyaknya pasien anak yang datang ke rumah sakit saat kondisinya sudah parah. Bahkan ada yang sudah berada di tahap kritis.
“Diagnosisnya memang banyak yang terlambat. Kalau masih awal-awal apalagi untuk tipe 1 dan sama tipe 2 juga orang tua tidak sadar jadi membiarkan sampai kondisi anak parah,” kata Aman.
Saat ini, Aman juga melihat kurangnya pembaruan data terkait anak-anak yang diabetes ini. Skirining yang diberikan juga terbilang minim dilakukan, terutama di daerah luar Jakarta dan kota besar lainnya, Bunda.
Jajanan Manis Picu Diabetes pada Anak
Penyakit diabetes pada anak menjadi sorotan berbagai pihak akhir-akhir ini. Bukan tanpa alasan, penyakit yang satu ini disebut meningkat sebanyak 70 kali lipat pada tahun 2023.
Hingga kini, tercatat sekitar 1.645 anak di Indonesia yang mengalami diabetes. Data ini berasal dari 15 kota di Indonesia mulai dari Jakarta, Surabaya, Palembang, hingga Medan.
Data Kemenkes menunjukkan bahwa sekitar 28,7 persen masyarakat Indonesia mengonsumsi Gula, Garam, Lemak (GGL) melebihi batas yang dianjurkan. Sementara itu, sekitar 61,27 persen penduduk usia 3 tahun ke atas di Indonesia mengonsumsi minuman manis lebih dari 1 kali per hari.
Berdasarkan data Riskesdas Indonesia tahun 2018, tingkat konsumsi makanan manis di Indonesia sangat tinggi yakni sekitar 87,9 persen. Sementara itu, tingkat konsumsi minuman manis sekitar 91,49 persen.
Belum lama ini, ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), mengungkapkan kebiasaan buruk anak mengonsumsi junkfood dan makanan tinggi gula menjadi pemicu utama peradangan dalam tubuhnya. Alhasil, anak mudah terserang berbagai penyakit, termasuk diabetes.
“Junkfood sangat tinggi gula dan inflamatif. Anak-anak sekarang itu sudah banyak yang kena hipertensi, diabetes melitus tipe II karena ini,” jelasnya saat konferensi pers, baru-baru ini seperti dikutip dari haibunda.com
Dokter Piprim pun mengingatkan agar orang tua memberikan makanan yang lebih alami pada anak. Makanan ini bisa berupa sayuran dan rebus-rebusan.
“Jadi pesan saya solusinya kembali ke makanan alami real food, seperti banyak sayuran, rebus-rebusan. Kentang rebus, kentang goreng, dan keripik saja misalnya, jauh berbeda indeks gulanya, sementara snack anak kita di minimarket tinggi lemak dan gula,” tuturnya.
Usia Yang Mendominasi Diabetes Anak
Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI, Muhammad Faizi, mengungkapkan diabetes pada anak lebih banyak ditemukan pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki.
“Anak perempuan itu ada 59 persen lebih yang tercatat mengalami diabetes,” katanya.
Pasien diabetes anak pun umumnya berusia sekitar 10 hingga 14 tahun. Jumlahnya pun sekitar 46 persen dari total angka yang dilaporkan.
Meski begitu, ada pula pasien diabetes anak dengan kelompok usia lebih kecil, yakni sekitar 0 hingga 4 tahun. Kelompok usia balita pun menyumbang sekitar 19 persen dari total kasus.
“Anak balita juga ada. Yang usianya 0 sampai 4 tahun yang terkena diabetes. Dari catatan kita itu ada 19 persen,” ungkap Faiz.
Gejala Diabetes Pada Anak
Melansir dari laman Mayo Clinic dan Healthline, secara umum ada beberapa gejala diabetes pada anak yang relatif sama pada masing-masing tipe. Berikut ini deretnya:
Anak sering haus
Anak sering buang air kecil atau bisa juga mengompol
Anak sering merasa lapar
Berat badan anak turun secara tak disengaja
Anak sering kelelahan
Napas anak beraroma seperti buah
Adanya perubahan perilaku pada anak
Luka terbuka yang sulit sembuh
Perubahan kulit di beberapa bagian tubuh seperti leher dan ketiak yang menggelap
Mengompol
Penglihatan kabur
Kulit yang sering terasa kering dan gatal
Rasa kebal atau kesemutan di kaki
Yuk Bunda, jaga anak-anak kita dari segala penyakit agar menjadi generasi penerus bangsa yang sehat dan kuat. [ ]