Pentingnya Kesehatan Mental Ibu Dalam Mendidik Anak

0
498
ilustrasi foto: freepik

PARENTINGISLAM.ID – – Ini kisah tentang perempuan yang diuji. Ia hamil tanpa suami. Perempuan suci itu pun dipergunjingkan karenanya.

Dilansir dari majalahhidayatullah.com, dalam keadaan hamil tua, ia berjalan mengasingkan diri ke tempat yang sungguh asing bagi dirinya. Sepanjang hidupnya ia tidak pernah pergi ke sembarang tempat, apalagi seorang diri. Ia senantiasa dalam naungan dan pengawasan pamannya.

Maka, di saat derita akan melahirkan itu mengepungnya, ia semakin merasakan keterasingan, kesakitan, ketakutan, juga kelaparan dan kehausan. Selain itu, kesedihan karena dipergunjingkan. Hingga terbit ungkapan yang menyiratkan rasa putus asa. Sambil bersandar pada sebatang pohon kurma, Maryam pun lirih berkata, “Seandainya saja diriku mati sebelumnya sehingga menjadi seorang yang hilang dilupakan.”

Adakah ujian yang lebih berat dari mengandung tanpa suami? Sungguh inilah ujian terberat sepanjang zaman dari Allah Ta’ala bagi seorang wanita. Sebuah cobaan paling berat bagi kehormatan dan kesucian seorang wanita.

Itulah kisah perempuan suci Maryam yang mengalami “putus asa”. Perempuan yang diabadikan dalam Al-Qur’an, sehingga membuat Sang Maha Pengasih dan Penyayang mengutus malaikat Jibril untuk menenangkannya.

فَنَادٰىهَا مِنْ تَحْتِهَآ اَلَّا تَحْزَنِيْ قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا

Maka dia Jibril berseru kepadanya dari tempat yang rendah, ‘Janganlah engkau bersedih hati, sungguh Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.” (Surat Maryam [19]:24)

Mayam binti Imran merupakan salah seorang wanita terbaik yang kisahnya bertebar di dalam Al-Qur’an. Rasulullah Shalallahu alaihi Wasallam menyebutkan, Maryam adalah Muslimah terbaik yang masuk surga. Meski pernah ada fase dalam kehidupannya yang menyiratkan putus asa, bahkan ada yang mengistilahkannya mengalami depresi.

Belakangan muncul berita yang menjadi viral tentang perempuan yang mengalami depresi sehingga melakukan tindakan yang menewaskan anak-anaknya. Kisah seperti ini juga pernah terjadi belasan tahun lalu.

Menjadi seorang ibu tentu tak selalu mudah, ada banyak ujian. Menurut penelitian, ada beberapa faktor pemicu depresi pada ibu rumah tangga, yaitu mulai dari perasaan terisolasi, kehilangan tujuan, merasa kehilangan identitas, kesulitan ekonomi, dan kecemasan menghadapi masa depan anak.

Melihat kisah Maryam, kita bisa bercermin bahwa itu bisa terjadi apabila wanita mengalami saat-saat putus asa. Persoalannya bagaimana di saat mengalami depresi itu, apakah seseorang mendapatkan support atau tidak. Khusus dalam kisah Maryam ada malaikat Jibril yang menjadi konselornya.

Karena itu, sangat penting bagi para ibu yang sedang dirundung masalah untuk mendapatkan bantuan dari sekitarnya. Idealnya memang bertemu dengan konselor, coach, atau terapis. Namun jika tidak mendapatkan hal itu, berbicara, ataupun curhat menjadi sangat penting agar beban batin dapat dialirkan.

Ujian demi ujian akan senantiasa dihadapi siapa pun. Pemahaman akan kesehatan mental dan bagaimana mengatasinya penting dipahami banyak orang, agar kejadian tragis tidak terulang. [ ]

5

Redaksi: admin

894