Nafkah Batin Seorang Istri, Bukan Sekedar Kebutuhan Biologis Semata. Ini Yang Harus Suami Pahami

0
469
ilustrasi foto: freepik

PARENTINGISLAM.ID – – Salah satu kewajiban suami kepada istrinya adalah memberikan nafkah lahir (fisik) dan nafkah batin (biologis). Dalam hal nafkah batin seorang suami memberikan nafkah batin kepada istrinya dalam hal ini Allah Ta’ala. memberikan gambaran yang indah  mengenai perkara nafkah batin yang menjadi  kewajiban suami terhadap istrinya. Hal ini tercantum  dalam firman-Nya berikut.

نِسَاۤؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ ۖ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ اَنّٰى شِئْتُمْ ۖ وَقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ مُّلٰقُوْهُ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ

“Istri-istrimu itu seperti ladang bagimu, maka  datangi ladangmu kapan saja dengan cara yang kamu  sukai. Peliharalah hubungan suami istri yang baik  untuk kebaikan dirimu. Bertakwalah kepada Allah  dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Sampaikan kabar gembira kepada orang yang beriman.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 223)

Allah mengumpamakan rahim istri sebagai sebuah ladang dan tempat suami bercocok tanam. Maksudnya, tempat suami menanamkan benih  (sperma) ketika menggaulinya dengan tujuan untuk mendapatkan keturunan. Akan tetapi, hal yang harus  diperhatikan adalah, ketika suami akan menggauli istrinya, dia harus mempersiapkan benih yang bagus untuk mendapatkan hasil yang bagus. Selain itu, ungkapan

“…datangi ladangmu kapan saja dengan cara yang kamu sukai…”,

 

bukan berarti suami bebas kapan saja menggauli istrinya, melainkan harus memastikan bahwa sang istri siap untuk digauli.

Suami harus mengondisikan ladang supaya layak untuk ditanami, sehingga benih yang akan ditanam tadi tidak akan mati. Istri akan mendapatkan kebahagiaan atau kepuasan batin apabila suaminya dapat memenuhi nafkah batin sesuai dengan yang dianjurkan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam.

Abu Ya’la meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam. bersabda, “Jika seseorang di antara kamu berhubungan intim dengan istrinya, hendaklah dia bersungguh-sungguh. Bila istrinya sedang menyelesaikan kebutuhannya, janganlah dia tergesa[1]gesa (untuk mengakhirinya) sebelum kebutuhan istrinya diselesaikan pula.”

 

Perlu diperhatikan pula bahwa kita disunatkan membaca doa ketika hendak berhubungan intim. Sebagaimana sebuah hadits dari Ibnu Abbas r.a. saat Rasulullah Saw. bersabda, “Jika seorang di antaramu hendak mendatangi istrinya, bacalah ‘Bismillah Allahumma Jannibnaasya syaithaana wa jaannibisy syaithaana maa razaqtanaa.’ (Dengan nama Allah! Wahai Tuhan, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau berikan kepada kami).’ Jika di waktu itu antara keduanya ditakdirkan terjadi anak, setan tidak akan membahayakan anak itu selama-lamanya.”

Namun menurut para ulama bahwa yang dimaksud dengan nafkah batin itu tidak sebatas kebutuhan biologis atau hubungan seksual semata. Tetapi juga menyangkut dengan adanya ketangan batin seorang istri saat suami tidak ada di rumah.

Suami tidak diketahui tujuan kepergiannya, dengan siapa dan berapa lama akan membuat batin istri tidak tenang atau gelisah. Istri akan timbul was-was dan bahkan bisa curiga atau pun cemburu yang berlebihan.

Dalam kondisi demikian, maka seorang suami pada hakikatnya tidak memberi nafkah batin kepada istrinya, sebab istri dibiarkan tidak tenang, was-was, curiga, cemburu atau pun prasangka buruk lainnya.

Untuk itu seorang suami tidak boleh berlaku dan bersikap demikian kepada istrinya. Bisa jadi secara biologis atau seksual, kebutuhan istri terpenuhi namun batin istri yang tidak tenang dan gelisah menjadi celah bagi istri marah kepada suaminya. Ini akan menjadi peluang setan untuk menggoda dan menjerumuskan sang istri dengan bujuk rayu dari iblis bisa bisa menggelincirkan seorang istri.

Selanjutnya kunci ketenangan batin dalam rumah tangga ada pada mengingat Allah Swt, dengan banyak berzikir kepadaNya terutama setiap selesai shalat fardhu dan juga di waktu pagi dan petang, memperbanyak selawat kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam, demikian juga rajin membaca Al Quran. Jadikan setiap hari, amalan-amalan tersebut kita rutinkan walau hanya untuk waktu yang singkat. Insya Allah rumah akan bercahaya, hati akan terasa lapang.

Imam At Thabri meriwayatkan bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda:

نَوِّرُوا بيوتكم بذكر الله، وأكثروا فيها تلاوة القرآن، ولا تتخذوها قبورًا كما اتخذها اليهود والنصارى، فإن البيت الذى يقرأ فيه القرآن يتسع على أهله، ويكثر خيره، وتحضره الملائكة، ويُدحض عنه الشيطان، وإن البيت الذى لا يقرأ فيه القرآن يضيق على أهله، ويقل خيره، وتنفر عنه الملائكة، وتحضره الشياطين

 

“Terangilah rumah kalian dengan memperbanyak zikir kepada Allah. Bacakanlah Al Quran di dalamnya. Jangan jadikan rumah kalian seperti kuburan seperti yang dilakukan oleh orang Yahudi dan Nashrani. Rumah yang dibacakan Al Quran banyak kebaikannya, terasa lapang bagi penghuninya, syaitan akan keluar dan malaikat akan berbondong-bondong masuk kedalamnya. Sebaliknya rumah yang tidak dibacakan Al Quran sedikit kebaikannya, sempit bagi penghuninya, malaikat akan keluar dan syaitan akan berbondong-bondong masuk ke dalamnya”. (Syarh Shahih Al Bukhari karya Ibnu Batthal jilid 3 hal.177)

Semoga Allah Ta’ala berikan idaman dan dambaan setiap pasangan kaum muslimin “Sakinah Mawaddah wa Rahmah”. Allaahumma aamiiin. [ ]

Sumber: buku “ Insya Allah, Sakinah” karya Dr.Aam Amiruddin,M.Si

5

Redaksi: admin

9047