Pentingnya TPQ Bagi Anak, Yuk Semangati Ananda

0
203
ilustrasi foto: freepik

PARENTINGISLAM.ID – – Siapa sih yang tak kenal dengan lembaga TPQ atau Taman Pendidikan Al-Quran. Sebuah lembaga yang sudah selayaknya diketahui oleh masyarakat Islam di Indonesia, terutama bagi yang telah memiliki seorang anak.

TPQ pada umumnya sering dikenal sebagai sebuah lembaga pendidikan luar sekolah dan bersifat non formal, yang bertugas membantu dalam mencetak generasi Qurani dan dalam mengajarkan kepada anak-anak cara membaca dan menulis huruf-huruf hijaiyah—Al-Qur’an.

TPQ memiliki peran yang cukup penting dalam membantu pembentukan karakter islami pada anak. Meski begitu lembaga TPQ hanya bertugas membantu peran orang tua dan guru sebagai pendidik atau pengajar dalam mendidik anak, karena lingkungan keluarga dan sekolah yang paling menentukan bagaimana orientasi ataupun perilaku anak nantinya.

Pada tulisan ini, penulis hendak memaparkan beberapa alasan mengapa peran TPQ diperlukan. Perlu diketahui, beberapa alasan yang hendak disampaikan pada tulisan ini, berangkat dari pengalaman dan hasil pengamatan si penulis. Lantas, kenapa peran TPQ diperlukan bagi anak?

Tak Hanya Mengaji yang Diajarkan

TPQ sering sekali dikaitkan dengan tempat untuk ‘belajar mengaji’, walaupun secara garis besar , belajar di sana tentu tak jauh dari hal itu. Akan tetapi, bukan berarti yang diajarkan di sana sebatas sampai situ saja. Dasar-dasar Dinul Islam pun juga diajarkan di sana.

Sekarang ini, beberapa TPQ tak hanya mengajarkan cara membaca huruf hijaiyah atau Al-Quran, tetapi juga mengajarkan materi lain seperti Akidah, Akhlak, Bahasa Arab, praktik ibadah, dsb. Hal itu sebagaimana yang dilakukan oleh lembaga-lembaga ‘Madrasah Diniyah’.

Secara kurikulum setiap TPQ atau Madrasah Diniyah memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. Ambil contoh perbedaan dalam menetapkan jadwal pembelajaran yang ada pada TPQ Masjid Jami’ Falah, seperti:

  1. Senin- Selasa : Mengaji Iqra’ ataupun Al-Quran.

  2. Rabu : belajar Akidah & Akhlak.

  3. Kamis : hafalan Juz 30.

  4. Jum’at : belajar Bahasa Arab atau Bahasa Inggris.

  5. Sabtu-Ahad : Libur dong.

Dengan begitu, para peserta didik tak hanya belajar mengaji saja, melainkan juga mempelajari materi lain baik yang  belum, sudah, atau bahkan tidak diajarkan di sekolah.

TPQ itu Sebuah ‘Taman’ bagi Anak-Anak

Pembelajaran di TPQ itu sifatnya luwes atau tidak kaku. Tak heran jika selama proses belajar, sering diselingi dengan berbagai hal seperti menyanyi lagu islami, teka teki, bercanda dengan para pengajar atau melakukan berbagai hal mengasyikkan lainnya. Berbagai upaya dilakukan agar dapat terciptanya suasana layaknya sebuah ‘taman’, tempat yang nuansanya nyaman nan mengasyikkan.

Umumnya, setiap TPQ memiliki karakteristik atau programnya masing-masing dalam membangun nuansa ‘taman’ itu. Sebut saja beberapa program yang diadakan oleh TPQ Masjid Jami’ Al-Falah Yogyakarta, tempat Darma (22) mengajar. Adapun kegiatannya seperti GORENG (Gowes Bareng), pengadaan perlombaan mewarnai, program MABIT (Malam Bina Iman dan Takwa), dan program rihlah. Dengan begitu peserta didik pun tidak merasa jenuh selama berproses.

Di samping hal tadi, beberapa TPQ pun juga menyiapkan buku bacaan anak seperti buku kisah-kisah nabi, buku dongeng, majalah anak, dsb. Buku-buku tadi digunakan sebagai selingan mereka selama proses belajar dan sebagai upaya peningkatan literasi pada peserta didik.

Lembaga Pendukung untuk Proses Kembang Sang Anak

Umumnya, peserta didik TPQ adalah  anak dengan usia pra sekolah (<6 tahun) dan usia sekolah (6-12 tahun). Ada beberapa hal yang perlu diketahui terkait tumbuh—kembang anak saat memasuki usia ini.

Saat usia 0-6 tahun, anak akan memasuki tahap usia keemasan atau the golden age, yaitu masa ketika seorang anak mengalami perkembangan yang luar biasa; baik dari aspek fisik, emosi, kognitif, dan psikososial. Pada tahap keemasan ini kepekaan terhadap upaya pendidikan akan mulai tumbuh pada diri sang anak.

Fungsi-fungsi fisik dan psikis pada anak akan mengalami proses pematangan sehingga anak siap dalam merespon dan mewujudkan tugas pertumbuhan dan perkembangan yang diserahkan kepada mereka.

Lebih lanjut, ketika anak memasuki usia sekolah, mereka akan memasuki tahap usia matang untuk belajar. Selain itu, perkembangan jasmani dan rohani anak pun akan semakin sempurna saat memasuki usia ini.

Pada masa ini pula, terdapat beberapa tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh mereka, seperti yang telah dikemukakan oleh Havighurts, seperti:

  1. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan : bermain sepak bola, loncat tali, berenang.

  2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.

  3. Belajar bergaul dengan teman–teman sebaya.

  4. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.

  5. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.

  6. Belajar mengembangkan konsep sehari–hari.

  7. Mengembangkan kata hati.

  8. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.

  9. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan lembaga – lembaga.

Jika merujuk pada tugas perkembangan di atas. Menurut penulis, paling tidak ada beberapa tugas pengembangan anak yang dapat terbantu lewat TPQ, seperti; poin 2. poin 3, poin 4, dan  poin 9. Itulah beberapa alasan mengapa peran TPQ diperlukan menurut penulis pribadi.

Pada intinya, TPQ tak hanya mengajarkan anak dalam mengaji atau membaca huruf hijaiyah ataupun membaca Al-Qur’an saja, tetapi TPQ juga berperan dalam membantu anak dalam menyelesaikan tugas perkembangan sang anak, selain dari Lembaga TK, PAUD maupun Sekolah Dasar (SD).

Sumber: rahma.id

5

Redaksi: admin

959