PARENTINGISLAM.ID – – Dalam beberapa kasus tawuran remaja ada beberapa penyebabnya. Remaja lebih banyak mengikuti kelompok dalam pengambilan keputusan-keputusannya.
Jadi kalau kelompoknya memiliki penilaian A terhadap suatu perilaku, maka besar kemungkinan ia pun memiliki nilai yang sama dengan kelompoknya. Bagi mereka, pandangan kelompoknya akan dirinya merupakan suatu hal yang sangat penting.
Di lain sisi, remaja juga memiliki darah muda yang meledak-ledak. Namun sesungguhnya hal ini bisa ditanggulangi dengan mengedukasi dampaknya terhadap mereka. Caranya menyelesaikan masalah dengan konflik seperti tawuran mungkin hanyalah refleksi dari kurangnya pengetahuan dan pengalaman mereka.
Mereka belum merasakan dampaknya, sehingga edukasi sangat diperlukan. Edukasi yang dilakukan haruslah dengan cara yang baik dan benar agar bisa masuk di pikiran anak.
Hukuman Tanpa Melukai Harga Diri Anak
Hukuman yang tepat adalah hukuman yang disepakati. Perlu ada ketentuan-ketentuan yang jelas mengenai hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam keluarga. Sehingga ketika anak melanggar, mereka tahu mereka melanggar dan mereka pun sudah tahu apa bentuk konsekuensi yang akan diterimanya.
Hukuman yang baik adalah hukuman yang telah disepakati sebelum pelanggaran dilakukan, dan bentuknya bukanlah hukuman fisik. Karena ketika hukuman bersifat hukuman fisik, itu akan membuat anak fokus pada kesakitan yang diterimanya dan malah menyalahkan orang tua sebagai pihak yang menghukumnya. Hal ini membuat anak menjadi tidak mengerti kesalahannya.
Kekerasan tidak disarankan untuk digunakan sebagai hukuman. Hukuman sebaiknya berguna sebagai penyadaran dan ajang mengedukasi anak bahwa yang dilakukannya adalah hal yang tidak boleh dilakukan. Menghilangkan atau mengurangi sesuatu yang disukainya seperti menyita handphone atau memangkas uang sakunya pun sebenarnya sudah cukup untuk membuat anak jera dan paham akan konsekuensi dari perbuatannya.
Cara Menghadapi Anak Yang Terlibat Tawuran
Anak-anak yang terlibat masalah dengan hukum biasanya akan berakhir di tempat rehabilitasi anak atau penjara anak. Jika sudah seperti itu, maka hal yang harus dilakukan orang tua adalah mengikhlaskan anak menjalani, agar ia mengerti konsekuensi dari perilakunya.
Namun hal yang penting di saat seperti ini, orang tua tidak boleh juga menjauh dari anak. Berada di tempat rehabilitasi bukanlah hal yang mudah bagi anak, karenanya mereka membutuhkan dukungan dari orang tuanya.
Mereka perlu menjalani hukumannya untuk mengerti kesalahan dan memberi efek jera. Namun sebagai anak, mereka tetap membutuhkan tempat untuk kembali. Sebisa mungkin orang tua harus juga membuat tangan lebar-lebar untuk memberi kesempatan kedua pada anak. Memberikan support dan arahan-arahan untuk menjalani kehidupan yang lebih benar ke depannya.
Pembinaan Remaja Yang Sudah Menjurus Ke Kriminal
Ketika kenakalan anak sudah menjurus ke ranah kriminal, kita perlu menelisik apa penyebabnya. Apakah lingkungannya? Atau mungkin karena dorongan dari dirinya yang tidak bisa direm?
Mencari tahu akar masalah, akan berguna untuk menentukan langkah macam apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Jika berkaitan dengan teman-temannya, maka harus dipisahkan. Namun jika sudah menjadi perilaku, maka rehabilitasi perilaku menjadi jalan yang penting. Rehabilitasi perilaku tidak harus selalu menempatkannya pada tempat rehabilitasi khusus, bisa juga dengan membawanya ke psikolog klinis.
Langkah ini diperlukan untuk mengetahui motif anak melakukan tindak kriminal. Jangan-jangan, dia hanya tidak tahu cara mengerem dorongan-dorongan impulsif dalam dirinya. Atau, mungkin juga dia ingin sesuatu tapi tidak tahu cara yang benar untuk mendapatnya sehingga melakukannya dengan hal-hal yang dia pelajari sendiri dari media maupun teman-temannya.
Nah, dengan konseling anak akan diajarkan bagaimana cara untuk memenuhi keinginannya dengan cara yang tepat. Konseling melatih anak-anak untuk dapat mengidentifikasi emosi dan juga mengarahkannya pada perilaku-perilaku yang lebih benar. Anak juga akan diajari untuk mengendalikan dorongan-dorongan negatif dalam dirinya agar tidak mengganggu emosi dan psikisnya. [ ]