Beranda Anak Marak Tawuran Remaja, Ini Pentingnya Peran Keluarga dan Pola Asuh Orang Tua

Marak Tawuran Remaja, Ini Pentingnya Peran Keluarga dan Pola Asuh Orang Tua

0
175
ilustrasi foto: bhineka nusantara

PARENTINGISLAM.ID – – Anak-anak merupakan merupakan pribadi yang kompleks, terutama ketika mereka mulai tumbuh menjadi remaja. Pada masa-masa ini mereka sedang mencari jati diri dan validasi dari teman-teman dan orang-orang sekitarnya.

Jika pada masa ini mereka tidak dibekali dengan pembimbingan yang baik dan terarah dari orang tua dan lingkungan, bisa menjadi sangat fatal bagi masa depannya, bahkan orang-orang di sekitarnya. Ada banyak contoh kenakalan remaja yang kemudian berkembang menjadi kriminalitas karena tindakan orang tua yang abai atau terlalu memanjakan anak-anaknya.

Tawuran merupakan salah satu kenakalan remaja yang entah bagaimana telah mengakar di kalangan para remaja dari generasi ke generasi. Fenomena tawuran bahkan masih langgeng hingga hari ini meskipun telah memakan banyak korban.

Faktor Penyebab Anak Terlibat Tawuran

Anak-anak memiliki beberapa alasan terlibat tawuran. Untuk dapat memahami mengapa fenomena ini masih sering terjadi berikut beberapa faktor pemicunya:

  1. Faktor Pola Asuh

Pola asuh menjadi salah satu faktor penyebab anak terlibat tawuran. Pengawasan yang kurang dan keputusan orang tua yang membebaskan anak untuk melakukan apa saja, cenderung memicu perilaku anak menjadi semaunya.

Jika anak terus dibebaskan untuk melakukan apapun tanpa pengawasan orang tua, maka anak akan melakukan trial-error semaunya tanpa role model dan tanpa aturan-aturan yang perlu mereka ketahui. Ini dapat membentuk mereka menjadi pribadi yang tidak mengerti aturan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan.

  1. Pengaruh Rekan Sebaya

Pertemanan merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh dalam membentuk kepribadian, juga keputusan-keputusan yang diambil anak. Jadi, jika dalam lingkungan pertemanan anak terdapat budaya-budaya yang negatif seperti tawuran dan gangster, maka mereka bisa sangat mungkin terpengaruhi.

  1. Ketidakstabilan Emosi

Ketidakstabilan emosi pada anak bisa dipengaruhi berbagai macam hal. Rumah tangga yang tidak harmonis, konflik dalam rumah tangga bisa menjadi salah satu yang membuat anak merasa tidak aman dan mendorongnya melakukan agresi-agresi.

Ketidakstabilan emosi semacam itu membuat anak pada akhirnya menciptakan mekanisme kopingnya sendiri. Anak-anak yang memiliki mekanisme koping eksternal bisa menyalurkannya ke hal-hal seperti tawuran.

  1. Meniru

Anak-anak merupakan ahlinya dalam hal meniru. Ditambah di era informasi yang serba cepat seperti saat ini, membuat anak-anak sangat mungkin menyerap dan meniru berbagai hal dari berbagai platform media sosial. Anak-anak yang terpapar tayangan-tayangan, atau konten-konten berbau kekerasan, dapat menginspirasi melakukan hal serupa.

 

  1. Pengendalian Diri

Masalah pengendalian diri pada anak berhubungan juga dengan poin pola asuh di atas. Ketika anak tidak mengerti konsekuensi dari hal yang dilakukannya karena terbiasa dibiarkan, mereka jadi tidak mengerti dampak dari kesalahan yang telah dilakukan. Dampak lainnya adalah mereka memiliki pengendalian diri yang kurang.

Peran Keluarga Dalam Mencegah Tawuran Antar Remaja

Pada tawuran antar remaja ini, peran keluarga terutama Ayah dan Bunda sangat penting dalam pencegahannya. Secara hukum, anak di bawah usia 17 tahun masih berada di bawah tanggung jawab keluarga.

Dari sini, dapat kita simpulkan bahwa keluarga merupakan pihak yang bertanggung jawab dan harus merasa bertanggung jawab terhadap perilaku-perilaku anak-anaknya.

Cara pertama yang bisa Ayah dan Bunda lakukan adalah memberikan edukasi tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak. Orang tua dan keluarga juga perlu melakukan pendampingan pada anak-anak.

Jika orang tua telah merasa sudah sebaik mungkin membentengi anak dengan pola asuh dan pendampingan yang baik, tetapi tinggal di daerah rawan konflik dan tawuran, maka hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah pengawasan.

Penting untuk orang tua mengenal anak sepenuhnya, membentengi anak dari dalam dengan kedekatan yang terukur agar nasihat yang diberikan kepada anak masuk ke dalam hatinya, bukan hanya menjadi sekadar angin lewat saja. Orang tua juga harus mengenal teman anaknya, di mana bergaulnya, dan melakukan apa di luar rumah.

Meskipun tidak mungkin memantaunya 24 jam, tetapi setidaknya orang tua sudah memiliki peta dan gambaran akan profile sang anak. Selanjutnya, Ayah dan Bunda juga bisa bekerja sama dengan orang tua teman-teman anak lainnya untuk saling memantau anak-anak. [ ]

Sumber: haibunda.com

5

Redaksi : admin

976