PARENTINGISLAM.ID – – Pada hakikatnya setiap manusia mempunya sifat atau pembawaan marah. Namun yang membedakan adalah cara mengelola sifat marah tersebut.
Ada orang yang mudah sekali marah bahkan hanya dipicu hal yang sepele atau malah ada yang marah tanpa alasan. Namun ada juga orang yang begitu tenang dan tidak mudah marah meski sebenarnya ia punya alasan untuk marah.
Ini semua terkait dengan kepandaian orang dalam mengendalikan dan mengelola emosi. Hal ini juga terkait dengan kesabaran dan cara mengendalikan hati serta menata perasaan emosinya.
Sejak usia balita, anak harus diajari cara mengelola emosinya. Jelaskan kepada anak bahwa ia boleh marah atau kesal, tetapi tidak boleh melempar atau membanting barang-barang atau melakukan tindakan fisik lainnya.
Anak boleh marah, tapi ia tidak boleh mengungkapkannya dengan berteriakteriak. Marah juga tidak boleh mengumpat dengan mengeluarkan kata-kata kasar,makian dan cacian serta perkataan buruk lainnya.
Hal yang tidak boleh kita lupakan adalah bahwa anak kadang hanya meniru apa yang dilihatnya. Jika anak suka marah sambil membanting barang-barang, jangan-jangan ia hanya meniru tingkah laku ayah-ibunya yang gemar membanting barang ketika edang marah.
Jika ada anak perempuan yang suka nyubit, mungkin ia belajar dari ibunya yang suka mencubit pula. Jika ada anak laki-laki yang suka menampar temannya, jangan-jangan ia belajar dari ayahnya yang suka melakukan hal yang sama.
Pada dasarnya, luapan emosi atau marah pada anak wajar adanya selama hal itu tidak sampai pada taraf temper tantrum. Temper tantrum adalah suatu letupan amarah anak di saat anak menunjukkan kemandirian dengan sikap negatifnya.
Anda dan kita semua sebagai orangtua harus mampu mengendalikan marah apalagi dihadapan anak-anak. Hal ini bisa menjadi “inspirasi” bagi anak atau anak akan mengikuti apa yang orangtua lakukan. Jika anak melakukan kesalahan maka maafkan dan beri nasihat dengan bijak. Dalam Alquran Allah berfirman,
…Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. (QS.Ali ‘Imrân: 134).
Nabi memerintahkan orang yang sedang marah untuk melakukan berbagai hal yang dapat menahan dan meredakan amarahnya. Misalnya saat marah dalam kondisi berdiri maka cobalah untuk duduk. Jika masih marah maka sebaiknya segera ambil wudhu. Dan beliau memuji orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah. [ ]