PARENTINGISLAM.ID – – Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya, lalu Imam Al Ghozali bertanya, “Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?”. Murid-muridnya menjawab “Orang tua, guru, kawan dan sahabat”.
Imam Ghozali menjelaskan, semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah “kematian“. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala. bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (QS.Ali Imran : 185).
(185)……كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati……..”(QS.Ali Imran: 185)
Kemudian Imam Ghozali bertanya kembali, “Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?”.Murid-muridnya menjawab “negara Cina, bulan, matahari dan bintang-bintang”. Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar.
Namun yang paling benar adalah “masa lalu“. Dengan cara apa pun kita tidak dapat kembali ke masa lalu, Oleh karenanya kita harus menjaga hari ini dan masa yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.
Ungkapan terakhir yang disampaikan Al Ghazali mengingatkan kita semua mengenai pentingnya beramal dengan perbuatan-perbuatan yang terpuji. Manusia merupakan makhluk yang hidup dengan segala keterbatasan dan jauh dari kesempurnaan.
Seyogyanya seorang manusia terus berupaya meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaannya kehadirat Allah ta’ala Bagaimana agar kualitas iman kita meningkat?
Salah satu caranya adalah dengan mendawamkan ibadah shaum. Melalui shaum kita akan diarahkan agar kita hidup lebih stabil dan tidak berlebihan. Orang yang shaum akan terbiasa dengan perut kosong dan tidak mudah tergoda dengan gejolak syahwatnya.
Namun hal yang berbeda akan kita temukan pada orang-orang yang senantiasa tamak, rakus, dan enggan membiarkan perutnya lapar, biasanya mereka akan cendrung pemalas, lemah, dan lebih dominan dalam memperturutkan hawa nafsunya.
Dalam salah satu riwayat, Ummul Mu’minin ‘Aisyah r.a. berkata, “Bala’ pertama kali menimpa bagi umat ini sepeninggal nabinya adalah kekenyangan, karena sesungguhnya ketika kenyang perut dan badan mereka menjadi gemuk, kemudian hati mereka melemah dan syahwat mereka bergejolak.” (Disebutkan oleh Al Mundziri dalam At Targhib wat Tarhib).
Bahkan dalam riwayat lain, Umar bin Khathab r.a. mempertegas, “Jauhilah olehmu kenyang dalam makan dan minum karena itu merusak tubuh, mendatangkan penyakit, membuat malas dari mengerjakan shalat dan kalian harus sederhana dalam makan dan minum. Karena itu lebih sesuai bagi tubuh dan lebih jauh dari melampaui batas, dan sesungguhnya Allah Ta’ala membenci pendeta yang gemuk dan sesungguhnya seseorang tidak akan rusak sehingga dia mengutamakan syahwatnya atas agamanya.”
Semoga kita semua meraih derajat takwa usai menjalankan ibadah puasa.[ ]
5
904