Beranda Anak Cara Dzikir Setelah Shalat, Yuk Ajarkan Ini Pada Anak

Cara Dzikir Setelah Shalat, Yuk Ajarkan Ini Pada Anak

0
158
ilustrasi foto: freepik

PARENTINGISLAM.ID – – Berdzikir atau mengingat Allah adalah salah satu amalan yang utama bagi kaum muslimin. Ada banyak keutamaannya dan dalam Al Quran sendiri  Allâh Azza wa Jalla berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا ﴿٤١﴾ وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

“Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allâh, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.”  (QS. Al-Ahzâb :41-42 )

Berdzikir sendiri tidak harus dikerjakan atau dilakukan setelah shalat. Setiap saat atau kesempatan kita boleh berdzikir minimal dalam hati.

Namun dzikir yang dikerjakan atau dilakukan setelah shalat maka harus mengikuti contoh Rasul. Sebagaimana yang kita pahami selama ini dzikir yang dilakukan Rasulullah Saw. setiap ba’da shalat adalah sebagai berikut.

Pertama, membaca istighfar, memohon ampun (Astaghfirullahal‘azhim) sebanyak tiga kali, kemudian membaca “Allahumma antassalam waminkassalam tabarakta ya dzaljalali wal ikram.” (H.R. Muslim).

Kemudian membaca tasbih: Subhanallah 33x; tahmid: Alhamdulillah 33x; dan takbir: Allahu Akbar 33x.

Dilanjutkan dengan membaca, “Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai-in qadir.” Artinya, “Tidak ada Tuhan kecuali Allah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya pula segala puji, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Siapa yang tasbih tiga puluh tiga kali, tahmid tiga puluh tiga kali, takbir tiga puluh tiga kali, jadi jumlahnya sembilan puluh sembilan kali, kemudian dicukupkannya seratus kali dengan membaca laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syain qodir, maka diampuni Allah segala kesalahannya walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Muslim).

Setelah zikir seperti yang dicontohkan Rasulullah Saw. di atas, kemudian berdoa masing-masing (secara individual) sesuai dengan keinginan dan harapan masing-masing dengan suara lembut, penuh kekhusuan, dan husnuzhan  atau prasangka baik bahwa Allah Swt akan mengabulkan segala permintaan kita yang menurut ilmu Allah akan menjadi kebaikan.

Kalau soal lamanya berdzikir maka sebenarnya itu relatif saja. Bagi yang ingin khusyu mungkin agak lama. Sementara bagi yang sekedar berdzikir lewat mulut dan sudah hafal mungkin akan terasa cepat. Namun tentunya alangkah baiknya jika dalam berdzikir harus dihayati dan dipahami maknanya sehingga menimbulkan kekhusyukan.

Lalu haruskah dzikir dilakukan berjamaah dan dipimpin lalu sambil menggerak-gerakkan kepala?. Sejauh ini tidak ada satu hadits pun yang menjelaskan bahwa Rasulullah Saw. memimpin zikir dan doa setelah shalat wajib. Demikian juga tidak ada hadits yang menjelaskan bahwa Rasul berdzikir dengan menggerak-gerakan kepala. Demikian penjelasannya semoga bermanfaat. [ ]

Sumber: percikaniman.id

5

Redaksi: admin

948