PARENTINGISLAM.ID – – Tak seperti biasanya, hampir 4 bulan terakhir ini, puluhan anak-anak terlihat shalat Shubuh berjamaah di Masjid al-Furqon, Kota Denpasar, Bali.
Selesai shalat, mereka tak beranjak dari masjid, tetapi berdzikir sejenak lalu mengisi buku kehadiran (absensi) dan duduk manis di satu ruangan khusus yang disediakan oleh pengurus takmir.
“Alhamdulillah, sudah 4 bulan ini kita ada kegiatan Anak Cinta Masjid. Anak-anak kita motivasi datang ke masjid untuk shalat Shubuh berjamaah. Mulai dari kecil, sampai usia setingkat SMP,” jelas Sekretaris Bidang Keagamaan Takmir Masjid al-Furqon, Yoyok Dwi Prasetyo.
Saat pertama kali program ini diluncurkan, Yoyok melanjutkan, bagi setiap anak yang hadir dan mengikuti kegiatan hingga selesai, dikasih uang 5 ribu.
“Namun, setelah berjalan beberapa hari, ada masukan dari jamaah, supaya uang diganti dengan jajan atau snack. Jadi, selesai shalat Shubuh, mereka mengisi daftar hadir, mengaji, belajar doa-doa harian. Waktu pulang dikasih jajan. Ada wafer, roti, biskuit, minuman, dan lain-lain,” paparnya.
Hadiah
Kegiatan Anak Cinta Masjid (ACM) ini diadakan setiap hari. Khusus Ahad, takmir mengundang pemateri yang bisa menghibur anak-anak melalui kisah-kisah Islami. “Kita juga biasa ajak mereka main futsal bareng,” kata Yoyok.
Bahkan, sebulan sekali takmir memberikan hadiah yang cukup besar. Kalau mereka ingin tas, maka dibelikan tas. Mereka ingin sepatu, dibelikan sepatu. Untuk pengadaan hadiah ini takmir pun bekerjasama dengan para orangtua.
“Awalnya, hadiah diberikan kepada anak-anak yang selama 25 hari berturut-turut tanpa putus hadir shalat Shubuh berjamaah di masjid. Bulan kedua 27 hari berturut-turut dapat reward. Bulan berikutnya 29 hari, dapat reward dan seterusnya,” jelasnya.
Yoyok bersyukur, karena anak-anak begitu bersemangat dan orangtua juga sangat antusias. Sasaran takmir bukan hanya ke anak, tetapi juga orangtua. Karena kadang ada orangtua cuma antar jemput anak untuk mengaji, tetapi mereka tidak ikut shalat berjamaah.
“Banyak orangtua awalnya terpaksa shalat Shubuh di masjid, karena harus mengantar anaknya. Dari terpaksa itu insyaAllah terbiasa. Mudah-mudahan berikutnya Allah memberi kesadaran,” harapnya seraya memanjatkan doa.
Kata Yoyok, anak-anak yang hadir, variatif. Rata-rata 30-an. Kadang sampai 36 anak. “Baru kalau ada futsal, nonton bareng, atau hadir pemateri khusus yang mendongeng kisah Islami, luar biasa itu anak-anak yang datang. Kalau sudah begitu, jamaah shalat Shubuh biasanya membludak sampai lantai 2.”
Ngopi Bareng
Masjid al-Furqon yang beralamat di Jalan Gunung Mas 1A No.14, Br. Dukuh Sari, Kota Denpasar, Bali, ini memang ramai pengunjung. Takmir tak pernah berhenti berinovasi serta terus berkolaborasi untuk menghadirkan berbagai program kegiatan yang mampu menghadirkan kemakmuran.
“Semua harakah yang ada bisa masuk selama aqidahnya ahlus sunnah wal jamaah. Takmir siap mendengar usulan-usulan dari jamaah, termasuk juga kritikan. Kadang ada yang pedas omongannya. Dan itu sesuatu yang wajar,” jelas Yoyok.
Selain ACM, menurut Yoyok, program yang menjadi daya tarik bagi warga berkunjung ke Masjid al-Furqon adalah ngopi bareng gratis. Jadi, setiap selesai shalat Shubuh dan Ashar, takmir menyediakan air panas, teh, kopi, susu serta snack atau jajan pasar, dan lain-lain.
“Di situ kita sediakan rak (lemari). Jadi, jamaah juga bisa menaruh gula, teh, kopi, snack, bahkan nasi bungkus atau kotak,” katanya.
Dengan program ngopi bareng ini, khususnya di luar Sabtu dan Ahad ba’da Shubuh, selesai shalat, jamaah bisa ngopi bareng gratis sambil mendengar video ceramah dai kondang seperti Ustadz Adi Hidayat, Ustadz Oemar Mita, Ustadz Syafiq Riza Basalamah, Ustadz Abdul Shomad, dan lainnya.
“Atau buat yang pulang kerja, ingin singgah untuk shalat Ashar. Setelah itu, leyeh-leyeh sambil ngopi. Jika nggak video ceramah, kita putar murotal al-Qur’an. Kita juga sediakan free wifi,” bebernya.
Kerja Bakti Bulanan
Al-Furqon, semula adalah nama yayasan yang dalam misinya membangun mushola untuk warga perumahan Alam Sari, yang belakangan berubah jadi Banjar (Br) Dukuh Sari.
“Awal menempati perumahan itu tahun 1984. Kami warga Muslim, kurang lebih 17 Kepala Keluarga (KK) belum punya tempat ibadah sehingga untuk shalat Tarawih atau taklim diadakan dari rumah ke rumah. Mengingat saat itu masjid yang ada sangat jauh,” terang Bustani, Ketua Yayasan al-Furqon.
Dari situ munculah ide membeli tanah sisa dari developer seluas 200 meter persegi untuk dibangun mushola. Kemudian tahun 2002 direnovasi menjadi 3 lantai, karena sudah tak mampu menampung jamaah. Kini, jamaah shalat Shubuhnya bisa mencapai kurang lebih 150-an orang.
“Dan 2011 kami mampu membeli lahan di depan masjid seluas 558 meter persegi yang sekarang dipakai untuk sekretariat, tempat wudhu dan parkir,” imbuhnya.
Dengan banyaknya jamaah, Yoyok mengatakan, setiap bulan Ahad ketiga takmir mengadakan kerja bakti, untuk mengakrabkan antara jamaah satu dengan jamaah lainnya.
“Selama ini mungkin jamaah hanya ketemu, kenal muka, jabat tangan lalu pulang. Dengan kerja bakti, kita berharap antara jamaah bisa saling kenal lebih jauh, bercanda bareng, dan semakin akrab,” jelasnya.
Kerja bakti diadakan untuk membersihkan seluruh ruang utama masjid dari lantai 1 sampai 3, taman, halaman, kamar mandi, tempat parkir, dan wudhu. Termasuk juga mengurug jalan yang waktu itu belum diperbaiki pemerintah serta masih banyak yang berlubang. “Alhamdulillah sekarang sudah diaspal. Jalannya sudah bagus,” Yoyok bersyukur.
Khusus pada bulan ketiga, kerja bakti dimajukan pada hari Sabtunya karena ada kegiatan donor darah massal.
“Alhamdulillah, jamaah juga sangat antusias ikut donor darah. Kita memang pasang spanduk-spanduk besar baik di area masjid atau jalan sekitar untuk publikasi kepada masyarakat luas, bahwa Masjid al-Furqan tak hanya untuk ibadah shalat dan kajian taklim tetapi juga kegiatan sosial dan sebagainya,” tutupnya.