PARENTINGISLAM.ID – – Setiap tahunnya, teknologi selalu berkembang pesat sehingga bisa memudahkan setiap orang untuk melakukan berbagai hal, Bunda. Berkat hal ini, manusia juga mengikuti perkembangan teknologi sehingga jauh lebih maju.
Setelah adanya generasi Z dan generasi milenial, kini muncul istilah generasi Alpha. Generasi ini diperuntukkan bagi anak-anak yang lahir dari tahun 2010 hingga pertengahan 2020.
Generasi Alpha diartikan sebagai generasi yang lahir dengan teknologi di sekelilingnya. Generasi ini dianggap sebagai penyusul dari generasi Z.
Generasi Alpha sendiri merupakan generasi yang telah dikelilingi oleh teknologi, Bunda. Anak-anak pada generasi ini sangat mengenal teknologi bahkan bisa sangat pintar melebihi orang tua mereka.
Hal ini juga diungkapkan langsung oleh Psikolog Anak, Anastasia Satriyo M.Psi., Psikologi. Tak hanya itu, ia juga menegaskan bahwa anak generasi Alpha cenderung mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.
“Kalau generasi alpha mereka lahir dengan teknologi digital di sekitar mereka. Jadi mereka sangat aware dan bahkan lebih update daripada orang tuanya,” katanya dalam acara Sampoerna School System: Tanamkan Toleransi Keberagaman Pada Generasi Alpha.
“Tapi di saat yang sama kita perlu mengajarkan mereka berkomunikasi dengan teman sebaya apalagi pandemi kemarin pengalaman sosialisasi terbatas sehingga saya lihat memang ada keterlambatan sosial,” sambung dia.
Tips ajarkan anak generasi Alpha bersosialisasi
Anak generasi Alpha cenderung sulit bersosialisasi, Bunda. Lantas apa yang harus orang tua lakukan untuk mengatasi hal ini? Berikut ini kami bantu rangkumkan deretannya:
Perhatikan Sensorik Anak
Wanita yang akrab disapa Anas ini mengatakan anak-anak generasi Alpha yang sulit berinteraksi secara sosial cenderung memiliki sensorik yang tidak optimal, Bunda. Ini merupakan salah satu hal yang perlu Bunda perhatikan.
“Untuk anak bisa bersosialisasi, tubuh anak itu harus sudah optimal atau dimatangkan sensorik atau inderanya,” jelas Anastasia.
Beri Arahan
Untuk mengoptimalkan sensorik anak, Bunda bisa mengajarkan dan mengarahkan Si Kecil untuk melakukan berbagai macam hal. Aktivitas ini akan melatih otot-otot Si Kecil, lho.
“Penting sekali sebelum kita ayo playdate anaknya atau ayo salaman sama teman, kita perlu memberikan aktivitas-aktivitas yang melatih otot-ototnya,” ungkap Anastasia.
Aktivitas Untuk Melatih Sensorik
Anastasia mengungkapkan, ada beberapa aktivitas sederhana yang bisa Bunda ajarkan pada anak untuk melatih sensorik tubuhnya. Mulai dari menangkap bola hingga membuka pintu.
“Apakah anak sudah diberikan pengarahan untuk mereka naik-turun tangga, lompat sana sini lempar tangkap bola, apakah dia sudah tahu caranya mengatur tekanan? Tekanan antara memegang gelas sama tekanan membuka pintu, sama tekanan mendorong teman, itu jauh berbeda,” jelasnya.
Dampak Anak Tidak Bersosialisasi
Anak-anak yang tidak mampu bersosialisasi dengan baik biasanya mengalami masalah secara sensorik tubuhnya, Bunda. Dalam artian, anak belum memiliki sensorik yang optimal, terutama selama masa pandemi.
Lebih lanjut, Anastasia menjelaskan bahwa anak yang sensoriknya tidak terlatih masuk ke dalam kategori Sensory Processing Disorder (PSD). Hal ini merupakan kondisi di aman anak mengalami hambatan dalam proses interaksi.
“Kalau biasanya pada anak-anak secara sensorik tubuhnya belum dioptimalkan atau selama pandemi kemarin belum dilatih sehingga masuk ke dalam kategori Sensory Processing Disorder (PSD), yang mengalami masalah sensorik sehingga seringkali jadi hambatan atau masalah dalam berinteraksi sosial sama teman. Maksudnya pingin noel teman tapi karena belum tahu tekanan jadi kayak mendorong. Nanti orang tuanya heboh,” tutur Anastasia. [ ]