Pakar Parenting Ungkap Soft Skill Nomor Satu yang Memprediksi Kesuksesan Anak Lebih dari IQ

0
196

PARENTINGISLAM.ID – – Sebuah penelitian yang dilakukan psikolog anak Michelle Borba, ia menemukan bahwa ketekunan adalah soft skill nomor satu yang membedakan anak-anak yang memiliki motivasi tinggi dengan mereka yang mudah menyerah.

Faktanya, penelitian telah mendukung bahwa itu adalah prediktor kesuksesan yang lebih kuat daripada IQ.

Dikutip dari CNBC, anak-anak yang memiliki ketekunan, tidak menyerah dalam menghadapi kemunduran.

Mereka percaya upaya mereka akan membuahkan hasil, sehingga mereka tetap termotivasi untuk bekerja keras dan menyelesaikan apa yang mereka mulai meskipun ada hambatan yang muncul.

Berikut adalah 9 cara orangtua dapat membantu membangun ketekunan pada anak:

  1. Lawan Faktor-Faktor Yang Membuat Anak Putus Asa

Langkah pertama adalah melawan empat faktor yang menggagalkan ketekunan. Gunakan akronim “GAGAL” sebagai pengingat yang bermanfaat:

– Kelelahan: Jaga kemampuan konsentrasi anak Anda dengan tetap berpegang pada rutinitas tidur yang teratur.

Matikan perangkat satu jam sebelum waktu tidur dan simpan layar di luar kamar pada malam hari.

– Kecemasan: Tekanan untuk berhasil dapat menyebabkan perasaan yang luar biasa.

Ekspresikan kepada anak Anda bahwa cinta Anda tidak bergantung pada kesuksesan mereka. Identitas semata-mata berdasarkan pencapaian cepat: Tanamkan mindset berkembang sehingga anak Anda mengerti bahwa kesuksesan tidak tetap.

Puji mereka untuk usaha mereka, bukan hasil mereka.

– Harapan belajar yang tidak sesuai dengan kemampuan: tetapkan harapan sedikit di atas tingkat keterampilan anak Anda.

Harapan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kecemasan, sedangkan yang terlalu rendah dapat menyebabkan kebosanan.

 

  1. Ajarkan Bahwa Kesalahan Adalah Peluang Pertumbuhan

Ingatkan anak-anak Anda bahwa kesalahan bisa menjadi hal yang positif, bahkan jika situasinya tidak seperti yang mereka harapkan.

Terima kesalahan mereka dan beri tahu mereka: “Tidak apa-apa untuk mengacaukannya. Yang penting kamu sudah berusaha.”

Akui juga kesalahan Anda sendiri. Ini akan membantu mereka mengenali bahwa setiap orang membuat kesalahan, dan bahwa kesuksesan terjadi ketika Anda tidak membiarkan kemunduran menentukan Anda.

 

  1. Membagi Tugas

Mengajari anak-anak Anda untuk membagi tugas-tugas besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola akan membantu mereka merasa lebih percaya diri untuk menyelesaikan berbagai hal dari waktu ke waktu.

Jika mereka merasa frustrasi dengan lembar kerja matematika, misalnya, mintalah mereka mengambil selembar kertas terpisah dan membahas semua soal matematika kecuali baris teratas.

Kemudian lanjutkan menurunkan kertas ke baris berikutnya saat mereka menyelesaikan masing-masing.

Atau, jika mereka merasa kewalahan dengan banyaknya pekerjaan rumah yang mereka miliki, mereka dapat menuliskan setiap tugas pada catatan tempel, menumpuknya berdasarkan kesulitan, dan melakukan satu tugas pada satu waktu.

  1. Rayakan Kemenangan Kecil

Kegagalan berulang dapat menghancurkan ketekunan, tetapi keberhasilan terkecil dapat mendorong seorang anak untuk terus maju, jadi bantulah mereka mengidentifikasi kemenangan kecil mereka.

Misalnya: “Terakhir kali, kamu mengeja enam kata dengan benar. Hari ini kamu mendapat delapan! Itu keuntungan. Kamu meningkat karena kerja kerasmu!”

  1. Regangkan Fokus Mereka

Jika anak Anda ingin menyerah pada suatu tugas, letakkan timer di meja mereka dan atur untuk jangka waktu yang sesuai, disesuaikan dengan rentang perhatian mereka.

Jelaskan bahwa mereka hanya perlu melakukannya sampai bel berbunyi. Kemudian mereka dapat beristirahat sejenak dan mengatur ulang penghitung waktu.

Dorong mereka untuk melihat berapa banyak masalah yang dapat mereka selesaikan sebelum bel berbunyi sehingga mereka melihat bahwa mereka berhasil. Seiring waktu, fokus akan menjadi lebih mudah.

  1. Merasakan Momen ‘Tersandung’

Ketika anak-anak menyerah, itu mungkin karena mereka tidak dapat melihat jalan keluar dari sebuah tantangan. Mulailah dengan mengakui frustrasi mereka dan ungkapkan bahwa itu adalah perasaan yang normal. Cobalah melakukan latihan pernapasan atau istirahat.

Kemudian ketika mereka kembali ke tugas, lihat apakah Anda dapat membantu mereka mengidentifikasi satu kesalahan kecil yang menghalangi mereka. Misalnya: “Sepertinya kamu mencampuradukkan simbol penjumlahan dan perkalian.”

Setelah masalahnya jelas, berlatihlah untuk fokus pada momen tersandung sampai mereka perlahan-lahan mengatasinya.

  1. Puji Usaha

Psikolog Stanford Carol Dweck menemukan bahwa ketika anak-anak dipuji karena kecerdasan mereka (misalnya, “Kamu sangat pintar!”) mereka cenderung tidak bertahan.

Tetapi ketika dipuji atas usaha mereka (misalnya, “Kamu bekerja sangat keras untuk itu! Kerja bagus.”), mereka lebih termotivasi dan bekerja lebih keras. Untuk mengembangkan ketekunan, pujilah usaha anak Anda, bukan nilai atau nilai mereka.

Tujuannya adalah agar mereka terdorong untuk sukses tanpa motivator asing. Penelitian menemukan bahwa penguat dangkal sebenarnya dapat mengurangi ketekunan anak-anak.

  1. Datang Dengan Pernyataan Positif

Pembicaraan diri yang negatif seperti “Saya tidak bisa melakukannya” atau “Saya tidak cukup pintar” menggagalkan ketekunan.

Bantu anak Anda memilih pernyataan singkat dan positif untuk dikatakan kepada diri mereka sendiri ketika keadaan menjadi sulit.

Ingatkan mereka untuk mengulangi pernyataan itu dengan keras beberapa kali selama beberapa hari sampai mereka dapat mengingat untuk menggunakannya sendiri: “Sesuatu tidak harus sempurna. Saya akan menjadi lebih baik dan lebih baik jika saya terus berusaha.”

  1. Mundur Dan Biarkan Mereka Mencari Tahu

Salah satu aturan pengasuhan utama saya adalah: Jangan pernah melakukan sesuatu untuk anak-anak Anda yang dapat mereka lakukan sendiri. Setiap kali Anda memperbaiki kesalahan anak Anda atau melakukan sesuatu untuk mereka, mereka semakin belajar untuk bergantung pada Anda.

Ada kesempatan untuk mengembangkan ketekunan. Setelah Anda tahu bahwa anak Anda dapat menyelesaikan tugas sendirian, mundurlah selangkah. Biarkan mereka merangkul perasaan pencapaian itu. [ ]

Sumber: okezone.com

5

Redaksi: admin

936