6 Gaya Belajar Anak Paling Populer, Si Kecil Lebih Suka Metode Audio atau Visual, Bun?

0
336
ilustrasi foto: freepik

PARENTINGISLAM.ID – – Setiap anak dilahirkan berbeda-beda. Bahkan anak yang kembar sekalipun punya bakat dan keahlian yang berbeda pula. Nah, begitu juga dengan gaya belajar anak. Ada anak yang lebih mudah menyerap materi kalau ada bantuan alat peraga. Namun, ada juga yang bisa belajar dengan mudah kalau materinya dijadikan lagu.

Dengan mengenali metode belajarnya, anak pun belajar dengan lebih efektif. Ia bisa memahami informasi lebih baik tanpa merasa frustrasi saat belajar. Mulai dari gaya belajar visual, audio, atau kinestetik, kira-kira anak Moms tipe yang mana, nih?

Pengertian Gaya Belajar Anak

Sebelum mengetahui apakah Si Kecil adalah anak dengan gaya belajar visual, audio, atau kinestetik, tak ada salahnya Moms mencari tahu seperti apa gaya belajar anak. Gaya belajar anak adalah istilah yang mengacu pada berbagai cara kita belajar, memproses, dan menyimpan informasi.

Setiap anak kecil akan belajar melalui pengalaman langsung yang berarti, melalui menyentuh, melakukan, dan bergerak. Tak hanya itu, anak-anak juga belajar melalui penglihatan dan pendengaran.

Saat Bunda mengamati anak, kita akan mulai mengidentifikasi kekuatan dan preferensi yang memberi tahu Moms sesuatu tentang gaya belajar yang disukai Si Kecil.

Bunda ingin mengembangkan kekuatan anak, tetapi ingatlah bahwa hal itu membantu menantangnya untuk tumbuh juga. Artinya, anak kita dapat unggul dalam berbagai bidang. Karena itu, tawarkan berbagai pengalaman untuk membantu anak untuk mengembangkan kekuatan dan minat baru yang akan memperluas pemahamannya tentang dunia.

Macam-Macam Gaya Belajar Anak

Ada sejumlah gaya belajar anak yang umum dilakukan, yakni:

  • Gaya belajar visual

  • Gaya auditori

  • Gaya membaca/menulis

  • Kinestetik

Banyak anak menggunakan kombinasi masing-masing, tetapi biasanya Si Kecil memiliki satu gaya yang paling cocok untuk mereka.

Menggunakan metode belajar yang benar, akan membuat perbedaan besar dalam hal pemahaman (dan mengingat) materi anak.

Dengan mengetahui gaya belajar anak, Moms dapat memilih metode belajar efektif yang melengkapi kekuatan daripada melawannya.

  1. Gaya Belajar Audio

Anak yang belajar dengan metode audio paling bisa memahami materi dengan cara mendengarkan. Ia akan mengingat hal-hal yang didengarnya, bukan yang dilihat atau dirasakan. Misalnya, anak lebih memahami instruksi yang didikte secara verbal, bukan dalam bentuk tulisan.

Perhatikan jika saat membaca atau menghafalkan sesuatu, anak menggumamkan atau membaca keras-keras materi pelajarannya.

Ini berarti Si Kecil belajar dengan gaya belajar audio. Untuk mendukung gaya belajar audio, Bunda bisa menguji pemahaman anak dengan kuis lisan.

Mintalah anak untuk menceritakan kembali rangkuman pelajarannya pada Bunda daripada menuliskannya di atas kertas. Di sekolah, mintalah anak untuk duduk di depan supaya ia bisa mendengarkan gurunya dengan jelas.

  1. Gaya Belajar Visual

Sejumlah orang lebih menyukai gaya belajar anak visual untuk menerima informasi. Dalam hal ini, anak cukup baik dalam memproses informasi ketika dalam penggambaran grafis dari simbol-simbol yang bermakna.

Gaya belajar visual sangat bergantung pada alat peraga seperti:

  • Gambar

  • Diagram

  • Tabel

  • Film

  • Infografik

Anak akan lebih cepat belajar ketika melihat dan menyaksikan sesuatu di hadapannya. Si Kecil dengan gaya belajar anak ini lebih dapat memproses informasi ketika disajikan dalam keseluruhan, daripada sedikit demi sedikit. Anak dengan gaya belajar visual cenderung melihat informasi dengan bagan dan diagram ringkasan, dibandingkan slide informasi berurutan.

Anak mungkin mudah kehilangan konsentrasi kalau hanya mendengarkan penjelasan dari gurunya. Karenanya, perlu ada tambahan informasi visual untuk membantunya. Ketika diminta mengingat sesuatu, anak mungkin akan memejamkan matanya untuk membayangkan hal tersebut.

Supaya anak dengan gaya belajar visual ini bisa belajar dengan lebih efektif, mintalah anak untuk mencatat atau menggambar ide-ide pokok yang disampaikan gurunya. Terutama apabila belajar yang dilakukan tanpa gambar atau alat peraga.

Ketika anak sedang mempelajari materi baru, cobalah untuk mencari gambar-gambar atau grafik di internet yang bisa membantu pemahamannya. Ajari juga anak untuk mencatat atau menulis dengan berbagai warna untuk membantu mengingat isi catatannya. Mengingat Si Kecil cocok dengan gaya belajar visual, Bunda.

  1. Gaya Belajar Kinestetik

Setelah ada gaya belajar anak visual, dan audio, selanjutnya ada gaya belajar kinestetik, lho. Menurut The University of Kansas, pelajar kinestetik adalah identik dengan partisipatif yang aktif. Artinya, perlu mengambil peran aktif secara fisik dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil pendidikan terbaik mereka.

Anak kadang-kadang disebut sebagai “pembelajar taktil”, tetapi ini bisa sedikit keliru. Alih-alih hanya menggunakan sentuhan, pembelajar kinestetik cenderung melibatkan semua indra mereka secara setara dalam proses pembelajaran. Metode kinestetik berarti anak harus bergerak atau melakukan sesuatu ketika belajar, Moms.

Gaya belajar anak ini paling cepat menyerap materi sambil dipraktekkan, misalnya beraktivitas di laboratorium, bermain drama, atau sekadar bermain game sambil belajar. Kalau Si Kecil menghafalkan sesuatu atau berhitung sambil berjalan-jalan, mungkin ia masuk tipe kinestetik.

Anak yang belajar dengan metode kinestetik juga biasanya menggunakan gestur tertentu, seperti menggoyangkan kaki atau mengibaskan telapak tangan. Supaya lebih fokus saat membaca, ajari anak untuk menggerakan jari-jarinya mengikuti arah teks, seolah sedang menelusuri kata demi kata dengan jemarinya.

Biarkan anak berjalan-jalan atau mengetuk-ngetukkan meja ketika belajar. Sebaiknya berikan jeda beberapa saat, misalnya setiap 20 menit, agar anak bisa bergerak dan beraktivitas. Karena sifat aktif mereka, pelajar kinestetik sering kali mengalami kesulitan untuk berhasil dalam pengaturan kelas formal.

Namun, adapun beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya, seperti:

  • Menggunakan kartu flash untuk mata pelajaran seperti matematika dan bahasa Inggris untuk membuat hafalan menjadi pengalaman interaktif.

  • Berpartisipasi dalam belajar melalui praktek laboraotorium.

  • Dinilai, gaya belajar anak yang tidak ‘diketatkan’ oleh peraturan ini membuat mereka lebih produktif dan percaya diri.

  1. Gaya Belajar Kombinasi

Kebanyakan anak menggabungkan dua atau lebih metode belajar. Misalnya, anak bisa belajar dengan mudah jika ia membaca keras-keras catatannya sambil berjalan-jalan. Ini berarti anak adalah tipe pembelajar audio dan kinestetik.

Ingat, tidak selalu ada satu jawaban yang benar, lho. Anak Bunda mungkin termasuk dalam kategori anak yang memiliki gaya belajar anak lebih dari satu.Cara terbaik untuk mengetahui bagaimana anak Moms belajar dengan baik adalah dengan mencoba sejumlah gaya belajar anak berbeda dan melihat mana yang paling efektif

Apa pun kombinasi gaya belajar yang disukai Si Kecil, yang terpenting adalah anak merasa nyaman ketika belajar.

  1. Membaca dan Menulis

Mengutip Bay Atlantic University, ada gaya belajar anak lainnya yang sering dipakai saat ini. Ini adalah teknik membaca dan menulis. Gaya belajar membaca dan menulis ini artinya Si Kecil akan lebih mudah mencerna informasi dengan bentuk kalimat yang ditulis atau yang dibacanya.

Bagi mereka, teks lebih kuat daripada representasi visual atau auditori dari sebuah informasi. Ada berbagai cara untuk membuat anak membaca atau menulis dalam memahami pelajaran tertentu.

Misalnya, akan lebih baik jika mereka melakukan beberapa hal seperti:

  • Menjelaskan bagan dan diagram dengan pernyataan tertulis.

  • Mengerjakan kuis tertulis tentang topik tersebut.

  • Mengerjakan tugas dengan tertulis.

  • Orang-orang dengan cara ini biasanya berkinerja sangat baik pada tugas-tugas tertulis, lho.

  1. Gaya Belajar Analitik

Bunda, Si Kecil di rumah lebih menyukai tugas-tugas yang membutuhkan analisis? Sepertinya ia termasuk dalam gaya belajar anak analitik! Dengan tipe belajar ini, mereka memiliki kemampuan untuk menganalisis suatu hal dengan teliti dan jelas terlebih dahulu.

Artinya, mereka akan lebih lama ‘memproses’ atau memandang informasi. Mereka dengan tipe belajar ini terkesan belajar dengan secara bertahap dan tidak terburu-buru.

  • Sejumlah karaktertistik anak dengan gaya belajar analitik adalah seperti:

  • Belajar dengan waktu yang tidak singkat.

  • Membutuhkan konsentrasi penuh untuk berpikir.

  • Mengedapankan logika dalam memproses informasi.

  • Tidak mudah bosan dalam belajar dengan topik yang sama.

Tipe anak dengan ini juga akan mengerjakan tugas dengan perlahan dibandingkan mengutamakan hasil. Artinya, proses dinilai sangat penting untuk pembelajaran. Apakah Si Kecil salah satu yang sedang mengalami metode belajar ini di rumah?

Anak Dapat Memiliki Beberapa Gaya Belajar yang Berbeda

Lantas, apakah anak yang memiliki gaya belajar lebih dari satu itu normal? Faktanya, sebuah penelitian memperkirakan bahwa antara 50-70% populasi memiliki kesamaan dengan beberapa gaya belajar yang berbeda. Orang-orang ini disebut “pembelajar multimodal” dan cenderung sukses dalam cara belajar yang melibatkan berbagai cara.

Namun, hanya karena Si Kecil dapat berhasil dengan gaya belajar yang berbeda, tidak berarti mereka harus terlibat dengan lebih dari 1 gaya belajar dan menjadi pembelajar multimodal. Meskipun lingkungan yang kaya akan aplikasi berbasis teknologi telah banyak membantu, kita tak boleh terlena ya.

Sejumlah ahli merekomendasikan perlunya berhati-hati saat memperkenalkan desain pembelajaran multimedia ke dalam kelas. Secara umum, multimedia harus diperlakukan dengan bijaksana sebagai alat untuk tujuan pendidikan tertentu.

Instruksi yang interaktif harus disediakan untuk topik yang lebih kompleks daripada menggunakan cara menghafal dasar dan pengembangan keterampilan.

Itu dia Bunda informasi mengenai gaya belajar anak yaitu gaya belajar visual, audio, kinestetik, dan membaca menulsi. Jadi menurut Bunda, gaya belajar manakah yang sesuai dengan anak? [ ]