Anak Punya IQ Tinggi, Apa Beda Perilakunya dengan yang Lain? Ini Penjelasan Psikolog

0
207

PARENTINGISLAM.ID – – Kecerdasan adalah hal yang istimewa. Kecerdasan telah didefinisikan dalam banyak cara yakni kemampuan tingkat yang lebih tinggi, seperti penalaran abstrak, representasi mental, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.

Kecerdasan juga didefinisikan sebagai kemampuan untuk belajar, pengetahuan emosional, kreativitas, dan adaptasi untuk memenuhi tuntutan lingkungan secara efektif. Demikian dikutip dari Simply Psychology.

Untuk mengetahui tingkat kecerdasan seorang anak, dapat diukur melalui tes Intelligence Quotient atau IQ. Skor nantinya dipakai untuk menentukan anak berada di tingkat kecerdasan mana, di atas rata-rata, rata-rata, atau di bawah rata-rata.

Jika Anak Memiliki IQ Tinggi Apa Artinya Ya, Bunda?

Psikolog anak, remaja, dan keluarga Alia Mufida, M.Psi, apabila kita membahas dari klasifikasinya. IQ tinggi itu masuk klasifikasi superior dan very superior. Kalau IQ rata-rata, skornya 90-110. IQ di atas rata-rata, skornya 111-119. Nah, kalau superior itu skornya 120 ke atas. Sementara, skor 128 ke atas masuk klasifikasi very superior, Bunda.

“Kalau punya anak IQ tinggi, kita lihat juga sebaran skornya. Kalau dari kita psikolog, kita kan enggak cuma lihat dari skornya saja. Tapi kita lihat semuanya, apa aspek-aspek yang diukur, ada yang jomplang apa enggak,” kata psikolog anak, remaja, dan keluarga yang karib disapa Fida ini.

“Karena ada juga misalnya IQ rata-rata tinggi, tapi kemampuannya ada yang jomplang banget, kemampuan bahasanya rendah, tapi kemampuan motorik/performance misal kemampuan memanipulasi barang itu bagus banget,” tambahnya.

Jadi, IQ tinggi itu bukan sekadar skor hasil akhirnya, tapi detail di balik skor IQnya itu seperti apa. Kalau memang anak punya skor IQ tinggi dan sebarannya rata di semua aspek ya, Bunda.

IQ Tinggi Dilihat Dari Semua Aspek

Nah, anak yang memiliki IQ tinggi, dengan catatan sebaran skornya baik ketika dites, berarti kemungkinan anak ini punya potensi kognitif yang baik sekali.

Sehingga seharusnya secara logika, kemampuan akademis, kemampuan anak memahami pelajaran, memahami situasi, memahami lingkungan, dan pengambilan keputusan untuk dirinya serta sekitarnya itu baik.

“Anak yang punya IQ tinggi kemungkinan punya pengetahuan yang luas, daya ingat jangka panjang maupun pendek itu baik, kemampuan memusatkan perhatiannya baik,” tutur Fida.

Misalnya, anak punya bidang pengetahuannya luas nih, sehingga kalau diajak berbincang mengenai banyak topik, dia bisa punya informasi mengenai hal tersebut. Kemudian, misalnya dari kemampuan nalar abstrak, kalau di sekolah diberi soal cerita dan wacana, dia memahaminya mudah.

“Dia tahu yang mana yang dianggap penting dari wacana tersebut. Habis itu bisa mengutarakannya kembali karena punya kemampuan verbal yang baik juga,” paparnya.

Lalu, kemampuan nalar visualnya baik, misalnya dapat soal berbentuk gambar. Anak dengan IQ tinggi bisa tahu gambar yang dipecah-pecah dijadikan satu seperti apa, bangun ruang, dan kemampuan matematikanya baik.

IQ Tinggi Tak Selalu Dapat Nilai Bagus Di Sekolah

Namun kembali lagi, anak dengan IQ tinggi bisa saja mendapat nilai yang tidak sebegitu bagusnya di sekolah. Kenapa? Karena penentu bukan cuma IQ, tapi motivasi belajar, EQ.

“Kalau misalnya IQ tinggi, mentally mudah banget down atau perfeksionis. Atau kecemasannya tinggi jadi begitu ujian bisa blank, atau bisa juga menggunakan segala cara biar jadi bagus,” tuturnya.

Yang butuh digambarkan juga, menurut Fida, bahwa potensi IQ tinggi itu hadiah dari Tuhan. “Tapi tetap saja yang namanya nurture dari lingkungan, kemudian upbringingnya tiap anak, bagaimana dia dibesarkan, apa yang dianggap penting dalam keluarga. Itu biasanya berpengaruh lebih besar dibandingkan IQ tersebut.”

Tanda-tanda anak punya IQ tinggi

Lebih lanjut, Fida menjelaskan anak-anak dengan IQ tinggi menurut beberapa penelitian, perkembangan bahasanya cepat sekali. Dibandingkan anak-anak usianya, anak dengan IQ tinggi bisa menyusun kalimat dengan cepat, kalimatnya jelas, cukup cepat juga.

“Bisa menjelaskan sesuatu cukup deskriptif, menjelaskan apa yang dirasakan, menjelaskan bentuk sesuatu, melihat keseluruhan dari sesuatu, pemahaman yang cepat, gampang paham,” ujarnya.

Anak-anak IQ tinggi juga punya keinginan untuk pelajari banyak hal, bahasa lebih dari satu bahasa, atau alat musik. Karena dia punya potensi kognitif yang tinggi, jadi lebih banyak hal yang bisa dilakukan.

Banyak yang bilang, anak-anak dengan IQ tinggi cepat bosan dengan satu hal. Menanggapi ini, Fida menerangkan bahwa memang ada beberapa anak di sekolah, dia cepat mengerjakan sesuatu, dia lebih paham.

Anak dengan IQ tinggi ini dapat melihat sesuatu lebih cepat, sehingga dia butuh tantang lebih. “Makanya dia punya menguasai ini itu, istilahnya kapasitas di laptop, RAM-nya gede. Kalau RAM-nya kecil, ah fokus sama satu dulu aja deh,” ungkapnya.

“Anak yang bosan, dia terlalu mudah mengerjakan soal di sekolah sehingga dia butuh lagi sesuatu yang lebih tinggi,” tambahnya.

Lantas Bagaimana Mengetahui Potensi Kecerdasan Anak?

Menurut psikolog anak, remaja, dan keluarga Irma Gustiana, kalau kita misalnya ingin tahu bagaimana kecerdasan anak kita, sebetulnya perlu mengamati dan observasi. Kita sebetulnya bisa melihatnya dari tahapan-tahapan perkembangan mereka, Bunda.

Misalnya, paling mudah ditelusuri adalah aspek kemampuan berbahasa dan komunikasi atau bicara, hubungannya erat sekali dengan potensi kecerdasan. Sehingga ketika usia 6 bulan, 8 bulan, dan 1 tahun, anak kita ini secara kemampuan atau kecerdasannya seperti apa.

Akan tetapi, menurut psikolog yang karib disapa Ayank itu, bukan berarti juga anak dengan delay kemampuan bicara itu enggak cerdas. Jadi, indikator bahwa kemampuan berkomunikasi bicara itu salah satu aspek yang penting.

“Sekitar 1 tahun, itu kita sudah bisa memprediksi. Jadi anak-anak ini stimulasinya seperti apa nih, harus lebih banyak kah? Jangan juga sampai overstimulasi,” kata Ayank, dalam Instagram Live HaiBunda berjudul Cara Mendeteksi Potensi dan Kecerdasan Anak, beberapa waktu lalu.

Kecerdasan anak biasanya kelihatan usia 3 tahun, Bunda. Karena memang anak-anak proses berkembangnya sudah terlihat dan cukup signifikan. Ayank menuturkan pemberian stimulasi sejak 0-3 tahun, kalau dilakukan secara konsisten itu sangat memberikan pengaruh berarti pada potensi kecerdasan anak.

“Lalu, kalau pun kita pengen banget nih, aku pengen banget tahu IQ anak aku berapa. Suggest dari kita usia 4 tahun, baru dilakukan assesment supaya hasilnya akurat,” ungkapnya.

Kenapa tunggu usia empat tahun? Karena kemampuan bicara anak sudah cukup baik, pemahaman instruksinya juga sudah bagus, konsentrasinya juga sudah panjang. Nah, di situ lah para psikolog bisa bikin asesmen potensi kecerdasan anak balita. [ ]

Sumber: haibunda.com

5

Redaksi: admin

910