PARENTINGISLAM.ID – – Alergi makanan dapat dipicu dari pemberian susu formula yang tidak cocok untuk Si Kecil. Tak hanya itu saja, susu formula yang sudah terkontaminasi juga dapat menimbulkan serangkaian masalah kesehatan untuk anak-anak.
Sejauh ini, kebanyakan susu formula diolah dari susu sapi. Nah, ternyata banyak pula anak-anak yang alergi pada kandungan susu sapi. Sehingga menimbulkan risiko kesehatan yang mengkhawatirkan.
Menurut UK’s National Health Service, sekitar 7 persen bayi di bawah usia 12 bulan memiliki alergi terhadap protein dalam susu sapi. Itu sebabnya, Bunda harus hati-hati ya saat ingin memberi susu tambahan pada Si Kecil.
Melansir dari Drugwatch, gejala alergi susu sapi, yaitu seperti adanya reaksi pada kulit, masalah perut, dan hidung tersumbat. Alergi susu sapi yang parah mungkin dapat menyebabkan pembengkakan dan kesulitan bernapas.
Efek Samping Susu Formula Bayi
Susu formula bayi jarang menimbulkan efek samping yang serius. Namun, alergi makanan, kekurangan nutrisi, atau susu formula yang terkontaminasi mungkin dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius jika dibiarkan.
Bayi prematur yang mengonsumsi susu formula juga dapat mengalami kondisi serius yang disebut Necrotizing Enterocolitis (NEC) saat meminum susu formula yang tidak tepat.
NEC memengaruhi sekitar satu dari 1.000 bayi yang lahir prematur dan berisiko tinggi pada bayi yang memiliki berat badan kurang dari dua pon saat lahir.
Apa itu Necrotizing Enterocilitis (NEC)?
Necrotizing Enterocolitis adalah penyakit gastrointestinal yang biasanya menyerang bayi. Menurut artikel tahun 2021 yang dibuat oleh Jacob G. Ginglen dan Nikolai Butki, penyakit ini berakibat fatal hingga mencapai 50 persen dalam setiap kasusnya.
Kurangnya nafsu makan, nyeri tekan atau bengkak di perut, tinja berdarah, muntah, dan lesu adalah gejala yang disebabkan oleh NEC. Gejala ini biasanya memengaruhi bayi antara 3 hingga 12 hari setelah lahir, tetapi dapat juga terjadi selama beberapa minggu.
Salah satu studi menunjukkan bahwa bayi prematur yang diberi susu formula sapi atau sebagai suplemen untuk menyusui, kemungkinan memiliki risiko lebih tinggi mengalami NEC.
Efek Samping Mengganti Susu Formula Bayi
Terkadang, dokter anak mungkin akan merekomendasikan untuk mengganti susu formula bayi jika Si Kecil mengalami alergi makanan, intoleransi formula atau masalah medis lainnya.
Beberapa bayi mungkin mengalami efek samping saat susu formulanya diganti, tetapi biasanya mereka hanya mengalami masalah pencernaan ringan, seperti perubahan tinja.
Tanda-tanda bayi tidak menoleransi jenis susu formula dengan baik, meliputi:
- Diare
- Sembelit
- Perut kembung
- Sering muntah
- Masalah intoleransi yang lebih serius, bisa menyebabkan kotoran berdarah
Masalah intoleransi yang lebih serius juga dapat menyebabkan perut berbunyi menciut-ciut setelah makan
Perlu Bunda ketahui juga nih, jika mengganti susu formula Si Kecil terlalu cepat, dapat mengejutkan sistem pencernaannya yang sensitif. Sebagai orang tua, Bunda perlu mentransisikan bayi ke susu formula yang baru dengan menambahkannya secara perlahan di antara waktu menyusui.
Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter anak terlebih dahulu terkait cara mentransisikan Si Kecil dengan benar dan berapa lama untuk menguji formula baru untuk menghindari efek samping, ya Bunda.
Susu Formula Mengandung Lebih Banyak Gula?
Melansir dari The Conversation, ASI adalah sumber nutrisi yang paling direkomendasikan untuk bayi, terutama selama enam bulan pertama kelahirannya. Ini dikenal pula sebagai ASI eksklusif.
Rasa ASI cenderung manis alami yang juga tinggi energi. Kandungan utamanya adalah laktosa, Bunda. Melansir laman IDAI, laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI yang berfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak.
Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir dua kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula Lalu, bagaimana dengan susu formula yang sering dijadikan sebagai sumber nutrisi tambahan?
Studi internasional, yang diterbitkan dalam British Dental Journal, dilakukan oleh Gemma Bridge, dari Universitas Leeds Beckett, dan Profesor Raman Bedi, profesor kesehatan mulut transkultural di King’s College London dan mantan kepala petugas gigi Inggris, menemukan bahwa lebih dari setengah produk susu formula mengandung lebih dari 5 gram gula per 100 ml, lebih banyak dari jumlah yang ditemukan pada beberapa minuman bersoda.
Lebih membahayakan lagi, susu formula juga ada yang mengandung gula tambahan yang diberikan selama produksi dan tidak ditemukan di dalam ASI. Duh, harus lebih hati-hati mencermati kandungannya ya, Bunda.
“Ini mungkin buruk untuk bayi karena mengonsumsi gula tambahan yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada gigi, pola makan yang buruk, dan menyebabkan obesitas pada anak-anak,” kata para peneliti, dikutip dari Evening Standard.
Kandungan gula yang terdapat dalam susu formula sangat mengkhawatirkan untuk kesehatan anak-anak. Oleh karena itu, orang tua disarankan untuk memilih ASI sebagai asupan Si Kecil. [ ]
Sumber: haibunda.com
5
Redaksi: admin
930