PARENTINGISLAM.ID – – Manfaat Air Susu Ibu (ASI) untuk kesehatan bayi tidak perlu diragukan lagi. Sudah banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bayi yang mendapat ASI terhindar dari malnutrisi, baik kurang gizi maupun lebih gizi (overweight dan obesitas).
ASI mempunyai kecerdasan lebih, mempunyai daya tahan yang lebih baik terhadap penyakit dan masih banyak manfaat positif lain dari ASI terhadap tumbuh kembang anak.
Salah satu manfaat ASI yang masih terus diteliti adalah dampaknya terhadap pengurangan risiko obesitas. Namun demikian, penelitian yang mencari hubungan antara peran ASI dengan risiko dan kejadian obesitas tidak sebanyak hubungan antara peran ASI dengan gizi kurang.
Penelitian untuk mencari hubungan antara ASI dengan obesitas makin banyak dilakukan walaupun dengan hasil yang beragam. Makalah ini bertujuan untuk membahas peran ASI dalam mengurangi risiko dan kejadian obesitas pada anak dan pada usia selanjutnya.
Penyebab Obesitas
Dahulu sel adiposit (sel lemak) dipahami hanya sebagai tempat penyimpanan kelebihan energi dalam bentuk asam lemak dan kolesterol. Namun penelitian selanjutnya membuktikan sel lemak ternyata juga menghasilkan beberapa zat aktif yang berfungsi atau menyerupai hormon seperti leptin, adiponektin dan masih banyak lagi.
Secara biokimia pada awalnya salah satu hipotesis penyebab obesitas adalah menurunnya kadar hormon leptin (hipoleptinemia) sehingga terjadi disfungsi leptin. Hal ini mengakibatkan leptin tidak mampu menjalankan fungsinya menurunkan asupan makanan dan meningkatkan pengeluaran energi. Namun ternyata penelitian menunjukkan pada obesitas anak dan dewasa terjadi peningkatan kadar leptin (hiperleptinemia) , namun tetap saja terjadi disfungsi hormon leptin, hal disebabkan terjadinya keadaan resistensi leptin.
Secara umum penyebab obesitas dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu faktor lingkungan dan faktor genetik. Sekitar 90 % penyebab obesitas adalah faktor lingkungan yang meliputi pola makan yang berlebihan dan cara hidup yang tidak sehat (sedentary life).
Peran ASI Dalam Pencegahan Obesitas
Penelitian pertama yang mencoba mencari peran ASI terhadap kejadian obesitas anak dilakukan oleh Kramer pada tahun 1981 yang menyimpulkan ASI berperan terhadap pencegahan obesitas. Setelah itu banyak penelitian sejenis yang dilakukan dengan berbagai disain penelitian.
Seperti telah disinggung di awal tulisan, penelitian untuk mencari hubungan antara pemberian ASI dan risiko obesitas dikemudian hari menggunakan kriteria/parameter yang berbeda-beda.
Perbedaan tersebut antara lain pada definisi ASI eksklusif, penentuan diagnosis obesitas dan jangka waktu pemantauan (follow up). Di bawah ini rangkuman tentang penelitianpenelitan yang telah dilakukan.
Penelitian di Indonesia yang mengkaji hubungan pemberian ASI dengan timbulnya atau risiko obesitas sepengetahuan penulis masih sangat terbatas. Hal ini dapat dimaklumi, walaupun Indonesia termasuk negara berkembang namun frekuensi pemberian ASI terutama ASI eksklusif masih rendah khususnya di kota-kota besar.
Penelitian untuk mencari hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan risiko terjadinya obesitas dilakukan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah yang melibatkan sekitar 700 anak usia 3-5 tahun. Disain yang digunakan adalah kohort retrospektif, yang kemudian dilakukan analisis menggunakan uji kai kuadrat dan regresi logistik.
Mekanisme ASI Mengurangi Risiko/Kejadian Obesitas
Melihat penelitian-penelitian di atas maka tampak mekanisme bagaimana ASI dapat mencegah risiko atau terjadinya obesitas masih belum jelas benar, tetapi beberapa hal di bawah ini diduga sebagai mekanisme dasar yaitu:
Bayi yang mengonsumsi ASI dapat mengatur asupan kalori sesuai kebutuhan dan ibu bayi juga percaya bila bayinya berhenti minum artinya kebutuhan nutrisi sudah terpenuhi. Sedangkan ibu yang bayinya mendapat susu botol umumnya kurang yakin apakah bila botol susu bayi kosong, bayi telah mendapat cukup asupan nutrisinya.
Bayi yang mendapat ASI lebih mudah menerima makanan padat pada saat penyapihan dibandingkan bayi yang mendapatsusu formula. Daya terima terhadap makanan baru bayi yangmendapat ASI juga lebih baik, hal ini disebabkan bayi yang
mendapat ASI telah mengenal rasa berbagai macam makananmelalui makanan yang dikonsumsi ibunya sejak bayi dalamkandungan.
Dibandingkan susu formula, ASI mempunyai efek yang lebih baik terhadap metabolisme tubuh bayi dan metabolisme hormon seperti misalnya insulin dan leptin dalam kaitan pengaturan dan deposit lemak tubuh. Hal ini yang menyebabkan bayi yang mendapat ASI cenderung tidak obes dibandingkan yang mendapat susu formula.