PARENTINGISLAM.ID – – Musim pancaroba yang terjadi belakangan ini memang membuat berbagai macam penyakit. Salah satunya adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) muncul di musim penghujan.
DBD pun tidak kalah berbahayanya dibandingkan Covid-19, lantaran memiliki potensi menyebabkan kematian, apalagi bagi anak-anak yang sering main di luar rumah. Sebagaimana diketahui DBD ini disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.
Nyamuk ini sering sekali menetaskan telur-telurnya di genangan air. Tak heran jika populasi nyamuk ini bertambah dengan cepat di musim penghujan.
Sub Koordinator Urusan Penyakit Menular Tular Vektor dan Zoonosis, Dinkes DKI Jakarta, Roosvita Nur Aini, mengatakan bahwa nyamuk Aedes Aegypti beroperasi ketika rush hour atau jam sibuk seperti di jam 08.00 – 10.00, kemudian siang di jam 14.00 – 16.00.
Demam Berdarah
Ketika seseorang terkena gigitan, gejala baru akan muncul di hari ketiga setelah gigitan. Gejalanya meliputi demam tinggi di hari 1-3, sakit kepala berat, mual, susah makan, ruam atau bintik merah. Kondisi yang dan lebih parah lainya ialah pendarahan.
“Di Faskes kita sudah ada pemeriksaan dini untuk meneliti apakah sudah ada virus Dengue di tubuh. Pemeriksaan ini dimulai dari hari 1-3 demam tinggi, dengan cara pengecekan darah,” kata dr. Roosvita, sebagaimana dirangkum dari laman resmi Dinas Kesehatan Jakarta, Senin (31/01/2022).
Dokter Roosvita mengatakan, perbedaan yang paling terlihat hanya pada demam. Jika manusia normal akan merasakan demam tinggi, namun bagi penderita Immunocompromised mereka akan mengalami demam biasa namun gejala lainnya seperti hilang nafsu makan, sakit kepala dan lain-lain sama.
“Oleh karena itu sebaiknya jika penderita Immunocompromised mengalami gejala DBD lainnya selain demam, segera memeriksakan diri ke Faskes terdekat,” tuntasnya. [ ]
Sumber: okezone.com
5
Redaksi: admin
840