PARENTINGISLAM.ID – – Pasti bikin cemas dan khawatir , bila mulai sering melihat anak suka memukul untuk melampiaskan perasaan tidak senangnya. Apalagi bila teman bermain dan orang asing ikut jadi korban.
Menurut psikolog anak, alasan utama anak suka memukul saat merasa kesal atau marah adalah karena belum belum tahu cara yang benar untuk mengekspresikan emosinya. Si Kecil juga memukul tanpa sadar akan konsekuensi yang ditimbulkan dari perilakunya.
Jangan biarkan anak memiliki sifat memukul. Hal ini bisa membuat anak dikucilkan saat berada di luar lingkungan rumah atau berada di sekitar teman-temannya.
Agar tidak sampai jadi kebiasaan buruk yang terus terbawa hingga tumbuh besar nanti, hadapi anak suka memukul dengan cara ini.
Cara Mengatasi Anak Suka Memukul
Umumnya, anak suka memukul adalah caranya mengekspresikan emosi. Namun, selain itu ia juga meniru orang tua atau orang disekitarnya.
Ia akan mempelajari reaksi figur lekatnya ketika ia merangkak, menyebutkan kata-kata tertentu, termasuk juga ketika ia mencubit, menjambak, memukul, dan bahkan menggigit. Maka dari itu, penting untuk memberikan contoh yang baik untuk Si Kecil ya, Bunda
-
Cari Tahu Pemicunya
Seperti yang sebelumnya dijelaskan, selalu ada pemicu yang membuat anak suka memukul. Selain karena belum bisa mengekspresikan emosi secara sehat, balita bisa menjadi lebih agresif karena perubahan dinamika keluarga.
Ini bisa berupa pindah rumah atau perceraian, berkenalan dengan teman baru yang suka memukul, atau alasan lainnya. Sebenarnya, mayoritas balita memukul karena alasan yang mirip-mirip.
Jika tahu apa penyebabnya, Bunda dapat menjauhkannya dari penyebab perilaku agresif. Bantu ia untuk menyalurkan perasaannya dengan cara yang lebih positif dan damai.
Bunda bisa mulai menulis jurnal untuk mencatat situasi yang mungkin memicu perilaku suka memukulnya. Lalu, cari pola umum yang bisa diambil.
-
Ajari Cara Berkomunikasi Dengan Benar
Pada sebagian kasus, anak suka memukul bukan karena rasa marah atau frustasi, lho. Tapi bisa jadi karena tidak tahu cara lain untuk mendapatkan perhatian. Kunci mengatasinya adalah mengajarkan Si Kecil untuk berkomunikasi menggunakan tangannya, tapi dengan lebih lembut.
Saat anak sedang menjengkelkan dan mulai ingin memukul, segera alihkan dengan interaksi yang lebih menyenangkan. Bunda bisa mengajaknya seperti bernyanyi atau memberikan mainan favoritnya.
Bila cara ini tak berhasil dan Si Kecil masih memukul, katakan “daripada memukul, lebih baik peluk Bun”. Atau, ajari cara untuk menepuk pundak dengan lembut saat ia sedang butuh perhatian.
“Ajari anak-anak untuk memberi tahu Anda bagaimana perasaan mereka. Validasi perasaan mereka,” kata Catricia Tilford, MD, dokter anak bersertifikat dari Amerika Serikat.
-
Tumbuhkan Empati
Sudah waktunya Bunda menumbuhkan empati dan menyadarkan Si Kecil kalau perilaku suka memukul akan menyakiti orang lain. Anak berusia 2 tahun sudah cukup pintar untuk mengerti apa yang Bunda maksud.
Maka, Bunda bisa mulai memberikan masukan yang menumbuhkan empatinya, sehingga anak suka memukul bisa diatasi. Bila hal tersebut terjadi lagi, Bunda bisa katakan, “Temanmu akan merasa sakit dan sedih bila dipukul.
Kalau ingin bermain, adik bisa pilih untuk tunggu sampai giliran temanmu selesai atau berbagi mainan.” Lalu jangan lupa ajari Si Kecil untuk selalu minta maaf setelah melakukan kesalahan.
Melansir Positive Dicipline, Si Kecil mungkin belum bisa membayangkan dirinya ada di posisi anak yang dipukulnya. Namun, sikap terpuji ini perlahan-lahan akan meresap dalam dirinya dan membuat ia menyadari konsekuensi dari tindakannya.
-
Berikan Contoh Baik
Sulit mengajarkan anak suka memukul untuk merubah perilakuknya, bila Bunda sendiri suka membentak, menyentil atau memukul setiap kali Si Kecil berbuat salah. Fokus Bunda seharusnya membantu anak mempelajari cara positif untuk mengelola emosi mereka.
Menghukum anak atau mengatakan kepadanya bahwa dia ‘jahat’ atau ‘nakal’ hanya memperburuk perasaannya dan membuat anak semakin agresif.
Jangan pernah memukul atau marah dengan melampiaskan pada fisik anak. Sebab, anak bisa meniru dan sikap agresifnya akan semakin terlihat. Selain akan membuat Si Kecil semakin agresif, dengan bersikap kasar pada anak, anak tidak akan mengerti apa yang Bunda maksud.
Coba pendekatan yang lebih lembut untuk mengatasi situasi sulit, tanpa menggunakan pukulan atau kekerasan. Seperti memberikan alasan jelas untuk hal yang dilarang atau menawarkan pengganti untuk sesuatu yang direlakan si kecil.
Dalam situasi kritis di mana anak bisa menyakiti dirinya sendiri atau merusak barang berharga, Bunda bisa mengubah nada suara menjadi lebih serius disertai bahasa tubuh yang tegas agar anak berhenti.
-
Terapkan Disiplin Ganda
Saat anak suka memukul sembari menunjukkan rasa tidak hormat serta meremehkan, segera dudukkan anak. Tatap dan katakan dengan tegas bahwa ia tidak boleh memukul dalam kondisi apa pun. Peringatkan bahwa perilaku seperti itu tidak bisa diterima dan akan ditindak dengan tegas.
Berikan anak waktu time-out di kamarnya, lalu setelah amarahnya mereda, bicarakan hal ini bersama Ayah dan Bunda.
Selanjutnya, Bunda bisa menegaskan bahwa memukul adalah hal yang tidak bisa diterima dan akan ada konsekuensinya. Bila Ayah dan Bunda kompak, Si Kecil akan berpikir dua kali untuk mengulanginya.
-
Ajarkan untuk Menggunakan Tangan Dengan Baik
Bunda perlu memberikan banyak waktu untuk memeluk, membelai, atau memijat Si Kecil agar ia belajar untuk menggunakan tangan dengan cara lembut. Melansir Healthline, ini adalah cara ampuh yang selain mendisplinkan anak suka memukul, juga mengajarkannya mencintai tubuhnya.
Mungkin jika ia ingin mulai memukul, Bunda dapat mengalihkannya, misalnya dengan gerakan “Tos!”
-
Beri Pekerjaan Rumah
Jika anak suka memukul meskipun Bunda sudah melarangnya berkali-kali, cobalah berikan ia pekerjaan rumah ekstra. Kalau biasanya Si Kecil hanya harus membersihkan kamarnya, mintalah ia untuk membersihkan kamar adiknya juga. Hukuman ini dipercaya dapat memberikan efek jera supaya ia tidak lagi memukul.
-
Luangkan Waktu yang Cukup untuk Anak
Tidak ada salahnya meluangkan waktu untuk bermain dengan anak. Selain mengatasi anak suka memukul, Bunda juga bisa membangun bonding. Buatlah waktu dengan anak sesering mungkin dan buatlah permainan yang menyenangkan.
Sesekali Bunda boleh memberikan hadiah yang dia inginkan dengan mengajarkan sikap-sikap yang terpuji sebelumnya. Jangan lupa juga memuji Si Kecil atas apa yang dia lakukan selama satu hari di lingkungan rumah atau sekolah. Sehingga, ia akan mengerti bahwa perbuatannya baik dan akan membuat senang kedua orangtuanya. Sering-seringlah memeluk anak agar Bunda semakin dekat dengan Si Kecil.
Konsistensi Bunda dalam memberikan contoh yang baik dan mengajari anak cara mengungkapkan perasaan akan sangat membantu balita berhenti memukul. Apa Bunda punya cara lain yang efektif untuk menghadapi anak suka memukul? Selamat mencoba. [ ]
Sumber: orami.co.id
5
Redaksi: admin
835