PARENTINGISLAM.ID – – Kala kehamilan tak kunjung hadir dalam waktu lebih dari satu tahun, suami-istri tentunya akan merasakan kegundahan. Namun, kegundahan itu tidak ada gunanya bila tidak memacu daya ikhtiar serta kemauan untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta.
Ikhtiar yang dimaksud tentunya berupa upaya yang tidak menyimpang dari tuntunan Islam. Hal ini perlu diperhatikan karena biasanya bila seseorang tengah panik, kadang upaya yang dilakukan menjadi tak terarah dan cenderung serabutan.
Ibarat seseorang yang terpeleset di tepi tebing, ia akan menggapai apa saja yang ia lihat dan ada di dekatnya, walaupun hanya sejumput rumput liar. Secara logis, jelas ia tahu bahwa rumput itu takkan mampu menopang berat badannya, namun tetap ia gapai juga.
Upaya yang dapat dilakukan sendiri Banyak hal yang dapat dilakukan, baik sebagai upaya preventif (pencegahan) agar tidak terjadi infertilitas, maupun kuratif (penanggulangan) bila selama satu tahun pasangan suami-istri tak kunjung mendapatkan momongan.
Dikutip dari buku “Kehamilan yang Didamba, Ikhtiar Menggapai dan Merawat Kehamilan “ karya dr. H. Hanny Ronosulistyo, Sp.OG(K)., M.M. & Dr. H. Aam Amiruddin,M.Si berikut ini upaya yang bisa dilakukan pasangan suami istri agar segera hamil dan dikaruniai momongan:
-
Upaya Preventif
Upaya preventif yang dapat dilakukan.
-
Membiasakan pola hidup sehat, yaitu dengan cara makan secara teratur dan tidak berlebihan, cukup istirahat, serta melakukan olahraga secara teratur.
-
b. Memperteguh ketahanan mental agar terhindar dari stres. Tak ada cara yang lebih ampuh untuk mendapatkan ketahanan mental yang prima selain keyakinan yang bulat bahwa hanya kepada Allah seluruh makhluk bergantung, hanya kepada Allah pula semuanya memohon pertolongan, dan kepada Allah segala urusan akan kembali.
-
Menghindari berbagai hal yang dapat menimbulkan penyakit yang berhubungan langsung dengan alat-alat reproduksi, misalnya:
(1) Bagi wanita, selalu menjaga kebersihan celana dalam dengan menggantinya minimal sehari dua kali. Hal ini harus lebih diperhatikan bila datang bulan. Tidak terjaganya kebersihan di “wilayah” kelamin dapat menyebabkan keputihan jangka panjang, gatal, berbau, dan terasa perih.
Keputihan seperti ini dikhawatirkan masuk ke dalam rahim sehingga dapat menyebabkan infeksi dan perlengketan di saluran telur.
(2) Untuk pria, hendaknya tidak terlalu sering memakai celana yang ketat dan terbuat dari bahan yang panas, karena suhu ruangan yang panas di sekitar scrotum (kantong buah pelir) dapat mengganggu kualitas hidup spermatozoa diproduksi oleh testis. Hendaknya tidak pula berlama-lama dalam ruangan yang panas.
-
Upaya Kuratif
Adapun upaya kuratif yang bisa dilakukan antara lain:
-
Mengatur jadwal sanggama. Jadwal yang baik adalah 3 hari sekali. Dalam tempo tiga hari, produksi spermatozoa yang dihasilkan testis relatif cukup baik. Hari pertama setelah ejakulasi, kualitas sperma kurang baik. Hari kedua agak membaik.
Dan hari ketiga baik sekali. Selain itu, dalam jangka waktu 3 hari, spermatozoa masih mungkin melakukan pembuahan, sehingga akan selalu siap untuk membuahi sel telur yang matang. Sebenarnya, sperma mampu hidup sampai tujuh hari di dalam rahim, tetapi kemampuan bergerak dan membuahi menurun tajam setelah hari ketiga di dalam rahim.
-
Berhubungan intim dengan gaya konvensional, yaitu istri telentang di bawah dan suami “mendatangi” dari atas. Posisi ini akan lebih memungkinkan seluruh sperma yang keluar tertampung dalam liang sanggama sehingga cukup banyak spermatozoa yang berenang menyeberangi leher mulut rahim. Upayakan cairan sperma selama mungkin berada dalam liang sanggama.
-
Posisi yang terbaik adalah suami berdiri dan istri telentang di tempat tidur. Caranya, dekatkan tempat tidur ke dinding. Beri jarak yang cukup agar suami dapat berdiri di antara dinding dan tempat tidur.
Posisi istri menghadap suami dengan pinggul dan pinggang diganjal bantal cukup banyak sehingga kelamin suami dan istri sama tinggi. Bila telah terjadi ejakulasi, suami melepaskan kelaminnya lambat-lambat sambil melihat adakah sperma yang tumpah.
Bila masih ada yang tumpah, berarti posisi pinggul istri kurang tinggi. Tambahkan lagi bantal untuk mengganjal pinggul. Kemudian, suami bergeser sambil meletakkan kaki istri ke dinding. Pertahankan posisi ini selama mungkin. Bahkan sampai pagi bila memungkinkan. [ ]
5
Redaksi: admin
901