Kehamilan Bermasalah, Ini Penjelasannya Hamil Kosong dan Hamil Anggur

0
290
PARENTINGISLAM.ID – – Berita kehamilan tentu saja menggembirakan setiap pasangan suami-istri yang mendambakannya. Akan  tetapi, perjalanan mendapatkan sang buah hati kadang  tidak semudah yang dibayangkan. Bahkan ketika tanda  kehamilan itu begitu nyata, masih saja ada masalah  yang apabila tidak dicermati dengan bijaksana dapat  menimbulkan keguguran.

 

Beberapa hal berkenaan dengan kehamilan yang  bermasalah adalah hamil di luar kandungan, hamil kosong dan hamil anggur. Bagaimana ciri dan cara mengatasinya? Berikut ini penjelasannya:
 
  1. Hamil Kosong
Hamil kosong adalah suatu kondisi calon janin tidak berubah menjadi bayi. Jadi, hanya kantong yang terbentuk, tetapi janinnya tidak berkembang. Tidak diketahui secara pasti apakah di dalam kantong itu ada janin yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata, atau hanya kantongnya yang tumbuh.

 

Subhanallah, sampai sekarang belum dapat kita ketahui mengapa kantong rahim bisa tumbuh terus tanpa ada janin di dalamnya. Seharusnya kalau janinnya tidak terbentuk, keseluruhan perangkat pendukung kehamilan tidak terbentuk juga.

 

 Bagaimana cara mendeteksi hamil kosong? Sekarang ada alat pengindraan yang disebut dengan ultrasonografi (USG). Dengan USG, kita dapat melihat kantong kehamilan. Bila besarnya sudah lebih dari 2,5 cm, semestinya janin sudah dapat terlihat.

 

Bila janin tidak terlihat pada kantong janin yang ukurannya 2,5 cm, kemungkinan besar terjadi hamil kosong. Bila itu yang terjadi, harus diambil tindakan pengeluaran kandungan, baik dengan menggunakan obat atau pengerokan rahim (kuretase).

 

  1. Hamil Anggur
Hamil anggur disebabkan oleh adanya gangguan pada pertumbuhan janin yang hampir sama dengan kehamilan kosong. Hanya, pada hamil anggur terjadi gangguan pertumbuhan dari akarnya (ari-ari/plasenta). Di dalam kandungan, janin dihubungkan oleh tali pusat pada plasenta. Plasenta ini berfungsi menyerap makanan dan darah dari ibu melalui tali pusat.

 

Janin juga mengeluarkan kotorannya melalui tali pusat dan dikembalikan ke plasenta. Dari plasenta, kemudian diteruskan pada proses metabolisme tubuh ibu. Pada hamil anggur, plasenta berubah menjadi tumor jinak.

 

Hal ini terjadi karena ada pertumbuhan yang abnormal (neoplasma) sehingga menyebabkan plasenta membesar kemudian membentuk struktur berupa gelembung-gelembung menyerupai anggur.

 

Gelembung[1]gelembung tersebut terdiri atas gelembung kecil maupun gelembung besar yang kemudian akan tumbuh dengan sangat hebat. Karenanya, pada hamil anggur biasanya rahim lebih besar dari ukuran normal. Berhati-hatilah.

 

Kalau kita menemukan rahim yang lebih besar daripada ukuran normal, dan kita tidak menemukan denyut jantung bayi, kemungkinan besar terjadi hamil anggur. Dengan alat pengindraan USG, kita bisa melihat dengan jelas gambaran dari anggur-anggur tersebut.

 

Biasanya tidak ada janin di sana, walaupun ada pula kemungkinan terdapat janin pada hamil anggur yang biasa disebut molahitadosa.

 

Terkadang, janin tersebut hidup dan hal ini disebut dengan mola parsialis. Jika janin dalam kandungan tersebut meninggal, disebut mola complex, hal ini disebabkan oleh sistem transportasi melalui plasenta berlangsung abnormal sehingga janin tidak mendapatkan makanan.

 

Satu hal yang menimbulkan pertanyaan, mengapa janin meninggal sementara kehamilan terus berkembang? Lagi-lagi, ini adalah kekuasaan Allah Ta’ala. Subhanallah!

 

Anggur-anggur tersebut kadang-kadang bisa tumbuh di dalam atau di luar, menembus hingga merusak rongga rahim yang disebut mola destruen. Mola ini dapat berpotensi menjadi ganas karena terbentuk dari neoplasma yang bisa berubah menjadi ganas. Bentuk ganas dari hamil anggur itu disebut chorio carcinoma.

 

Keganasan hamil anggur masih dapat diobati tanpa menutup kemungkinan untuk hamil di kemudian hari. Hal yang perlu diperhatikan, walaupun sudah diadakan pembersihan pada rahim, bisa saja kadar dari beta HCG yang dihasilkan oleh plasenta masih bertahan sampai beberapa bulan di dalam darah.

 

Artinya, walaupun “anggur”-nya sudah dihancurkan, masih ada bagian-bagian renik dari organ yang memproduksi zat. Karenanya, sebaiknya dilakukan pengukuran kadar beta HCG yang teratur untuk melihat apakah plasenta sudah habis dan mati atau belum.

 

Dalam keadaan normal, sepuluh hari sesudah keguguran, tes urine sudah harus menunjukkan tanda negatif. Pengukuran kadar Beta HCG inilah yang merupakan alat pengukuran kesembuhan dari mola ini. [ ]

 

Sumber: dikutip dari buku Kehamilan yang Didamba Ikhtiar Menggapai dan Merawat Kehamilan karya dr. H. Hanny Ronosulistyo, Sp.OG(K)., M.M. & Dr. H. Aam Amiruddin,M.Si

 

5

Redaksi: admin

894