Tanda Awal Balita Mengalami Kegemukan, Ini Yang Ayah Bunda Ketahui

0
579
PARENTINGISLAM.ID – – Balita yang punya tubuh gemuk memang menggemaskan. Masyarakat juga beranggapan bahwa balita yang gemuk itu lebih sehat daripada yang kurus. Tetapi, anggapan itu tak sepenuhnya benar lho, Bun. Pasalnya, balita yang kegemukan atau mengalami overweight, bahkan obesitas, justru tak sehat. Kegemukan pada balita bisa mengakibatkan masalah kesehatan serius yang harus dihadapi anak hingga dewasa kelak.
Seperti dikutip dari popmama.com berikut ini tanda-tanda balita kegemukan, penyebab, dan bagaimana cara mencegah agar hal ini tidak terjadi, dilansir dari Firstcry:
  1. Kegemukan Pada Balita Meningkatkan Risiko Kesehatan Serius
Sementara banyak orangtua mengkhawatirkan sang Buah Hati terlalu kurus dan tidak cukup mendapatkan gizi, di sisi lain balita yang kelebihan berat badan juga perlu menjadi perhatian khusus. Penelitian di Amerika menemukan bahwa sekitar 14 persen balita tergolong dalam kategori obesitas.
Kegemukan berat badan pada balita ini meningkatkan risiko anak mengembangkan komplikasi kesehatan jangka panjang. Misalnya diabetes, masalah jantung, dan lain-lain.
Masalah lain yang timbul adalah sulitnya bagi anak-anak yang mengalami kelebihan berat badan untuk menjadi sehat di kemudian hari karena mereka telanjur mengembangkan kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat. Perlu waktu lebih untuk mengubah kebiasaan itu.
  1. Mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT) Balita
Di usia sekitar 2 tahun, indeks massa tubuh (IMT) dapat membantu mengetahui apakah berat badan balita mama ideal, kurang, atau berlebih.
Jika anak termasuk dalam kategori persentil ke-85 atau lebih, itu artinya si Kecil termasuk dalam kategori kelebihan berat badan. Tetapi jika ia termasuk dalam persentl 95 atau lebih, itu artinya ia termasuk dalam kategori obesitas yang harus segera ditangani oleh dokter.
  1. Persentil Berat Dan Panjang Balita
Apabila anak berusia kurang dari 2 tahun, maka persentase berat dan panjang anak menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan pertumbuhan dan perkembangannya.
Meskipun begitu, orangtua tidak perlu khawatir tentang persentil berat dan panjang balita ini selama anak menunjukkan konsistensi dalam kurva pertumbuhannya. Misalnya, anak berada di bawah persentil ke-75, sehat, dan makan dengan baik, maka anak tergolong aman.
Jika anak mengalami lonjakan atau penurunan persentil secara signifikan, orangtua perlu memperhatikan dan segera memeriksakan anak ke dokter.
  1. Tanda-Tanda Balita Kegemukan
Berat badan anak menjadi salah satu indikator penting dalam tumbuh-kembangnya. Terkadang kelebihan atau kekurangan beberapa kilogram bisa membuat perbedaan yang signifikan.
Berikut ini beberapa tanda awal balita kegemukan, antara lain:
  • Anak malas bergerak dan terlihat kurang aktif dibandingkan teman-teman sebayanya
  • Muncul lipatan-lipatan tubuh di bagian perut, pinggang, dagu, dan leher
  • Bayi mengalami gangguan tidur
  • Kurva berat badan meningkat tajam
  • Tampak perubahan bentuk tubuh, misalnya tungkai kaki yang bengkok, bagian dada yang membesar, dan lain-lain
  1. Penyebab Balita Kegemukan
Balita bisa mengalami kegemukan karena berbagai faktor. Seringkali orangtua memberi camilan untuk menenangkan bayi, di luar jam makan camilan yang seharusnya. Begitu pula dengan jam makan yang tidak teratur, dapat membuat balita kelebihan berat badan.
Balita yang jarang beraktivitas fisik secara aktif juga berisiko mengalami kegemukan. Biasanya balita yang kegemukan cenderung berkegiatan yang sifatnya sedentari, seperti duduk melihat televisi.
Selain kedua faktor di atas, faktor genetik juga turus menjadi penyebab balita kegemukan. Apabila orangtua mengalami kelebihan berat badan, maka ada kemungkinan mereka akan mewariskan gen ini pada anaknya.
  1. Mencegah Balita Kegemukan
Balita yang gemuk memang lucu, tetapi gemuk saja tidak berarti sehat. Yang terpenting adalah memastikan bayi mendapatkan asupan gizi yang seimbang dan sesuai porsinya.
Orangtua dapat menyediakan makanan-makanan yang sehat untuk anak. Misalnya buah, sayur, yogurt, dan kacang-kacangan. Perkenalkan makanan-makanan ini sejak dini agar anak terbiasa memakannya. Makanan-makanan ini juga sehat disajikan sebagai camilan, ketimbang memberikan keripik, roti-rotian, atau makanan kalengan.
Selain itu, berfokuslah pada kualitas ketimbang kuantitas. Orangtua seringkali berlebihan memberi makan anak karena khawatir anak kelaparan. Padahal tidak juga lho, Bun. Lebih baik memberikan anak beragam kelompok makanan dengan nutrisi yang bervariasi dalam jumlah wajar, ketimbang memberi dalam jumlah banyak tetapi kurang variatif.
Biarkan anak mengenal rasa lapar dan mengetahui kapan ia kenyang. Hal ini akan membantu anak mengetahui kapan ia harus berhenti makan.
Batasi asupan jus kemasan dan minuman manis karena kelompok minuman ini dapat menyebabkan konsumsi kalori berlebih.  Semoga informasi ini bermanfaat dalam menjaga kesehatan balita agar tidak mengalami kegemukan ya, Bun. [ ]

 

5

Redaksi: admin

860