PARENTINGISLAM.ID – – Aturan adalah bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Aturan diperlukan untuk memudahkan kita dalam bergaul secara damai dengan orang lain. Aturan disendiri diterapkan dalam lingkup yang luas (besar) misalnya seluruh dunia, nasional, wilayah juga dalam lingkup yang sempit (kecil) misalnya lingkungan RT RW bahkan dalam rumah tangga.
Aturan dalam rumah tangga agar tercipta kondisi yang tentram dan berjalan sesuai harapan antara anggota keluarga baik antara orang tua dengan anak-anak maupun antar anak-anak itu sendiri. Namun yang perlu dipahami bahwa aturan dalam rumah tangga atau keluarga adalah harus sesuai dengan perkembangan anak-anak itu sendiri.
Sering kali orang tua merasa aturan yang diterapkan dalam keluarganya sering tidak efektif yang disebabkan oleh ketidakkonsistennya sesama anggota keluarga sehingga aturan menjadi tidak lagi terasa aturan melainkan sekedar pajangan didindiang semata.
Lalu bagaimana membangun konsistensi aturan dalam keluaga khususnya antara orang tua dengan anak-anak? Berikut ini tipsnya:
-
Anak-anak Bukan Orang Dewasa versi Kecil
Meski pun aturan dibuat untuk mengatur anak-anak menjadi disiplin sesuai arahan orangtua namun yang perlu diperhatikan adalah tidak mendikte mereka. Yang harus orang tua ingat adalah anak-anak pribadi yang merdeka yang mempunyai kemerdekaan. Dalam membuat aturan hendaknya anak-anak juga dilibatkan dan didengar suaranya.
-
Jelaskan Aturan Tersebut Sehingga Mudah Dipahami Anak-anak
Buat aturan yang mudah dipahami oleh anak-anak yang sesuai dengan usianya. Aturan yang mudah dipahami akan membuat anak merasa nyaman dan tidak terpaksa ikut aturan. Demikian juga jika anak melanggar aturan maka dengan mudah mereka paham akan sanksinya.
-
Jelaskan Konsistensinya
Aturan dibuat untuk ditaati untuk terciptanya bersamaan yang “indah” dalam keluarga. Untuk anak-anak yang harus dan paham jika ia melanggar aturan. Misalnya membereskan mainan, mencuci piring dan gelas dan sebagainya.
-
Laksankan Dengan Konsisten
Ada kalanya seorang anak menguji kesabaran dan konsistensi orang tua dalam menerapkan aturan, anak-anak sengaja melanggar aturan. Hal ini ia lakukan sejauh mana orangtua konsisten. Misalnya ia tidak mau membereskan mainannya, padahal orangtua sudah mengingatkan dan memintanya tetapi anak menolak.
Lalu Bunda membereskan mainannya tersebut dan memasukkannya kedalam kardus atau kotak mainan. Hal ini tentu akan membuat anak menangis, merengek, ingin merebutnya Kembali dan berjanji untuk membereskannya sendiri agar dapat Kembali bermain. Maka Bunda bisa menyampaikan,” Mainanmu akan Bunda simpan karena tadi Bunda yang membereskannya. Kamu boleh main lagi setelah dua hari”.
Jika Bunda tergoda oleh janji anak dan mengembalikan mainannya, berarti Bunda tidak konsisten dengan yang Bunda sampaikan sendiri. Selamat mencoba Ayah Bunda. [ ]
5
Redaksi: admin
830