Oleh: dr. Eddy Fadlyana, Sp.AK*
PARENTINGISLAM.ID – – Seorang ibu pernah mengeluh kepada penulis tentang sikap anaknya yang sering mengamuk. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk meredam amukan anaknya tersebut.
Sang ibu menjadi serba-salah karena setiap keinginan anaknya tidak dipenuhi, maka sang buah hati langsung mengamuk. Misalnya, manakala diajak ke toko untuk berbelanja, anaknya sering asal tunjuk minta dibelikan mainan yang selain harganya super-mahal mainan sejenis itu sudah dimiliki di rumah.
Sebelum keinginannya terpenuhi, sang anak akan mengamuk, menangis, menjerit-jerit, atau berguling-guling di lantai toko. Tidak hanya itu, ketika marah, sang anak kerap mengucapkan kata-kata kasar dan kotor. Tentu saja, hal tersebut kerap membuat malu karena mengundang perhatian orang-orang yang ada di toko tersebut.
Tantrum Itu Apa?
Situasi di atas mungkin juga pernah dialami ibu-ibu lainnya. Dalam istilah medis, perilaku anak seperti itu disebut temper tantrum. Tantrum (demikian sebagian orang menyebutnya) merupakan luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol. Manifestasi tantrum ini beragam, mulai dari merengek dan menangis saja, menjerit-jerit, mengguling-gulingkan badan di lantai, menendang, memukul, mencakar, bahkan ada yang sampai beraksi menahan napas.
Sebenarnya, tantrum adalah bagian dari perkembangan normal anak. Sebagian besar balita pernah mengalami tantrum meski biasanya hanya bersifat ringan, sekali-kali, dan mudah ditenangkan. Bahkan anak-anak yang ‘paling baik’ sekalipun, sekali waktu juga pernah tantrum.
Sebenarnya tantrum merupakan upaya anak untuk memperoleh yang diinginkannya. Anak menjadikan tantrum sebagai senjata pamungkas ketika berbagai cara telah ia lakukan, tapi tidak berhasil juga (mendapatkan perhatian). Oleh karena itu, sikap terbaik adalah dengan tidak menghiraukan anak yang sedang dalam keadaan tantrum. Sebaliknya, anak harus lebih sering diperhatikan apabila ia sedang berlaku baik. Yang utama adalah memastikan segalanya aman.
Jika tantrum terjadi di muka umum, pindahkan anak ke tempat yang aman untuknya melampiaskan emosi. Selama tantrum (di rumah maupun di luar rumah), jauhkan anak dari benda-benda, baik yang membahayakan dirinya atau (kerusakan) benda itu sendiri. Jika selama tantrum anak kerap menyakiti teman maupun orangtuanya sendiri, jauhkan anak dari temannya dan Anda sendiri.
Perlu diketahui bahwa serangan tantrum tidak selalu dapat dihentikan dengan cepat. Karenanya, orangtua harus tetap tenang serta jaga emosi agar jangan sampai memukul dan berteriak-teriak marah pada anak. Selama tantrum berlangsung, sebaiknya tidak membujuk, tidak berargumen, serta tidak memberikan nasihat moral agar anak menghentikan aksinya karena toh ia tidak akan menanggapi atau mendengarkan.
Usaha menghentikan tantrum seperti itu (memberi nasihat) biasanya malah seperti menyiram bensin pada api. Hal tersebut hanya akan membuat anak akan semakin lama dalam keadaan tantrum dan intensitasnya akan semakin meningkat. Yang terbaik tidak lain adalah membiarkannya. Tantrum justru lebih cepat berakhir jika orangtua tidak berusaha menghentikannnya dengan bujuk rayu atau paksaan.
Saat tantrum berhenti, jangan diikuti dengan hukuman, nasihat-nasihat, teguran, maupun sindiran kepada anak. Jangan pula memberikan hadiah apa pun dan anak tetap tidak boleh mendapatkan yang diinginkannya (jika tantrum terjadi karena menginginkan sesuatu). Dengan tetap tidak memberikan apa yang diinginkan si anak, orangtua akan terlihat konsisten dan anak akan belajar bahwa ia tidak bisa memanipulasi orangtuanya.
Nah, dalam keadaan seperti inilah Anda bisa memberikan rasa cinta dan rasa aman kepada anak. Ajak anak membaca buku atau bermain sepeda bersama. Tunjukkan kepada anak, sekalipun ia telah berbuat salah, sebagai orangtua Anda tetap mengasihinya.
Penyebab Anak Tantrum
Secara umum dapat dikatakan bahwa yang menyebabkan anak berperilaku seperti ini adalah kegagalan orangtuanya dalam menangani anak sejak awal atau sejak masa bayi. Mungkin anak merasa diperlakukan tidak adil dibandingkan saudara-saudaranya yang lain. Mungkin juga anak merasa frustasi karena selalu dibandingkan (kepintarannya) dengan saudara-saudaranya atau dengan anak tetangga.
Sekali lagi, tantrum adalah upaya anak untuk memperoleh perhatian orangtuanya. Ini merupakan ungkapan rasa marah karena keinginannya tidak dituruti. Apabila perilakunya tersebut menyebabkan orangtua menuruti kehendaknya, maka anak akan tetap menggunakan cara yang sama untuk memperoleh apa yang diinginkannya.
Tips Mencegah Anak Tantrum
Serangan tantrum dalam tingkat tertentu dapat dicegah. Dengan pengalaman, orangtua seharusnya dapat memahami hal-hal yang mungkin dapat membangkitkan serangan tantrum. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para orangtua mengenai anak tantrum.
-
Kenali kebiasaan anak dan ketahui secara pasti kondisi penyebab munculnya tantrum pada anak.
-
Tantrum juga dapat dipicu karena stres akibat tugas-tugas sekolah yang harus dikerjakan anak.
-
Tantrum juga bisa terjadi karena pola asuh yang terlalu memanjakan, terlalu melindungi, terlalu suka melarang. Jika Anda merasa terlalu memanjakan anak, terlalu melindungi, dan seringkali melarang anak untuk melakukan aktivitas yang sebenarnya sangat dibutuhkan anak, jangan heran jika anak akan mudah mengalami tantrum jika kemauannya tidak dituruti.Semoga bermanfaat. [ ]
Sumber: percikaniman.id
5
Redaksi: admin
836