Oleh: Halimi Zuhdy*
PARENTINGISLAM.ID – – Kisah Nabi Musa AS, ketika sampai di Daerah Madyan, setelah dikejar-kejar tentara Fir’aun, ia tidak membawa bekal apapun, ia tidak memiliki sepetak tanah pun, tempat tinggal juga tidak ada, tidak ada pekerjaan untuk menghidupi kesehariannya, tidak pula memiliki pendamping hidup (istri).
Ia hanya berteduh di tempat-tempat yang bisa menghalanginya dari terik mentari. Dengan kerendahan hatinya, dan keimanan yang membara, ia menengadahkan tangannya ke langit dan berdoa:
“رَبِّ إِنِّي لِمَآ أَنزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ”
“Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku“. (QS. Al-Qoshos:24).
Tidak berselang lama, sebelum matahari tenggelam di ufuk barat, sebelum mega merah bersilaturahim dengan malam, Doa Nabi Musa AS berbuah nyata, ia sudah mendapatkan tempat tinggal beserta pemiliknya (Istri), serta mendapatkan pekerjaan. Semuanya ia dapatkan, doanya menembus langit dan berderai mesra, salah satu dari dua Putri cantik Nabi Su’ib AS, diberikan kepada Nabi Musa, dan keduanya tinggal di Madyan.
Bukanlah hanya doa yang terpanjat dari Nabi Musa AS untuk menuju sukses, ia juga membantu dua gadis Nabi Su’aib AS yang antre mengambil air untuk minun kambing-kambing gembalaannya. Dan Nabi Musa AS juga mengangkat batu besar, yang darinya memancarkan 12 titik air, sehingga orang-orang yang berada di dekatnya, tidak lagi antre mengambil air untuk minum.
Inilah kebaikan-kebaikan yang menghantar terkabulnya doa Nabi Musa AS.
الاحسان والمعروف قبل الدعاء يلعب دورا مهما في استجابة الدعاء، فلا تغفل عن شروط استجابة الدعاء
“Berbuat kebaikan dan kemaslahatan sebelum berdoa, akan sangat berpengaruh terhadap terkabulnya doa, maka jangan lupakan syarat dikabulkan doa“.
“Sukses” dengan berbagai macamnya, sesungguhnya, bila seseorang terus memahami hakekat diciptakan dirinya dan kemana bermuaranya, bukankah kesuksesan para Anbiya’ adalah berakhir pada bagaimana bertambah dekat kepadaNya.
Kesuksesan Nabi Musa AS, dalam akademiknya ketika dia khudu’ kepada Sang Gurunya, Nabi Khidir. Dan terus belajar, walau pada masanya, dialah yang paling pintar. [ ]
Sumber: halimizuhdy.com
5
Redaksi: admin
910