PARENTINGISLAM.ID – – Sebagai orang tua, tidak ada yang lebih berharga daripada kesehatan anak kita sendiri. Jadi, jika Si Kecil menunjukkan tanda-tanda suhu tinggi, dahinya yang terasa hangat atau pipi anak mulai memerah, reaksi alami Moms mungkin adalah panik.
Merupakan hal yang normal jika suhu bayi Moms berfluktuasi karena berbagai alasan mulai dari aktivitas fisik, mandi air hangat, cara tubuh melawan alergi atau bahkan pencernaan dan metabolisme yang tinggi. Bahkan dalam sehari, suhu tubuh anak bisa berubah-ubah.
Jika Si Kecil memang sedang mengalami demam, suhu tubuh anak akan berada pada 38 derajat Celcius atau lebih. Moms tentu ingin tahu cara menurunkan panas pada bayi yang tepat.
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), suhu anak yang tinggi ini tidak selalu menandakan hal yang buruk. Bahkan, ini mungkin menjadi indikator utama sistem kekebalan tubuh anak sedang melawan infeksi yang lebih serius.
Dikutip dari parents.com, bayi demam di bawah usia tiga bulan masuk dalam kategori darurat dan perlu mendapatkan perawatan segera dari dokter untuk mengetahui penyebab demamnya. Bayi dengan demam persisten atau tinggi juga harus diperiksa oleh dokter.
Sedangkan bayi demam di atas usia tiga bulan, dapat menunggu dan memantau terlebih dahulu kondisi Si Kecil di rumah. Sebelum mencari tahu cara menurunkan panas pada bayi, ada baiknya Moms mengetahui apa saja penyebab panas pada bayi.
Penyebab demam pada bayi bisa jadi karena beberapa hal. Penting untuk Moms ingat bahwa demam itu sendiri bukan penyakit, namun cara tubuh melawan infeksi.
Jika infeksi, infeksi yang terjadi tergantung pada jenis infeksi apa itu atau apakah itu masalah lain yang akan menentukan jalannya perawatan. Beberapa penyebab paling umum adalah:
-
Infeksi virus, virus seperti infeksi usus, pilek atau flu, atau cacar air dapat menyebabkan bayi mengalami demam sebagai respons alami untuk melawan infeksi. Karena virus tidak bersifat bakteri, antibiotik tidak akan berpengaruh.
-
Infeksi bakteri, demam karena bakteri dapat menjadi infeksi yang jauh lebih serius. Infeksi telinga dan tenggorokan, infeksi saluran kemih, pneumonia bakteri, atau meningitis bakteri memerlukan antibiotik untuk mencegah komplikasi kesehatan tambahan.
-
Kepanasan, karena bayi belum bisa mengatur tubuh mereka seperti halnya anak-anak yang lebih tua, bayi terutama yang baru lahir bisa menderita demam jika berpakaian terlalu berlebihan atau di lingkungan yang panas. Pastikan bayi tidak dibungkus dengan selimut atau pakaian tebal, yang bisa menyebabkan kenaikan suhu tubuh. Juga, periksa apakah kamar anak berada pada suhu yang nyaman, tidak terlalu panas atau dingin.
-
Imunisasi, jika Si Kecil baru menerima vaksinasi dalam 24 jam terakhir, maka ia mungkin mengalami demam ringan. Bila iya hal ini seharusnya tidak perlu dikhawatirkan, dan dosis tepat asetaminofen atau ibuprofen untuk bayi dapat Moms gunakan. Tetapi, jika demam tidak turun selama 48 jam sejak vaksin, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
-
Tumbuh gigi, bayi mungkin mengalami kenaikan suhu tubuh karena giginya baru tumbuh. Menggosok gigi anak atau menggunakan cincin gigi bisa membantu. Jika demam karena gigi ini bertahan lebih dari 2 hari, Moms sebaiknya bawa anak ke dokter.
Jika panas pada badan bayi mencapai temperatur 38 derajat Celsius, Moms bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai cara menurunkan panas pada bayi yang tepat.
Nah, untuk menentukan apakah anak memang sedang demam, Moms harus mengukur suhu tubuh anak dengan tepat menggunakan alat yang benar. Terlepas dari usia bayi, Moms dianjurkan menggunakan termometer digital multiuse.
Termometer digital yang murah dan mudah digunakan tentu mudah didapatkan, juga merupakan alat pengukur suhu tubuh yang akurat.
Menurut jurnal Fever in Children: Pearls and Pitfalls, alat pengukur suhu rektal dianggap paling akurat untuk memperkirakan suhu tubuh inti, dan direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics untuk anak-anak di bawah 4 tahun
Termometer telinga atau dahi tidak terlalu tepat karena bisa bercampur dengan suhu eksternal. Dan Moms perlu menghindari termometer merkuri, karena jika ada yang rusak, akan membuat anak Moms terkena efek racunnya.
Ada beberapa cara untuk mengukur suhu bayi dengan termometer digital. Termometer ini direkomendasikan, karena memberikan bacaan paling akurat, terutama untuk bayi dan balita di bawah 2 tahun. [ ]
Sumber: orami.co.id
5
Redaksi: admin
974