PARENTINGISLAM.ID – – Banyak orangtua yang akhirnya mengeluh dengan diberlakukannya sekolah daring, salah satunya datang dari Umi Atikah. Warga Brebes, Jawa Tengah, itu memergoki saat anaknya belajar daring di ponsel pintar, kerap kali anaknya itu malah buka Youtube atau games.
“Saat anak pegang HP buat belajar daring, dia kadang enggak fokus dan akhirnya lihat Youtube lah, main games lah,” keluhnya pada Okezone, belum lama ini.
Kejadian ini mungkin bukan hanya dialami Umi, tetapi banyak orangtua lain di luar sana, termasuk Okezoners yang sedang membaca artikel ini. Lantas, jika hal itu terjadi dan menjadi masalah serius karena si anak benar-benar jadi susah fokus saat waktunya belajar daring, apa yang orangtua bisa dilakukan?
Menurut Psikolog Meity Arianty, solusi untuk masalah tersebut yaitu jangan belajar lewat ponsel cerdas atau HP tetapi via laptop. Bagi Mei, belajar di laptop membuat si anak bisa lebih fokus belajar dibandingkan lewat ponsel.
“Itu sebabnya setiap mengisi parenting dan sesi di sekolah, saya selalu menekankan bahwa sebaiknya belajar daring itu pakai laptop bukan HP,” terangnya pada Okezone melalui pesan singkat.
Mei melanjutkan, tujuan mengalihkan medium belajar si anak dari HP ke laptop itu selain menjaga kesehatan mata si anak karena mesti melihat kalimat dengan tulisan kecil dalam durasi waktu yang cukup lama, namun juga agar anak belajar mengendalikan diri untuk tidak membuka aplikasi lain yang ada di HP.
“Kalau memang laptop terasa terlalu mahal untuk sebagian orangtua, solusi alternatifnya adalah tablet. Kalau HP, saya benar-benar tidak rekomendasikan, karena anak mesti tahu juga bahwa mereka paham benda apa yang sedang dipakai dan fungisnya apa. Laptop itu kontrolnya juga mudah,” tegasnya.
Tapi, apa yang harus dilakukan jika sekolah sudah menerapkan pemberian tugas melalui WhatsApp?
“Pada kasus saya pribadi, WhatsApp memang digunakan untuk mengelola group, tapi saya berlakukan untuk murid remaja atau SMP ke atas grade-nya,” ungkapnya.
Mei menerangkan, dirinya itu psikolog di sekolah, karena itu dia mengisi sesi yang namanya Ruang Psikologi, sesi ini diperuntukan untuk anak SMP. Di situ siswa SMP diberikan materi dan voice note terkait materi psikologi dan Mei pun mengisi zoom sebulan sekali terkait materi bulan itu yang sudah dibagikan di group WhatsApp.
“Itu semua dilakukan dengan maksud agar si anak cerdas menggunakan platform. Nah, kalau di group ada kelompok SD, yang ada di sana itu orangtuanya, bukan muridnya. Ini memungkinkan si anak tidak mengakses hp sembarangan dengan alasan tugas,” pungkas Mei. [ ]
Sumber: Okezone.com
5
Redaksi: admin
956