PARENTINGISLAM.ID – – Meski perkembangan zaman telah terjadi begitu pesat dengan adanya temuan teknologi namun nyatanya masyarakat masih mempercayai adanya mitos. Termasuk dalam masalah perkembangan bayi atau anak. Berikut ini beberapa mitos yang disematkan dalam kehidupan dan perkembangan bayi:
-
Bunyi nafas kasar (nyegrog) berarti pengeluaran lendir yang tidak tuntas sewaktu anak lahir?
Keliru. Bunyi nafas terjadi karena banyaknya timbunan lendir di saluran nafas. Perlu diketahui, sistem pernafasan memiliki cairan yang berfungsi untuk menangkap dan mengeluarkan benda asing dari saluran nafas. Persis seperti mesin pembersih sampah yang langsung menyingkirkan setiap kotoran yang datang.
Mekanisme tersebut jelas sangat bermanfaat karena saluran nafas bisa tetap bersih. Namun dalam keadaan tertentu, seperti ketika si kecil terserang virus flu, jumlah cairan atau lendir tersebut bisa meningkat pesat. Kini bukan manfaat lagi yang didapat, karena kondisi itu bisa mengakibatkan suara nyegrog akibat timbunan lendir berlebihan dan dapat disertai gangguan lain seperti sesak, hidung meler, demam, dan lain-lain.
-
Mencret adalah “indah”, tanda anak akan menguasai keterampilan tertentu?
Kemampuan anak merangkak dan berjalan tidak ada hubungannya dengan mencret. Mencret atau diare adalah keluarnya kotoran yang lebih lembek atau cair. Frekuensinya pun lebih sering dari biasanya. Keadaan ini dikategorikan normal jika bayi menjalani ASI Eksklusif. Karena tinjanya lebih encer dan frekuensi buang air besarnya lebih sering. Lain halnya jika kondisi ini disertai dengan gejala lain seperti dalam tinja terdapat darah, frekuensi BAB-nya lebih dari 3 kali, cairan yang keluar sangat banyak, dan demam. Ini menandakan saluran pencernaan anak sudah dimasuki virus, bakteri, atau jamur.
Tindakan pertama yang bisa dilakukan adalah memberikan cairan pengganti yang keluar, misalnya dengan tetap memberikan ASI atau memberikan cairan oralit. Umumnya dokter tidak akan memberikan obat antidiare. Sebab, obat ini justru akan menahan diare di dalam perut. Padahal, kondisi itu bisa menyebabkan virus, bakteri, dan jamur ikut tertahan. Semua itu jelas sangat merugikan kesehatan.
-
Anak menderita demam karena akan tumbuh gigi?
Demam jarang terjadi pada saat bayi tumbuh gigi. Reaksi yang biasa timbul adalah keinginan menggosok-gosokkan gusi di tempat gigi yang akan tumbuh, timbul air liur lebih banyak dan sedikit rewel.
-
Atasi anak kejang demam dengan pemberian serbuk kopi/air kopi?
Sampai saat ini belum ada penelitian yang mendukung mengenai hal tersebut. Upaya yang dapat dilakukan sewaktu anak kejang adalah dengan melonggarkan pakaian anak, posisi kepala sedikit ditengadahkan dengan cara bahu diganjal oleh gulungan kain agar jalan napas lebih terbuka dan dapat juga disertai pemberian anti kejang melalui rektal/anus. Setelah itu, segera bawa anak ke dokter.
Kopi mengandung kafein yang secara farmakologis bisa mengakibatkan relaksasi otot polos saluran nafas (bronchus), merangsang susunan syaraf pusat sehingga menjadi tidak mengantuk, merangsang otot jantung sehingga dada terasa berdebar-debar, dan meningkatkan volume urin (diuresis).
-
Anak yang sedang menderita cacar air tidak boleh dimandikan?
Karena mengandung banyak kuman dan virus, kulit penderita cacar air justru mesti dibersihkan secara rutin. Bila tidak dimandikan, kulit akan terganggu dan mudah terserang infeksi. Selain dimandikan, penderita cacar juga mesti diberi talk di sekitar kulit yang terinfeksi. Talk akan berguna untuk menyerap keringat dan mengurangi gatal-gatal.
-
Bayi tidak boleh keluar rumah hingga berumur 40 hari?
Mitos ini muncul karena menganggap bayi sebagai sosok yang lemah. Setiap hari bayi sebaiknya dibawa ke luar rumah, minimal setiap pagi karena harus mendapat sinar matahari yang sangat bermanfaat bagi kesehatan bayi. Membawa bayi ke luar rumah untuk tujuan yang tidak penting sebaiknya dihindarkan. Jika suatu saat ibu dan ayah ingin nonton ke bioskop, atau sewaktu akan belanja ke pasar, bayi tidak usah dibawa. Akan tetapi apabila mempunyai jadwal kunjungan untuk pemeriksaan kesehatan, sebaiknya dilakukan.
-
Anak perempuan lebih cepat bicara, sementara anak lelaki lebih cepat berjalan ?
Sebetulnya cepatnya bayi bicara atau berjalan tidak ditentukan jenis kelamin, melainkan stimulasi dari lingkungannya. Jika anak sering diajak bicara atau dibacakan dongeng, maka kemampuan bicaranya akan meningkat. Demikian pula ketika anak selalu dilatih berjalan setiap pagi, kemampuan motorik kasarnya akan lebih pesat.
-
Anak lelaki lebih rakus pada ASI ?
Ini juga sebetulnya kurang tepat. Banyak tidaknya seorang bayi mengonsumsi ASI bergantung pada beberapa hal. Pertama adalah berat badan, semakin berat badannya maka volume lambungnya semakin besar, daya konsumsi susunya pun lebih tinggi. Boleh jadi bayi perempuan pun akan lebih rakus karena berat badannya cukup tinggi.
Aktivitas bayi pun cukup berpengaruh. Bayi yang banyak bergerak memerlukan kalori lebih tinggi daripada yang tidak. Juga kondisi psikologis, hubungan kasih sayang yang erat antara ibu dan anak bisa membuat anak mengisap ASI lebih banyak. Sebaliknya, ibu yang terlihat ogah-ogahan menyusui akan membuat bayi enggan minum susu.
-
Bayi perempuan lebih cengeng?
Keliru. Mitos ini muncul karena menganggap perempuan sebagai sosok lemah lembut sehingga terlihat lebih cengeng. Padahal, tidak sedikit bayi laki-laki yang bersifat cengeng. Selain karakter, cengeng tidaknya seorang bayi dipengaruhi keadaan dan kondisi. Keadaan yang membuatnya tidak nyaman seperti ngompol atau sakit bisa membuat bayi lebih cengeng. Jika terlihat rewel, mesti diteliti penyebabnya, hal apa yang membuatnya tidak nyaman, entah rasa sakit, panas, dingin, suara ribut, dan lain-lain.
Disarikan dari buku “101 Pertanyaan Tentang Kesehatan Anak” karya dr.Edy Fadlyana dan Dr.Aam Amiruddin,M.Si
5
Redaksi: admin
870