PARENTINGISLAM.ID – – Orangtua pengingnya kakak dan adiknya rukun serta tidak bertengkar. Namun dalam beberapa kesempatan kakak adiknya kadang tidak akur, misalnya saat berebut mainanan atau makanan. Ada beberapa sebab pertengkaran antara kakak dan adik yang masih usia anak-anak.
Pertama: Pada dasarnya, pertengkaran yang terjadi antara kakak dan adik dengan usia masih kecil sangat wajar terjadi. Kompetensi sosial mereka belum berkembang optimal, sehingga belum mampu memahami kompromi, menghargai perasaan orang lain, atau mengalah.
Kedua: Anak kecil selalu ingin menang sendiri dan mendapatkan yang ia mau.
Ketiga: Perkembangan emosi anak yang masih labil.
Keempat: Didikan yang salah dari orang tua, yaitu orang tua seringnya membanding-bandingkan anak yang satu dan yang lain.
Kelima: Keberpihakan saat menghadapi pertengkaran anak, misal selalu menyuruh kakak untuk mengalah.
Solusi menghadapi pertengkaran anak sebagai berikut.
Pertama: Anak pasti akan mencari perhatian orang tua dan saling mengadu ketika itu. Tugas orang tua adalah menyelesaikan dengan mendinginkan suasana.
Kedua: Hindari memberi nasihat secara bersamaan sesaat setelah bertengkar karena salah satu akan cenderung merasa di atas dari yang lain, jika tahu yang lainnya disalahkan.
Ketiga: Tunggu sampai emosi mereda dan manfaatkan kesempatan lain. Misalnya, saat sedang menyuapi adik atau sedang mengajarkan pekerjaan rumah, tanyakan apa yang membuatnya bertengkar dengan kakak atau adiknya. Nasihati pelan-pelan bahwa bertengkar itu tidak baik. Ingatkan bahwa mereka adalah saudara kandung yang harus terus menyayangi.
Keempat: Jangan selalu menyuruh salah satu untuk terus mengalah, karena ia akan terus tersudut. Mengalah itu tugas kakak, adik juga demikian.
Kelima: Memberi perhatian yang adil pada kakak dan adik.
Masalah pertengkaran ini bisa terselesaikan dengan baik, kuncinya adalah berbuat adil pada anak sebagaimana keterangan hadits berikut ini.
‘Amir berkata bahwa beliau mendengar An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma yang ketika itu berada di atas mimbar berkata, “Ayahku memberikan hadiah padaku.” Lantas ibunya Nu’man, ‘Amroh binti Rowahah berkata, “Aku tidak ridha sampai engkau mempersaksikan hal itu pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang, lantas Basyir (ayah Nu’man) berkata, “Aku telah memberikan hadiah pada anak laki-lakiku dari istriku, ‘Amroh bin Rowahah. Lalu istriku memerintahkan padaku untuk mempersaksikan masalah hadiah ini padamu, wahai Rasulullah.” Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bertanya pada Basyir, “Apakah engkau memberi anak-anakmu yang lain seperti anakmu itu?” “Tidak”, begitu jawaban Basyir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَاتَّقُوا اللَّهَ ، وَاعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلاَدِكُمْ
“Bertakwalah pada Allah. Bersikap adillah terhadap anak-anakmu.” An-Nu’man berkata bahwa ayahnya kembali dan menarik hadiah tersebut. (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari, no. 2587 dan Muslim, no. 1623).
Imam Nawawi memberi judul Bab dalam Shahih Muslim “Tidak disukai mengutamakan hadiah pada satu anak tidak pada yang lainnya.”
Semoga Allah memberi taufik dan hidayah agar kita dapat membimbing anak-anak kita dengan baik. [ ]
Sumber: ruqoyyah.com
5
Redaksi: admin
850