PARENTINGISLAM.ID – – “Papa, apa itu Tauhid Rububiyyah, Mulkiyyah, dan
Uluhiyyah?” . Mungkin anak pernah bertanya demikian ya ayah bunda ?
Ini berarti ia anak yang cerdas dan insya Allah akan menjadi anak shalih-shalihah. Ayah bunda tidak perlu panik. Coba lakukan lakukan dialog berikut ini:
“Ibnu Katsir dalam Mukhtashar Tafsir Ibn Katsir, menjelaskan bahwa ayat satu sampai tiga dari surat An-Nas, yaitu Qul A’udzu birabbinnas, malikinnas, ilaahinnas, menegaskan tiga aspek ketauhidan yang paling fundamental, yaitu Tauhid Rububiyyah, Mulkiyyah, dan Uluhiyyah.
Tauhid Rububiyyah terambil dari kalimat Rabbinnas. Maknanya, yakin hanya Allah satu-satunya yang Maha Pencipta, Pemilik, Pengendali alam raya, dan dengan kekuasaan-Nya Ia menghidupkan dan mematikan. Dalam surat Ar-Rum ayat 40 Allah berfirman,
‘Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali)…’
Tauhid Mulkiyyah terambil dari kalimat Malikinnas. Maknanya, yakin hanya Allah swt. raja atau penguasa yang sesungguhnya, penguasa yang paling berhak menentukan aturan hidup. Aturan hidup-Nya termaktub dalam Al Quran dan sunah Rasul.
Jadi, kalau kita mau mempelajari dan mengamalkan aturan hidup itu, berarti kita telah melaksanakan Tauhid Mulkiyyah. Allah swt. mengecam orang-orang yang tidak mengimplementasikan Tauhid Mulkiyyah dalam kehidupannya, seperti tercantum dalam Surat Al Maidah ayat 50.
‘Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?’
Sayyid Quthb menjelaskan bahwa yang dimaksud hukum jahiliyah adalah aturan hidup atau hukum produk manusia yang berseberangan atau bertentangan dengan nilai-nilai Qur’ani.
Misalnya, saat pembagian waris kita lebih suka menggunakan hukum waris adat ketimbang hukum waris Islam, padahal hukum waris adat banyak yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Ini kan pelanggaran terhadap tauhid mulkiyyah. Adapun hukum atau aturan buatan manusia yang tidak bertentangan atau sejalan dengan nilai-nilai Islam,tentu tidak disebut hukum jahiliyah, dan kita pun wajib menaatinya untuk kemaslahatan.
Misalnya kita harus menghentikan kendaraan bila lampu merah menyala, aturan ini harus kita karena tidak menyalahi aturan Islam dan bermanfaat untuk kemaslahatan. Saat ujian kita tidak boleh nyontek, ini aturan yang wajib ditaati karena senafas dengan ajaran Islam yang menekankan kejujuran dalam segala hal. [ ]
5
Redaksi: admin
860