PARENTINGISLAM.ID – – Bukalah jalan untuk berbicara tentang seks. Bersikaplah santai dan bangun suasana yang terbuka untuk berbicara, dan tentu saja, mendengarkan!
Hubungan yang akrab dan penuh penerimaan, akan memudahkan Anda untuk membicarakan hal-hal yang sensitif, termasuk tentang seks.
Topik-topik yang meliputi kebersihan diri, berurusan dengan orang asing, menghadapi pergaulan, menjaga privasi, mengantisipasi perubahan dalam masa puber dan menghindari obat-obatan terlarang, merupakan beberapa hal yang dapat dijadikan bahan diskusi dengan anak.
Pastikan bahwa nilainilai dan keyakinan Anda juga tersampaikan dalam pembicaraan dengan anak.
Ya, hampir semua orangtua menginginkan agar nilai-nilai tersebut tertanam kuat dalam diri anak-anak mereka. Namun, ketika anak mulai mengajukan pertanyaan yang lebih menjurus mengenai alat kelamin atau hal-hal berbau seks lainnya, banyak orangtua yang tidak tahu bagaimana cara meresponsnya.
Sebagian besar dari mereka sering merasa tidak nyaman dengan keingintahuan anak yang sebenarnya alami. Namun jangan khawatir, sangatlah wajar jika Anda merasa tidak mudah berbicara tentang seks pada anak.
Merasa canggung terhadap pertanyaan anak seputar seks adalah suatu hal yang biasa. Perbanyaklah latihan menjawab berbagai tipe pertanyaan. Selain itu, bicarakanlah dengan pasangan Anda mengenai cara menjaga privasi serta tidak sembarangan memperlihatkan bagian tubuh yang bersifat pribadi, agar hal tersebut tidak menjadi bahan pertanyaan anak.
-
Usia 18 bulan hingga 3 tahun
Anak mulai belajar mengenali anggota tubuhnya. Saat Anda mengajarinya, ingatlah bahwa memberikan nama yang tepat pada masing-masing anggota tubuh adalah penting. Mengganti nama anggota tubuh dengan sebutan lain justru akan membuat anak berpikir ada yang salah dengan nama asli anggota tubuh tersebut.
Oleh karena itu, tidak perlu mengganti istilah penis dengan sebutan “burung”, atau merespons berlebihan ketika dia menunjuk alat kelaminnya dan bertanya tentang hal itu. Anda hanya perlu menyebutkan nama alat kelaminnya, sama seperti cara menyebutkan nama untuk bagian-bagian tubuh lainnya.
Hal yang juga penting pada usia ini adalah menjelaskan pada anak agar mereka mengerti bagian tubuh mana yang boleh dilihat oleh orang lain, dan mana yang tidak boleh sehingga harus ditutupi dengan pakaian.
2. Usia 4 hingga 5 tahun
Anak mulai menunjukkan ketertarikannya pada seksualitas dasar seperti organ seksual yang dia miliki maupun organ yang dimiliki oleh lawan jenisnya. Dia mungkin akan bertanya dari mana bayi lahir.
Dia juga ingin tahu mengapa tubuh laki-laki dan perempuan berbeda. Pada beberapa kesempatan, dia mungkin akan menyentuh alat kelaminnya dan menunjukkan ketertarikan pada alat kelamin anak-anak lainnya.
Untuk usia ini, menyentuh alat kelamin tidak dapat dikatakan sebagai aktivitas seksual, tapi masih dalam rangka ketertarikan yang normal. Bagaimanapun, anak butuh pembelajaran mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Menetapkan batasan sejauh mana anak boleh mengeksplorasi keingintahuannya tentang alat kelamin ini bergantung pada nilai yang diyakini setiap keluarga. Pada tahap ini, Anda dapat memutuskan untuk mengajari anak beberapa hal berikut.
-
Rasa ingin tahu dan ketertarikan terhadap bagian-bagian tubuh, termasuk organ intim, merupakan sesuatu yang sehat dan alami.
-
Telanjang di depan umum adalah sesuatu yang tidak diperbolehkan, termasuk saat keluar dari kamar mandi seusai berbilas.
-
Tidak ada seorang pun, bahkan teman dekat atau saudara sekalipun, yang boleh menyentuh daerah pribadinya. Kecuali jika sedang diperiksa kesehatan fisiknya oleh dokter atau suster karena orangtua ingin tahu penyebab sakit yang diderita di daerah kelaminnya.
Anda juga perlu menyadari bahwa menjawab pertanyaan anak merupakan sebuah proses yang harus dilakukan secara terus menerus. Hal ini bukanlah sebuah diskusi yang cukup dilakukan sekali. Mereka tidak dapat menyerap semuanya hanya dengan satu kali penjelasan.
Seiring dengan perkembangan pola pikirnya, mereka akan kembali kepada Anda dan menanyakan hal yang sama yang membuat mereka bingung. [ ]
Sumber: dikutip dari buku “ ANAK ANDA BERTANYA SEKS? “ karya Alva Handayani, M.Psi dan Dr. Aam Amiruddin, M.Si
4
Redaksi: admin
989