Adab Menengok Orang Sakit, Ini Yang Harus Diajarkan Pada Anak Agar Bernilai Ibadah

0
785

PARENTINGISLAM.ID – – Ketika menjenguk rekan kerja atau tetangga yang sedang sakit, terkadang kita dibingungkan oleh bawaan (bingkisan) yang harus dibawa. Sebagian dari kita memilih sekerangjang buah, seikat bunga, serta sebentuk boneka atau balon (jika si sakit adalah anak kecil) untuk menunjukkan perhatian pada orang yang kita jenguk.

Memang tidak ada yang salah dengah hal tersebut. Namun demikian, terkadang kita melupakan hal yang lebih penting dalam kunjungan tersebut, yaitu etika menjenguk (orang yang sakit).

Sebagai agama yang paripurna, Islam tentu menyediakan acuan dalam setiap aspek kehidupan umatnya. Demikian pula halnya dengan etika menjenguk yang secara lengkap tertuang dalam berbagai keterangan (hadits).

Tujuannya tidak lain adalah agar aktivitas menjenguk memiliki dimensi spiritual selain dimensi sosial. Lantas, apa saja yang harus dilakukan ketika menjenguk orang sakit?

Berikut beberapa adab dan etika yang harus Anda perhatikan.

  1. Jangan menunda untuk menjenguk orang sakit. Jangan pula terlambat menjenguk apalagi sampai si sakit sembuh atau meninggal terlebih dahulu sebelum dijenguk .

  2. Jenguklah meskipun si sakit adalah anak kecil. Ketika cucu Rasulullah Saw. jatuh sakit, beliau pun menjenguk. Beliau mengangkat sang cucu, memangkunya, dan pada saat itu Rasulullah Saw. meneteslah air mata. Beliau bersabda:

“Ini adalah air mata sayang dari Allah yang Dia letakkan di hati siapa saja yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengasihi hamba-hamba yang penyayang.” (H.R. Bukhari)

  1. Laki-laki boleh menjenguk wanita yang sakit dan demikian pula sebaliknya dengan syarat aman dari fitnah serta menjaga ketakwaan kepada Allah dengan menahan pandangan. Dikisahkan bawa Aisyah pernah menjenguk Abu Bakar dan Bilal yang menderita sakit. Rasulullah Saw. pun pernah menjenguk seorang wanita miskin yang sakit.

  2. Kita diperbolehkan menjenguk orang musyrik. Nabi Saw. Pernah menjenguk seorang pemuda Yahudi yang menjadi pembantu beliau. Rasulullah mengunjunginya dan berkata kepadanya: “Masuk Islamlah” maka orang tersebut pun masuk Islam. Tentu saja, hal ini dilakukan selama ada maslahat, seperti hal tersebut di atas atau dalam membalas kebaikan atau orang tersebut merupakan tetangga kita.

  3. Jenguklah orang yang sakit walaupun ia tidak sadar. Rasulullah dan Abu Bakar pernah menjenguk Jabir r.a. dalam keadaan sakit dan tidak sadarkan diri. Tujuannya tidak lain adalah untuk menguatkan keluarga si sakit serta untuk mendoakan kesembuhannya (ruqyah). Rasulullah sendiri pernah diruqyah oleh malaikat jibrik ketika Beliau sakit. Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah Saw. bersabda:

“Apabila seseorang menjenguk orang sakit, hendaklah ia berdo’a: ‘Ya Allah, sembuhkanlah hamba-Mu si Fulan agar dapat menyakiti musuh-musuh-Mu atau berjalan menuju shalat karena-Mu.’” (H.R. Bukhari)

  1. Jenguklah orang sakit meski sakitnya ringan. Hal ini akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kuatnya jalinan silaturahmi yang selama ini terbangun. Hal ini sekaligus pula menandakan perhatian yang besar terhadap di sakit. Zaid r.a. pernah berkata:

“Rasulullah menjengukku padahal aku hanya sakit mata.” (H.R. Abu Dawud)

  1. Jenguklah orang sakit pada waktu yang tidak menyusahkannya. Janganlah menjenguk terlalu pagi atau terlalu malam tetapi jenguklah di waktu orang biasa datang dan orang yang dijenguk telah siap menerima besukan.

  2. Tanyakanlah kondisi kesehatan orang yang sakit kepada keluarganya. Perbuatan ini akan mengurangi kekawatiran dan menenangkan hati mereka. Ketika Ali r.a. keluar dari rumah Nabi Saw. yang sedang sakit, orang-orang pun menanyakan: “Wahai Abu Hasan, bagaimana keadaan Rasulullah Saw.?” Ali menjawab: “Alhamdulillah, beliau baik-baik saja.” (H.R. Bukhari). Jika memungkinkan, tanyakan pula kepada orang yang sakit tentang keadaannya. Nabi Saw. pernah mengunjungi salah seorang sahabatnya dan berkata: “Bagaimana keadaanmu?” Sahabat itu menjawab: “Demi Allah wahai Rasulullah, aku mengharapkan (rido) Allah dan takut akan dosa-dosaku.” (HR. Tirmidzi)

  3. Gembirakanlah orang yang sakit dengan pahala. Hal ini akan meringankan rasa sakit, menghilangkan kekhawatiran, serta membantu orang yang sakit agar rido terhadap takdir Allah Swt. Banyak orang yang kurang mengamalkan sunnah ini. Nabi Saw. pernah menjenguk orang sakit dan bersabda:

“Bergembiralah wahai Ummu ‘Ala, sesungguhnya penyakit seorang muslim akan menghapuskan dosa-dosanya seperti api yang dapat menghilangkan kotoran emas dan perak.” (H.R. Abu Dawud).

  1. Ingiangatkanlah orang yang sakit untuk berwasiat. Bukan untuk menakut-nakuti karena memans selayaknya setiap muslim selalu menyiapkan wasiat.

  2. Jangan terlalu lama berdiam di tempat orang yang sakit, terlebih apabila orang tersebut membutuhkan waktu istirahat dan tidak bisa menerima tamu terlalu lama.

  3. Hendaknya menjenguk orang sakit berulang kali, khususnya apabila sakitnya berkelanjutan atau bertambah parah, karena pada dasarnya orang yang sakit membutuhkan perhatian. Ia akan senang jika orang-orang selalu menanyakan keadaannya dan tidak melupakannya. Nabi Saw. sendiri melakukan hal itu ketika Sa’ad bin Mu’adz r.a. tertimpa musibah pada perang Khandak, yakni lengannya terkena tombak dari dekat.” (H.R. Bukhari dan Muslim). [ ]

 

5

Redaksi: admin

897