Tips Agar Mendapatkan Anak Sholeh, Lakukan 9 Hal Ini Bersama Suami Istri

0
393
Dalam Islam, kesuksesan bukan hanya diukur dari banyaknya materi tetapi dari shaleh shalehahnya anak (ilustrasi foto: freepik)

PARENTINGISLAM.ID – – Tentu semua orang pastinya punya keinginan agar anak-anaknya shalih shalihah, karena secara kodrati semua orang tua ingin meninggalkan generasi yang lebih baik dari dirinya. Anak merupakan amanah bagi orang tuanya untuk dijaga kesucian batinnya, dididik, dirawat, dan dibimbing dalam menapaki kehidupan yang penuh ujian. Dalam haditsnya Rasul bersabda,

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka Ayah dan Ibunyalah (lingkungan terdekat) yang menjadikan anak itu Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi.” (HR. Abu Daud)

Kemudian dalam Al Quran juga dijelaskan,

Hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka dan khawatir terhadap kesejahteraannya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan berbicara dengan tutur kata yang benar.” (Q.S. An-Nisā’ : 9)

Nah,melahirkan atau mempunyai generasi atau keturuanan yang shalih shalihah atau istilahnya “generasi Rabbani” itu bukan hadiah dari langit. Melainkan harus ada ikhtiar atau usaha bersama yakni antara suami dan istri. Rasulullah Saw. mengajarkan sejumlah panduan praktis dalam mendidik anak, yaitu:

  1. Membaca doa saat akan melakukan hubungan intim dengan istri.

Hubungan suami istri dalam Islam tercatat sebagai ibadah. Untuk itu hendaknya dilakukan sesuai dengan tuntunan Islam, salah satunya berdoa sebelum melakukannya. Kita berlindung kepada Allah agar anak yang akan lahir dari hasil hubungan intim itu dilindungi-Nya dari gangguan dan godaan setan. Adapun doanya sebagai berikut.

Dengan Nama Allah, Ya Allah jauhkanlah kami dari gangguan setan dan jauhkanlah setan dari bayi yang akan Engkau anugerahkan kepada kami.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

  1. Ibu harus mampu menjaga kesehatan fisik dan mentalnya saat sedang hamil.

Tentu saja untuk mencapai kesehatan ibu yang maksimal harus dibantu oleh suami. Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa kesehatan fisik dan mental ibu sangat banyak berpengaruh pada kualitas kesehatan janin.

Pada bulan Ramadhan, ibu hamil dan menyusui diberi keringanan untuk tidak shaum dan menggantinya dengan fidyah. Hikmah dari keringanan ini agar kesehatan fisik ibu lebih terjaga. Ibu hamil selain harus menjaga kesehatan fisik, dia pun harus menjaga kesehatan mentalnya agar tetap prima dengan cara banyak mendekatkan diri kepada Allah dengan amaliah-amaliah saleh, seperti membaca Al-Qur’an, shalat, zikir, dan doa.

  1. Melaksanakan aqikah.

Saat bayi itu sudah lahir, pada hari ketujuh orang tua dianjurkan untuk memberikan nama yang baik, menggunduli rambutnya, dan aqiqah. Aqiqah yaitu menyembelih seekor kambing kalau anaknya perempuan dan dua ekor kambing kalau anaknya laki-laki.

Namun kalau tidak mampu, anak laki-laki boleh aqiqahnya dengan satu kambing, lalu dagingnya dibagikan kepada fakir miskin.

Tiap anak itu tergadai dengan aqiqahnya, yang harus disembelih untuk dia pada hari ketujuh dan di hari itu dia diberi nama dan digunduli rambutnya.” (H.R. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah)

  1. Menyusui bayi maksimal selama dua tahun.

Hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam Al Quran,

Hendaklah para ibu menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh bagi yang ingin menyusui secara sempurna…” (Q.S. Al-Baqarah: 233)

Tetapi kalau tidak memungkinkan menyusui selama 2 tahun, ibu boleh menyusuinya kurang dari dua tahun. Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa kualitas air susu ibu (ASI) tidak bisa digantikan oleh susu apa pun juga. Karena itu Islam sangat menganjurkan agar para ibu bisa menyusui anak-anaknya.

  1. Tanamkan sejak dini nilai-nilai ketauhidan.

Tauhid adalah dasar atau pondasi keimanan maka ibarat pohon harus mempunyai akar yang kuat. Ibarat bangunan maka harus mempunyai pondasi yang kuat dan kokoh. Juga perlunya ditanamkan akhlak mulia kepada lingkungannya, dan pembiasaan pengabdian kepada Allah Swt. sebagaimana pernah dilakukan Lukman saat mendidik anaknya. Silakan perhatikan ayat berikut ini, apa saja yang seharusnya ditanamkan orang tua kepada anaknya.

Ingatlah, ketika Lukman memberi pelajaran kepada anaknya dengan berkata, ‘Hai, Anakku! Janganlah menyekutukan Allah. Sesungguhnya, menyekutukan Allah itu kezaliman yang besar.’ Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan yang sangat lemah dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu. Hanya kepada-Ku, kamu kembali. Jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan-Ku dengan sesuatu yang tidak ada ilmunya, janganlah kamu menaati keduanya. Tetapi, bergaullah secara baik dengan keduanya di dunia dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian, hanya kepada-Ku tempat kembalimu. Lalu, akan Kuberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Lukman berkata, ‘Hai, Anakku! Sungguh, jika ada suatu perbuatan seberat biji sawi yang berada dalam batu, di langit, atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya balasan. Sesungguhnya, Allah Mahahalus, Mahateliti. Hai, Anakku! Laksanakan salat, ajak manusia melakukan perbuatan baik, cegah mereka dari perbuatan mungkar, dan bersabarlah terhadap ujian yang menimpamu. Sungguh, perkara itu sangat penting. Jangan kamu memalingkan wajah dari manusia karena sombong dan jangan berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang sombong dan membanggakan diri. Rendahkanlah hatimu saat berjalan dan lembutkanlah suaramu. Sesungguhnya, seburuk-buruk suara ialah suara keledai.’” (Q.S. Luqmān: 13-19)

  1. Melatih melaksanakan ritual-ritual wajib seperti shalat, shaum dan sebagainya.

Hal ini berdasarkan sabda Rasul,

Suruhlah anak-anakmu shalat waktu berumur tujuh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)

  1. Pisahkan tempat tidurnya

Sejak dini atau maksimal menjelang usia baligh anak-anak harus dipisah  dari kamar ayah atau ibunya, tidak bebas memasuki kamar ayah-ibunya, atau kamar tidur orang lain. Dalam Al Quran disebutkan,

Apabila anak-anakmu telah sampai umur dewasa, hendaklah mereka juga meminta izin, seperti orang-orang yang telah dewasa meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (Q.S. An-Nūr: 59)

  1. Memberikan nafkah yang halal dan baik kepada anak.

Dalam Al Quran Allah Swt memerintahkan,

Hai, manusia! Makanlah makanan yang halal dan baik yang terdapat di bumi…” (Q.S. Al-Baqarah : 168)

  1. Banyak berdoa.

Doa adalah senjata sekaligus harapan seorang hamba kepada Sang Pencipta. Di antara doa yang bisa kita dalam Al Quran,

Ya Tuhanku, jadikan aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat. Ya Tuhan kami, perkenankan doaku. Ya Tuhan kami, ampuni aku serta kedua ibu bapakku dan semua orang yang beriman pada hari Kiamat ketika diadakan perhitungan.” (Q.S. Ibrāhīm : 40-41)

 “Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya, Engkau Maha Mendengar doa.” (Q.S. Āli ‘Imrān [3]: 38)

Demikianlah di antara ikhtiar yang bisa kita lakukan untuk memiliki keturunan yang saleh. Ingatlah keturunan yang saleh bisa kita dapatkan bukan hanya sekadar dengan doa tapi juga harus diikhtiarkan secara sungguh-sungguh oleh suami-istri. [ ]

5

Redaksi: admin

907