PARENTINGISLAM.ID – – Mempunyai keluarga yang sakinah,mawadah dan penuh rahmat tentu menjadi keinginan semua orang, termasuk orang nonmuslim sekali pun. Salah satu kebahagian hidup adalah mempunyai kehidupan rumah tangga yang harmonis dari awal pernikahan hingga ajal yang memisahkan.
Namun tentu saja dalam membangun rumah tangga tidak cukup hanya satu atau dua tahun saja sehingga dalam perjalanannya pasti ada onak duri atau badai yang menghadang.
Ada beberapa tips agar rumah tangga tetap langgeng atau awet hingga menjadi kakek dan nenek bahkan hanya kematian saja yang memisahkannya. Berikut tipsnya:
- Segera Bertaubat jika melakukan kesalahan.
Dalam perjalanan menempuh biduk rumah tangga mungkin sekali pernah terpeleset dengan melakukan kesalahan kepada pasangan baik disengaja atau pun karena khilaf. Jika itu terjadi maka jangan menunda waktu untuk segera bertaubat kepada Allah dan meminta maaf.
“Orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau men-zalimi diri sendiri, mereka segera mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa mereka. Siapa yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu dengan penuh kesadaran”.(QS.Ali Imran: 135)
- Saling Menasehati.
Pasangan hidup kita bukanlah insan yang ideal dan sempurna sesuai dengan impian. Ia juga juga mempunyai sisi kekurangan yang harus kita lengkapi. Saling memberi nasehat dengan tidak memberi kesan menggurui adalah langkah bijak membangun rumah tangga sakinah.
“Demi masa, sungguh, manusia berada dalam keru¬gian, kecuali orang-orang beriman dan mengerjakan kebajikan, serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran. (QS.Al’Ashr: 1-3)
- Saling Memaafkan.
Jika pasangan melakukan kesahalahan adalah saat yang tepat untuk menerapkan hukuman yang telah disepakati dan mungkin kita berada diatas angin. Namun jika ia telah mengakui dan meminta maaf maka memaafkan adalah cara yang bijak. Meski memaafkan memerlukan kecerdasan emosional tersendiri namun dengan sikap memberi maaf akan menunjukkan jiwa besar dan kedewasaan kita.
“… orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan”. (QS.Ali Imran: 134).
- Selalu Berprasangka Baik.
Tidak sedikit masalah dalam rumah tangga muncul dan berkembang karena adanya prasangka buruk (su’udzon) kepada pasangan. Karena kesalahan masa lalu maka segala tindakannya akan senantiasa dicurugai. Jika ia telah mengaku salah dan berusaha berbuat baik maka selalu berprasangka baik akan membuat hubungan pasutri menjadi harmonis lagi.
“ Hai, orang-orang beriman! Jauhilah banyak prasangka buruk. Sesungguh¬nya, prasangka buruk itu dosa. Jangan kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu menggunjing sebagian lain. Apakah kamu mau me¬makan daging saudaramu yang sudah mati? Tentu kamu jijik. Bertakwalah ke¬pada Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang”. (QS.Al Hujurat: 12)
- Mempererat Silaturrahim Dengan Keluarga.
Saling berkunjung dengan keluarga masing-masing akan menambah hubungan kedua keluarga menjadi akrab dan dekat. Saat hari raya atau ketika melakukan syukuran adalah waktu yang bisa dimanfaatkan untuk saling mengunjungi.
“Hai, manusia! Sesungguhnya, Kami telah menciptakanmu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya, yang pa-ling mulia di sisi Allah ialah orang paling bertakwa. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti”. (QS.Al Hujurat: 13)
- Beribadah dengan berjamaah.
Bagi laki-laki (suami) shalat berjamaah di masjid lebih utama (bahkan wajib) dari pada di rumah. Namun shalat sunnah bisa dikerjaan dirumah misal shalat malam (tahajud,tarawih dll),alangkah indahnya jika ibadah sunnah tersebut dilakukan bersama istri. Begitu pun dengan puasa sunnah bisa dikerjakan bersama pasangan.Atau jika tidak menimbulkan fitnah atau mudharat sesekali istri boleh diajak shalat berjamaah ke masjid.
“Shalat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada shalat sendiri-sendiri.” (Muttafaq’Alaih).
- Mencintai Keluarga Besar.
Rumah tangga dibangun dari dua insan yang berasal dari dua keluarga yang berbeda baik latar belakang,daerah atau pun sukunya. Menikah bukan sekedar bersatunya dua insan melainkan bersatunya dua keluarga,maka keluarga baru (besan/menantu) ini harus diperlakukan layaknya keluarga sendiri.
“Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu sehingga mencintai saudaranya (keluarga,kerabat,sahabat dan saudara seiman) seperti mencintai dirinya sendiri.” (HR.Muslim)
- Menjadi Pembelajar (Thalabul ilmi).
Pasutri juga terkadang mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda baik dari disiplin ilmu maupun jenjangnya. Alangkah indah dan bahagianya jika saling berbagi pengetahuan dan pengalaman sehingga akan menambahkan “perpustakaan” dan khazanah masing. Menghadiri majelis ilmu (pengajian) bersama pasangan adalah salah satu cara menjaga rumah tangga tetap harmonis
“Mencarai ilmu wajib bagi setiap muslim.” (HR.Muslim)
Sumber: dikutip dari buku “Membingkai Surga Dalam Rumah Tangga” karya ustadz Dr.H.Aam Amiruddin. [ ]
4
Redaksi: admin
809