Tips Mengasuh Anak Berkebutuhan Khusus

0
333

PERCIKANIMAN.ID – – Anak adalah anugerah. Jika ia tumbuh cerdas, shaleh, serta berbakti kepada orantua, maka kita harus mensyukurinya. Sebaliknya, bila ia memiliki kekurangan dan selalu menyusahkan orangtua.

Maka ini adalah agar kita mampu bersabar dan bertawakal kepada-Nya. Demikian pula halnya ketika anak terlahir autis, hiperaktif, alkaline, dan  sebagainya.

Siapa yang memiliki anak, hendaklah ia bermain bersamanya dan menjadi sepertinya. Siapa yang mengembirakan hati anaknya, maka ia bagaikan memerdekakan hamba sahaya. Siapa yang bergurau (bercanda) untuk menyenangkan hati anaknya, maka ia bagaikan menangis karena takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla.” (H.R. At-Tirmidzi)

Selaku orangtua apa pun kondisi anak kita harus tetap bersyukur dan melakukan yang terbaik untuk mendidik mereka menjadi lebih baik lagi.

Ibarat taman bunga yang terdapat anggrek, melati, serta mawar. Kalau ditanya mana yang lebih indah maka jawabannya adalah semua indah.

Begitu pun anak-anak berkebutuhan khusus ini. Anak-anak spesial ini tetap memiliki keunikan dan kelebihan yang mengagumkan yang harus kita hargai dan kembangkan.

Untuk mengasuh dan mendidik anak spesial ini, para pakar parenting menyarankankan agar kita sebagai orangtua tetap harus memberikan dan memenuhi hak-hak khusus mereka.

Hanya dengan kekuatan cinta dan kasih sayang, perhatian yang sangat prima serta kesabaran, maka mereka akan tumbuh dan berkembang secara baik dan optimal.Di balik kekurangannya, banyak anak-anak berkebutuhan khusus memiliki kelebihan yang luar biasa.

Misalnya, anak-anak penyandang autisme banyak yang teridentifikasi sebagai anak yang sangat cerdas dan memiliki daya ingat yang sangat kuat. Ini yang harus dihargai dan diapresiasi untuk kemudian dikembangkan secara lebih optimal.

Sedangkan kelemahan-kelemahannya, seperti ketidakmampuan berkomunikasi dan bersosialisasi secara lebih baik, menurut kak Seto harus dilatih sejak usia dini sehingga akhirnya anak-anak ini bisa mengembangkan seluruh potensi unggulnya tadi secara lebih baik lagi.

Dengan begitu, orangtua harus lebih peka terhadap kondisi anak. Memang, tidak semua orangtua dapat memahami kondisi anak seperti ini. [ ]

4

Redaksi: admin

838