PARENTINGISLAM.ID – – Sebuah pepatah menyebutkan, “Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana”. Tidak berlebihan tentunya, sebab kejujuran berkaitan dengan akhlak yang mulia atau terpuji.
Tidak sedikit masalah atau malapetaka besar yang terjadi dan dialami seseorang yang bersumber dari ketidakjujuran. Untuk itu seorang ulama Imam al-Ghazali memberi nasihat dan membagi kejujuran ke dalam enam poin.
-
Jujur dalam bertutur kata
-
Jujur dalam berniat
-
Jujur dalam bercita-cita
-
Jujur dalam mewujudkan cita-cita
-
Jujur dalam bekerja
-
Jujur dalam beragama
Tentu saja kejujuran bukanlah hal yang dapat terwujud dan mendarah daging dalam diri kita secara instan. Diperlukan sebuah pembiasaan dan ujian dengan berbagai kondisi yang dapat membuktikan keteguhan dalam memegang prinsip yang dianut.
Sebagai sebuah pembiasaan, hendaknya orangtua tidak lebih concern pada hasil yang dicapai anak, tetapi perhatikan juga prosesnya. Misalnya, kebiasaan orangtua yang selalu memuji prestasi anaknya di kelas dan berkata,
“Nak, Ibu bangga mempunyai anak yang pintar seperti kamu.”
Ini tidak salah, tapi bukankah lebih baik kalau kita katakan,
“Nak, Ibu bangga karena kamu telah berbuat jujur dalam menggapai dan mempertahankan prestasimu.”
Dengan demikian, dalam jiwa anak tertanam sebuah pemahaman bahwa kejujuran adalah sebuah konsep agung yang harus senantiasa ia pegang teguh.
Karenanya, anak tidak akan menghalalkan berbagai cara termasuk mencontek demi mendapatkan nilai bagus demi menyenangkan kedua orangtuanya, juga untuk menghindari amarah mereka kalau ia mendapatkan nilai jelek.
Bisa jadi nilai atau angka hanya berlaku sementara di dunia atau sepanjang usia. Namun ketidakjujuran akan terus terbawa sampai hari akhir bahkan menentukan tempat keabadian, surga atau neraka. [ ]
4
Redaksi: admin
820