PARENTINGISLAM.ID – – Ramadhan dan musim haji biasanya identik dengan kurma. Pohon ini sudah ditanam sejak delapan ribu tahun di Babilonia. Hingga kini, buah kurma tetap menjadi primadona di negara Timur Tengah. Irak pada 1950-an merupakan produsen kurma terbesar di dunia, mencapai 600 ribu ton per tahun ketika itu, disusul Saudi Arabia di angka 500 ribu.
Konon pohon kurma mampu bertahan hingga 100 tahun, bahkan lebih dan masih berbuah. Allah secara khusus menyebut kurma beberapa kali dalam Al Qur’an. Misalnya; “Di dalamnya, ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang (Ar Rahman : 11).” Juga disebut dalam surat-surat lain, seperti Yaasiin (34,67), Maryam (23, 25-26), ‘Abasa (29), dan banyak lagi.
Hal itu menunjukan bahwa kurma memang punya nilai tersendiri. Baik untuk umat Islam maupun, umat-umat terdahulu di jazirah Arab dan sekitarnya. Rasul sendiri banyak menyebutkan kurma dalam sabda-sabdanya.
“Barangsiapa dari kalian yang mampu berlindung diri dari api neraka walaupun hanya dengan sebutir kurma, maka lakukanlah” (HR Muslim, Bukhari, dan Tirmidzi).”
Maksud hadist itu adalah, Rasul pernah mencontohkan bersedekah menggunakan buah kurma. Malah ketika itu di Arab kurma dipercaya mampu menangkal beragam penyakit termasuk sihir. Dari sekian banyak keutamaan kurma yang paling mencolok adalah khasiatnya secara medis.
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan kedokteran dewasa ini telah banyak mengupas ragam manfaat kurma. Dari segi gizi saja kurma telah banyak mengandung karbohidrat dan protein.
Merujuk pada data Lembaga Riset Pangan Amerika, USDA Nutrien Data Laboratry (2001), bahwa dalam 100 gram kurma mengandung 74,97 gram karbohidrat, angka ini mencukupi 53% kecukupan gizi (AKG) tubuh.
Belum lagi energi, protein, asam folat, vitamin A dan K, soduim, kalsium, magnesium, dan besi. Semua kandungan ini sangat vital dan diperlukan oleh tubuh manusia. Menurut catatan USDA 5 butir (45gram) kurma kering (tamr) mengandung sekitar 115 kalori, 80%-nya karbohidrat.
Itulah kenapa kita mudah kenyang meski cuma ngemil kurma, ternyata energi yang dihasilkan tak kalah dengan sepiring nasi.
Masih menurut USDA, kurma memiliki kandungan serat yang cukup tinggi, yakni 6,7 gram per 100 gram. Jangan salah, angka itu sudah mencukupi 18% AKG tubuh untuk serat.
Serat ini mampu menyerap low density lippoprotein (LDL) atau biasa kita kenal sebagai ‘Kolesterol Jahat’. Kadar LDL yang tinggi akan menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan penyempitan.
Semakin tinggi kadar LDL dalam tubuh kita, maka resiko serangan jantung dan stroke pun makin tinggi. Serat dalam kurma membantu mengurangai kolesterol ini dengan ‘mengikatnya’ lalu membuangnya lewat pencernaan.
Kandungan serat ini juga, membantu melindungi dinding usus dengan mengurangi paparan bahan kimia penyebab kanker usus besar! Karena itu ada juga ahli yang menyebut kurma sebagai laxative food (makanan laktatif) alias makanan yang memperlancar buang air besar dan mencegah konstipasi.
Kurma juga dikenal sebagai sumber Vitamin A bagi masyarakat Timur Tengah. Kita tahu bahwa dalam Vitamin A mengandung banyak anti-oksidan dan sangat bagi untuk kesehatan mata.
Mengkonsumsi Vitamin A secar rutin juga membantu mencegah kanker paru-paru dan rongga mulut, serta membantu kulit tetap sehat dan segar. Kalium dalam kurma juga penting guna melindungi tubuh dari penyakin jantung koroner.
Belum lagi kalsium dan magnesium yang baik untuk pembentukan tulang, gigi, dan pertumbuhan. Ternyata bila dikaji manfaat kurma banyak sekali. Bahkan Allah menyeru kepada Maryam untuk makan kurma. [ ]
4
Redaksi: admin
739