PARENTINGISLAM.ID – – Saat ini penerapan social distancing masih dilakukan. Para pekerja diminta untuk bekerja dari rumah untuk mengurangi risiko penularan COVID-19. Manfaatkan momen ini dengan baik untuk membangun kedekatan dengan anak-anak. Terutama para Ayah yang biasanya disibukkan dengan rutinitas kantor. Membangun hubungan yang dekat dengan anak, butuh proses. Para Ayah harus memulainya dari anak-anak masih kecil.
Dalam hal pengasuhan anak, Bunda pasti cenderung lebih banyak berperan. Padahal idealnya, porsi Ayah dan Bunda sama besar. Jangan sampai Ayah hanya menjadi sosok pencari nafkah dan ‘sumber materi’ saja. Anak-anak membutuhkan figur Ayah sepanjang hidupnya.
Bagi anak laki-laki, sosok Ayah sangat penting untuk selalu mendampingi mulai di usia 2 tahun. Momen tersebut, seperti dikutip dari Fatherly, ketika anak laki-laki mengalami agresi yang memicu testosteron untuk pertama kalinya dan tidak tahu bagaimana menghadapinya.
Selama periode yang genting ini, sangat tergantung pada figur Ayah untuk menunjukkan kepada anak laki-laki bagaimana cara mengatasi impuls emosional mereka. Tentunya agar anak tidak menjadi pria yang agresif dan penuh kekerasan.
“Biasanya ini disosialisasikan kepada anak-anak pada saat mereka mulai sekolah. Permainan fisik yang keras antara ayah dan putranya adalah cara yang baik untuk menyalurkan energi anak dua tahun,” kata Paul Golding, seorang psikolog keluarga.
Sebuah penelitian yang dipublikasi dalam Journal of Infant Mental Health menunjukkan bahwa anak laki-laki lebih rentan daripada anak perempuan dalam hal penyalahgunaan obat-obatan, kekerasan fisik dan seksual serta faktor lain yang dapat mengganggu perkembangan neurologis yang sehat.
“Fungsi gender pria yang optimal di masa dewasa dikaitkan dengan tingkat testosteron. Hormon ini mendasari fungsi seksual adaptif, ikatan dengan pasangan, hubungan dengan ayah, serta motivasi kekuatan implisit dan motivasi berprestasi,” tulis penulis studi Allan Schore, dari University of California, Los Angeles.
Para ahli menduga bahwa beberapa keharusan biologis ini, dan perbedaan gender dalam perkembangan otak, bahkan dapat menjelaskan mengapa ada tingkat autisme, ADHD, skizofrenia, dan kelekatan kelekatan yang lebih tinggi di antara laki-laki.
Lalu bagaimana yang kehilangan Ayah mereka? Untungnya, Golding mengklarifikasi bahwa figur ayah bisa digantikan dengan mentor, guru, dan orang dewasa yang bisa membimbing dan bertanggung jawab dalam menetapkan batas dan memodelkan tampilan agresi yang aman.
“Intinya adalah bahwa sosok Ayah begitu krusial bagi perkembangan psikologis seorang anak,” ungkapnya.
Sumber : parenting.dream.co.id
4
Red: admin