Begini Cara Membahagiakan Orang Tua

0
324

PARENTINGISLAM.ID – – Sebagai seorang muslim, kita diperintahkan untuk menghormati dan membahagiakan kedua orang tua.

Allah berfirman,

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al-Isra’: 23)

Lalu bagaimana cara membahagiakan orang tua?

1. Menuruti Perintah Keduanya

Disebutkan dalam hadits,

أَطِعْ أَبَاكَ مَا دَامَ حَيًّا وَلاَ تَعْصِهِ

Taatilah ayahmu selama dia hidup dan selama tidak diperintahkan untuk bermaksiat.” (HR. Ahmad)

Karena ridho Allah itu tergantung pada ridho orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka kedua orang tua. Jadi, selama perintah tersebut tidak melenceng dari anjuran Allah, maka harus selalu kita turuti.

2. Tidak Menyakiti Hati Orang Tua

Imam Nawawi rahimahullah menerangkan bahwa ‘uququl walidain (durhaka kepada orang tua) adalah segala bentuk menyakiti keduanya.

’Abdullah bin ’Umar radhiyallahu ’anhuma berkata,

إِبْكَاءُ الوَالِدَيْنِ مِنَ العُقُوْقِ

Membuat orang tua menangis termasuk bentuk durhaka pada orang tua.” (Birr Al-Walidain, hlm. 8, Ibnul Jauziy)

3. Berakhlak Mulia di Hadapan Keduanya

Dalam riwayat Muslim disebutkan,

فَارْجِعْ إِلَى وَالِدَيْكَ فَأَحْسِنْ صُحْبَتَهُمَا

Kembalilah kepada kedua orang tuamu, berbuat baiklah kepada keduanya.” (HR. Muslim)

Dalil ini mengungkapkan tentang keutamaan berbakti kepada kedua orang tua. Berbakti kepada kedua orang tua bahkan lebih utama dibandingkan jihad. Jadi, haruslah kita selalu berakhlak baik dan mulia di hadapan kedua orang tua kita.

4. Mendahulukan Perintah Keduanya dari Perkara Sunnah

Sebagaimana pelajaran mengenai hal ini terdapat dalam kisah Juraij yang didoakan jelek oleh ibunya karena lebih mendahulukan shalat sunnahnya dibanding panggilan ibunya yang memanggilnya tiga kali.

5. Membahagiakan Keduanya Ketika Mereka Telah Tiada

Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idi, ia berkata,

بَيْنَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِى سَلِمَةَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِىَ مِنْ بِرِّ أَبَوَىَّ شَىْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ « نَعَمِ الصَّلاَةُ عَلَيْهِمَا وَالاِسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِى لاَ تُوصَلُ إِلاَّ بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا

Suatu saat kami pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu datang seseorang dari Bani Salimah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah masih ada bentuk berbakti kepada kedua orang tuaku ketika mereka telah meninggal dunia?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya (masih tetap ada bentuk berbakti pada keduanya, pen.). (Bentuknya adalah) mendoakan keduanya, meminta ampun untuk keduanya, memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia, menjalin hubungan silaturahim (kekerabatan) dengan keluarga kedua orang tua yang tidak pernah terjalin dan memuliakan teman dekat keduanya.” (HR. Abu Daud)

Sumber : rumaysho.com

5

Red: admin