Hal-Hal Romantis yang Dilakukan Oleh Rasulullah Kepada Istri

0
409

PARENTINGISLAM.ID – – Bagi para istri, terutama Aisyah, Nabi Muhammad adalah sosok lelaki romantis. “Nabi biasa meletakkan kepalanya di pangkuanku sambil membaca Al-Quran,” kata Aisyah. Di lain waktu Aisyah kembali menceritakan wujud kasih sayang Nabi yang lain, “Setelah Wudlu Nabi biasa mencium istrinya, lalu shalat tanpa berwudlu kembali,” kenang perawi hadis perempuan terbanyak ini.

Ya, begitulah Nabi dalam membina keharmonisan rumah tangganya. Momen-momen mesra selalu diciptakan untuk merekatkan rasa. Bisa dengan perilaku, gurauan, tak jarang dengan panggilan-panggilan penuh kasih.

Berikut merupakan hal-hal romantis yang dilakukan oleh Rasulullah kepada istri-istrinya.

1. Memberikan panggilan kesayangan kepada istrinya

Rasulullah biasa memberikan panggilan kesayangan kepada istrinya, yaitu Aisyah. Beberapa panggilan tersebut ialah Ya Humaira (wahai yang pipinya kemerah-merahan), Aisy, atau kerap pula disapa dengan Ya Uwaish (hai Aisyah kecil).

2. Bercengkrama dan Bercanda

Saat senggang Nabi pernah mengajak Aisyah adu lomba jalan cepat. “Aku berhasil mendahuluinya,” kata Aisyah senang.

Di lain waktu ketika Aisyah membawa daging tiba-tiba Nabi menghampiri. “Ayo kita lomba lagi,” Ajak Nabi. Lomba jalan pun dimulai. Aisyah mengerahkan segenap kekuatannya untuk berjalan cepat, tapi ternyata Nabi telah mendahului. Nabi menang.

Kemenangan ini untuk ganti yang kemarin,” kata Nabi sambil tersenyum penuh kasih. Mungkin dalam bahasa kita sekarang, “Satu, satu,” maksudnya impas.

3. Cara Meredakan Amarah

Kalau Aisyah marah, Nabi punya cara tersendiri untuk meredakannya. Nabi akan memijit hidungnya sambil berkata, “Wahai Uwaish bacalah doa,” pinta Nabi. Dan mujarab, karena setelah itu perlahan kemarahan Aisyah menghilang.

4. Menjaga Keakraban dalam Keluarga

Pada satu waktu, Aisyah berinisiatif membuat kue. Namanya kue khazirah, makanan yang terbuat dari tepung dan susu Setelah kue buatannya siap, Aisyah menghidangkannya kepada Nabi dan Saudah. “Makanlah,” kata Aisyah menawarkan kue itu kepada Saudah. Namun Saudah menolaknya dengan halus. “Saya tidak suka makanan itu.

Aisyah sebenarnya sudah tahu kalau Saudah tidak suka dengan kue khazirah itu, namun ia hendak menggodanya. Dengan pura-pura memaksa Aisyah meminta Saudah kembali untuk makan kue buatannya. “Demi Allah! Engkau makan kuenya atau aku olesi mukamu dengan khazirah ini.”

Karena memang tidak suka, Saudah tidak mau menuruti kemauan Aisyah. “Demi Allah! Saya tidak akan mencicipinya,” kata Saudah keukeuh. Karena gemas Aisyah mengambil sedikit kue khazirah yang ada di piring itu, kemudian mengoleskannya ke muka Saudah.

Meski menghindar muka Saudah tetap terkena kue itu sehingga belepotan. Nabi yang duduk di tengah antara Aisyah dan Saudah itu memberi isyarat kepada Saudah agar menuruti kemauan Aisyah. Namun, tiba-tiba sebelum Saudah mengikuti saran Nabi Aisyah telah mengambil kue khazirah itu lagi. Bukannya dioleskan ke muka Saudah tapi ke mukanya sendiri.

Terang saja muka Aisyah dan Saudah menjadi belepotan tidak karuan. Nabi pun tersenyum melihat itu. Sementara kedua istrinya tertawa terpingkal-pingkal.

Sumber : islami.co

3

Red: admin