PARENTINGISLAM.ID – – Anak-anak ketika ia masih bayi dapat menjadi sangat menggemaskan. Pipinya yang gembul memuat Bunda pasti ingin selalu mencubit dan menciumnya. Sayangnya, ketika anak memasuki usia 2 tahun, kesabaran Bunda pun akan diuji. Ia sudah tidak setenang dulu. Kemampuan berpikir dan pertumbuhan dirinya yang sangat pesat pasti membuat Bunda kewalahan dalam mendisiplinkan anak.
Akhirnya, ancaman dan hukuman menjadi solusinya. Padahal, hukuman dan pemberian konsekuensi sangat berbeda maknanya.
Hukuman dilakukan untuk membuat anak menderita dan merasa bersalah karena perbuatan mereka, seperti dipukul, dicubit, dijewer, dan sebagainya. Sedangkan konsekuensi mendorong anak untuk memperbaiki perilaku dan perbuatannya. Contohnya jika anak tidak menghabiskan makanan yang ia pilih, maka ia tidak bisa memilih makanan kesukaannya selama 1 hari ke depan.
Namun, dalam pemberian konsekuensi memang membutuhkan proses dan kesabaran. Nah, agar konsekuensi berjjalan efektif, Bunda bisa mengikuti tips berikut.
1. Sabar dan Bertahap
Membuat anak patuh terhadap konsekuensi yang telah dibuat memang butuh kerja keras. Namun, jangan patah semangat dan cepat marah ya, Bun. Semua memang tidak ada yang mudah, kok. Berikan konsekuensi pada anak dengan bahasa yang halus agar anak mengerti. Misalnya, “Bunda bantu beresin mainannya hari ini ya, tapi mulai besok Bunda akan simpan mainannya di lemari Bunda kalau kamu tidak membereskan mainan sendiri, ya”
2. Konsisten
Jika ingin menerapkan konsekuensi pada anak harus konsisten, ya Bunda. Jika Bunda tidak serius dan selalu bisa ditawar, maka pemberian konsekuensi ini tidak akan berjalan secara efektif.
3. Sesuai Usia dan Kemampuan Anak
Bunda juga harus mengetahui tahap perkembangan usia anak. Jangan sampai pemberian konsukensi tersebut malah memberikan efek terbalik karena tidak sesuai dengan usianya. Misalnya anak yang belum memahami konsep waktu, tidak bisa dikurangi jatah screen time sekian menit, karena anak pun tidak akan mengerti.
4. Tidak Terlalu Sering
Terlalu sering memberikan konsekuensi yang sama berulang kali akan membuat anak tidak termotivasi untuk memperbaiki perilakunya. Jadi, cobalah untuk membuat konsekuensi yang berbeda-beda pada anak.
5. Tidak Ditunda
Usahakan untuk tidak menunda pemberian konsekuensi pada anak. Konsekuensi yang tertunda dapat menyulitkan anak untuk berpikir mengapa ia mendapatkan konsekuensi tersebut.
Sumber : ibupedia.com
3
Red: admin