PARENTINGISLAM.ID – – Salah satu akhlak yang diajarkan oleh Lukman ketika memberi wasiat kepada anaknya adalah sifat tawadhu’ dan bagaimana beradab di hadapan manusia. Di antaranya adalah adab berbicara, yaitu janganlah berbicaara keras seperti keledai.
Allah berfirman,
وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ
“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Lukman: 19)
Berjalanlah dengan Tawadhu’
Dalam Surat Lukman ayat 19 disebutkan “Dan sederhanakanlah kamu berjalan …”, maksudnya adalah berjalan dengan sikap pertengahan.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Berjalanlah dengan sikap pertengahan. Jangan terlalu lambat seperti orang malas. Jangan terlalu cepat seperti orang yang tergesa-gesa. Namun bersikaplah adil dan pertengahan dalam berjalan, antara cepat dan lambat.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10: 58)
Ulama lain menerangkan, bahwa yang dimaksud dengan perkataan Lukman aalah agar tidak bersikap sombong dan perintah untuk bersikap tawadhu’.
Beradab Ketika Berbicara
Kemudian, Lukman juga mengajarkan pada anaknya mengenai adab dalam berbicara. Dalam Surat Lukman ayat 19 disebutkan, “… Dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
Maksud dari ayat ini adalah janganlah berbicara keras dalam hal yang tidak bermanfaat. Karena sejelek-jelek suara adalah suara keledai. Jadi, siapa yang berbicara dengan suara keras, ia mirip dengan keledai dalam hal mengeraskan suara. Dan suara seperti ini dibenci oleh Allah Ta’Ala.
Syaikh As Sa’di rahimahullah berkata, “Seandainya mengeraskan suara dianggap ada faedah dan manfaat, tentu tidak dinyatakan secara khusus dengan suara keledai yang sudah diketahui jelek dan menunjukkan kelakuan orang bodoh.” (Tafsir Al Karimir Rahman)
Sungguh sangat tidak beradab bila seorang muslim berbicara dengan nada yang keras di hadapan orang tuanya sendiri, bahkan sampai membentak.
Sumber : rumaysho.com
3
Red: admin