PARENTINGISLAM.ID – – Sebagai anak-anak, wajar jika mereka seringkali melakukan kesalahan. Apalagi melihat di zaman sekarang ini perkembangan teknologi semakin merajalela, dampaknya pun bermacam-macam sehingga dapat meningkatkan kenakalan di kalangan anak-anak.
Contohnya, terdapat video yang sedang viral di media sosial tentang anak-anak sekolah yang bersikap tidak sopan terhadap guru mereka, dan juga beberapa perilaku negatif lainnya seperti tawuran, dan lain sebagainya. Nah, dari video-video tersebut dapat ditiru oleh anak-anak hingga menjadikannya sebuah kebiasaan.
Untuk itu, kita sebagai orang tua sudah sepatutnya untuk menegur anak jika mereka berbuat kesalahan atau kenakalan. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah kita harus bisa menegurnya sesuai dengan tuntunan agama.
Rupanya, Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada umat Islam dalam menegur kesalahan anak dengan 5 cara berikut ini.
1. Melalui Teguran Secara Langsung
Cara pertama adalah melalui teguran secara langsung sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada Umar bin Abi Salamah.
Saat itu, Umar memiliki kebiasaan mengulurkan ke berbagai penjuru saat makan. Lalu Rasulullah menegurnya dengan lembut sambal berkata, “Nak! Bacalah basmallah terlebih dahulu! Makanlah dengan tangan kanan dan mulailah dari yang di dekatmu.” (HR. Bukhari & Muslim)
2. Melalui Sindiran
Cara kedua adalah melalui sindiran seperti yang Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam lakukan kepada anak didiknya.
Saat itu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menyindir dengan mengatakan, “Apa keinginan kaum yang menginginkan begini dan begitu? Sesungguhnya aku shalat dan tidur, aku berpuasa dan berbuka, dan aku pun menikahi wanita. Maka, barangsiapa yang tidak senang dengan sunnahku, berarti dia bukan dari golonganku.” (Shahih Jami’ al-Shagir)
3. Melalui Celaan
Jika melalui teguran dan sindiran sudah dirasa tidak mempan, lakukanlah cara ketiga yaitu dengan melalui celaan.
Suatu ketika, Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam pernah mencela Abu Dzar al-Ghifari karena ia telah memaki seseorang dengan menyebut nama ibunya sehingga membuatnya malu. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menegurnya dengan berkata, “Wahai Abu Dzar! Apakah engkau telah mempermalukannya dengan menyebut nama ibunya? Sesungguhnya pada dirimu mash melekat sifat jahiliyah.” (HR. Bukhari)
4. Pemutusan Hubungan Sementara
Cara keempat adalah dengan pemutusan hubungan secara sementara.
Saat Ka’ab bin Malik r.a tidak mengikuti perang Tabuk, sanksi yang diberikan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam padaya adalah Nabi melarang para sahabat berbicara dengannya sampai 50 malam dan pemutusan hubungan secara sementara. (HR. Bukhari)
5. Melalui Pemukulan
Puncaknya, apabila anak sudah tidak bisa dinasehati dan disadarkan dari kesalahan yang telah ia perbuat maka hendaknya cara yang kelima pun dilakukan. Cara kelima ini adalah dengan melalui pemukulan.
Dalam hadits riwayat Abu Dawud dan Hakim ada perintah kepada orangtua agar menyuruh anaknya shalat saat berusia 7 tahun. Ketika sudah berumur 10 tahun tidak shalat, maka diperintahkan untuk ‘memukul’ anak.
Namun, pemukulan yang dilakukan pun sesuai dengan syariat dan tuntunan agama Islam. Pukulan yang boleh dipakai adalah hanya berupa pukulan kecil pada bagian tubuh yang aman, seperti kaki. Untuk hukuman tersebut, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Gantunglah cemeti (cambuk) agar keluarganya tahu. Karena yang demikian adalah pelajaran bagi mereka.” Atau dalam hadits lain disebutkan, “Dan gantunglah cemeti agar keluarganya tahu.” (HR. Thabrani)
Sumber : islami.co
3
Red: admin
Follow juga akun sosial media kami
Instagram : @parenting_islam.id
Fanspages : Parenting Islam ID
Youtube : Parenting Islami
709