PARENTINGISLAM.ID – – Mungkin salah satu penyakit yang bikin Bunda menderita sekaligus menyelkan adalah penyakit mata. Karena bukan hanya menderita akibat rasanya yang tidak nyaman saat melihat maupun terpejam, tapi penyakit pada mata juga mengganggu penampilan.
Namun, hal yang bikin Bunda was-was adalah ketika penyakit mata tersebut menimpa si kecil. Apalagi jika mereka masih bayi. Rasa yang tidak nyaman bisa membuat mereka tidak sanggup menahan diri untuk selalu menyentuh mata.
Bahkan ada beberapa anak yang sampai tidak dapat membuka mata pada saat bangun tidur karena kotoran mata tersebut telah mengeras. Selain itu, Bunda juga beresiko tertular jika penyebab penyakit mata tersebut diakibatkan oleh virus.
Yuk simak jenis-jenis penyakit mata berikut agar Bunda bisa mengambil langkah terbaik untuk mengatasinya.
1. Sumbatan pada Saluran Air Mata
Penelitan menunjukkan bahwa 5-10% bayi lahir dengan saluran air mata (tear duct) yang terlalu sempit dan bahkan ada yang terlahir dengan saluran air mata yang tersumbat sepenuhnya. Hal ini biasanya bukan diakibatkan karena kotoran, tetapi karena tertutup semacam lapisan tipis atau membran. Hal ini sering disebut nasolacrimal duct obstruction.
Penyumbatan saluran air mata menyebabkan terjadinya “genangan” air mata bayi seperti belek. Hal ini umum terjadi saat bayi masih berusia beberapa hari hingga satu bulan. Namun Bunda tidak perlu khawatir karena penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya selama air mata yang menggenang hanya sedikit, tidak berwarna kuning kehijauan, dan bola mata tidak memerah.
Langkah-langkah perawatannya adalah :
1. Bersihkan dengan air hangat
2. Beri pijatan ringan dari pangkal hidung kearah ujung bagian dalam mata
Tetapi jika mata bayi sudah terlihat memerah, bengkak, dan keluar cairan berwarna kuning kehijauan, maka periksakanlah anak Bunda ke dokter.
2. Konjungtivitis
Konjungtivitis atau dikenal dengan belekan (pink eye) adalah salah satu penyakit mata yang tidak hanya umum menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Terdapat jenis-jenis konjungtivitis, yaitu konjungtivitis gonore, konjungtivitis kimiawi, konjungtivitis inklusi, konjungtivitis pada anak,
Gejala yang muncul adalah mata menjadi merah, berair, bengkak, gatal, sedikit nyeri jika melihat cahaya, rasa panas seperti terbakar, dan kelopak mata atas maupun bawah menjadi lengket.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, sehingga sebaiknya Bunda langsung membawa anak ke dokter agar mendapatkan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai. Beberapa obat yang mungkin diresepkan oleh dokter adalah tetes mata, tetes mata antibiotik, dan obat minum.
Hal yang perlu diingat adalah penyakit mata ini tetap dapat menular saat obat baru diminum dalam kurun waktu 24-48 jam. Jadi, tetap jaga kebersihan tangan saat merawat si kecil, ya Bunda.
3. Bintitan
Bintitan adalah penyakit mata yang lebih banyak dialami oleh anak daripada orang dewasa. Bintitan terjadi jika terdapat benjolan kecil maupun bisul di bagian tepi kelopak mata (baik bagian luar atau bagian dalam).
Penyebabnya dikarenakan infeksi pada kelenjar penghasil minyak dan keringat di kelopak mata. Umumnya infeksi ini disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus. Dan jika salah satu kelenjar pernah mengalami bintitan, maka kelenjar sebelahnya pun rentan terkenan bintitan juga.
Gejalanya ditandai dengan bengkaknya kelopak mata yang terkadang menyebabkan rasa sakit saat berkedip, mata kemerahan, berair, terasa panas dan berat, kemudian Bunda akan mulai bisa melihat benjolan pada mata. Jika benjolan tersebut merupakan bisul, maka benjolan akan membersar dna membuat kelopak mata semakin bengkak.
Untuk meredakan gejala bintitan Bunda dapat melakukan cara berikut.
1. Kompres dengan air hangat
2. Mengoleskan salep mata antibiotik
3. Jangan mengucek dan menyentuh mata
4. Berikan prasetamol jika anak merasa nyeri berkepanjangan
4. Retinopati Prematuritas (ROP)
Penyakit ini biasanya terjadi pada bayi premature yang lahir sebelum usia kehamilan 31 minggu atau dengan berat bayi kurang dari 1,25 kg. Bayi tersebut dapat mengalami gangguan pembuluh darah mata maupun retina.
ROP dapat menyebabkan kebutaan atau gangguan penglihatan seumur hidup jika tidak ditangani dengan segera. Gejala ROP hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan mata karena terjadi di pembuluh darah. Namun, jika ROP sudah mencapai tingkat keparahan tinggi, maka Bunda bisa melihat pupil bayi menjadi keputihan, gerakan mata abnormal, juling, dan rabun jauh.
5. Juling (Strabismus)
Juling merupakan kondisi di mana mata bayi terlihat tidak sejajar atau mata kanan dan kiri seperti tidak melihat ke arah yang sama. Semakin dini penyakit mata ini ditangani, maka semakin besar pula kemungkinannya untuk tidak berkembang menjadi amblyopia atau mata malas (lazy eye) dan tidak mengganggu kemampuan melihat penglihatan 3 dimensinya.
Untuk anak yang lebih besar, penggunaan kacamata latihan dan operasi bisa membantu mengoreksi mata juling.
6. Ambliopia (Mata Malas)
Ambliopia terjadi karena tidak siknronnya kinerja otot mata dengan saraf penglihatan di otak. Akibatnya, salah satu mata menjadi lebih buran daripada mata lainnya. Jika tidak segera diobati, maka fungsi penglihatan anak secara utuh dapat terganggu.
Gejala amblyopia adalah mata juling, kepala yang miring, dan kecenderungan untuk menabrak benda di salah satu sisi.
Penanganan mata malas bisa dilakuakn dengan menutup mata yang sehat agar mata amblyopia terpaksa untuk bekerja maksimal. Selain itu, penanganannya dapat dengan menggunakan tets mata, pemakaian kacamata korektif, dan operasi otot mata.
Sumber : ibupedia.com
3
Red: admin
Follow juga akun sosial media kami
Instagram : @parenting_islam.id
Fanspages : Parenting Islam ID
Youtube : Parenting Islami
811