PARENTINGISLAM.ID — Sungguh mulia keutamaan istighfar. Sebagai orang tua, tentu kita ingin anak kita tidak jauh dengan Allah. Salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan memperbanyak Istighfar.
Bagaimana cara mengajarkan anak mencintai Istighfar?
1. Anak Harus Paham Kenapa Ia Beristighfar
Kita tentu tahu bahwa ketika kita melakukan suatu hal tanpa mengetahui alasannya, maka lama-lama kita akan malas melakukannya. Berbeda dengan saat kita melakukan sesuatu dan kita tahu tujuannya untuk apa. Oleh karena itu, sebelum meminta anak untuk beristighfar perkenalkan anak pada istighfar. Bisa dimulai dengan arti istighfar, manfaat istighfar, keutamaan istighfar, dan pentingnya beristighfar. Perkenalkan anak pada istighfar disesuaikan dengan pemahamannya agar ia merasa tertarik dan dengan bahasa yang mudah ia mengerti.
Untuk memudahkan pemahamannya tentang Istighfar, ayah dan bunda dapat menyampaikannya melalui kisah-kisah inspiratif tentang dahsyatnya Istighfar.
2. Orang tua adalah teladan anak
Anak akan lebih mudah melakukan kebaikan jika melihat contoh langsung dari orang tuanya, tidak hanya sekedar suruhan/perkataan orang tuanya. Jika ayah dan bunda hanya mengajarkan lewat perkataan tanpa mencontohkan, dikhawatirkan anak akan jadi pembangkang. Sebab, ia merasa disuruh mengerjakan sesuatu, tetapi ayah dan bundanya tidak melakukannya. Sebaliknya, manakala anak sering mendengar ayah dan bunda menggumamkan istighfar di banyak kesempatan tentu anak menjadi dekat dengan istghfar dan memudahkannya dalam meniru.
3. Biasakan pada banyak kesempatan
Ajarkan anak untuk beristighfar di banyak kesempatan, seperti ketika anak marah atau merasa kesal, ketika melakukan kesalahan, ketika sedih, dan lain sebagainya. Dengan demikian, anak akan terbiasa membaca istighfar dan menjadi dekat dengan istighfar.
Istighfar juga patut dibiasakan pada waktu-waktu utama untuk memohon ampun, seperti sehabis salat, di waktu sahur dan berbuka, serta di saat pagi dan petang. Jika sudah biasa, spontanitas anak juga akan dipenuhi dengan kalimat zikir.
4. Lakukan secara terus-menerus dan konsisten
Buat kesepakatan dengan anak bahwa ayah dan bunda akan sering mengingatkannya untuk beristighfar, terutama saat ia melakukan kesalahan, emosional, tidak sabar, bertengkar, dan lain sebagainya. Jelaskan pada anak bahwa penyebab ia marah adalah atas bujuk rayu setan. Agar terlepas dari emosi yang dibakar oleh setan, ia harus beristighfar.
5. Jangan menyerah atau merasa bosan untuk mengingatkan si kecil
Untuk membentuk kebiasaan tentu tidak cukup hanya dengan sekali dua kali mengingatkan anak. Dibutuhkan konsistensi yang terus-menerus dan dalam jangka waktu yang panjang. Untuk itu, ayah dan bunda jangan sampai bosan dalam mengajari anak dan terus mengingatkan. Jika anak langsung beristighfar ketika marah, insya Allah apa yang ditanamkan ayah dan bunda sudah mulai menjadi kebiasaan anak. Namun jika belum, jangan menyerah untuk terus-menerus menanamkan kebiasaan baik ini.
6. Bentengi dengan kesabaran dan doa
Kesabaran adalah kunci utama mendidik anak. Sebab, tanpa adanya kesabaran, ayah dan bunda akan merasa lelah dan bosan dalam mengajari anak. Setinggi apa pun ilmu orang tua, jika dalam kegiatan mengajari anak tidak diiringi dengan kesabaran, ilmunya akan sulit ditanamkan kepada anak. Terkadang ada anak yang sulit mengerti atau susah menurut pada orang tua. Di sinilah dituntut kesabaran dan kreatifitas dari ayah dan bunda. Selain itu, ayah dan bunda pun harus senantiasa mendoakan kebaikan anak dan meminta pada Allah agar lisan buah hati ayah dan bunda ringan dalam berdzikir. Sebab, doa orang tua kepada anak termasuk doa yang makbul.
Sumber: abiummi.com
3
Red: admin
Editor: admin
Ilustrasi foto: pixabay
890
Follow Juga Akun Sosial Media Kami
Instagram : @parenting_islam.id
Fanspages :Parenting Islam ID
Youtube : Parenting Islami