Tahapan Pendidikan Anak Menurut Islam

0
991

PARENTINGISLAM.ID — Untuk mendapatkan takaran yang pas, kita harus mengenal tahapan pendidikan anak dalam Islam. Menurut Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a., tahapan pendidikan anak berjenjang menurut umurnya. Jenjang tersebut adalah 0-7 tahun, 7-14 tahun, dan 14-21 tahun. Inilah pendidikan berjenjang sesuai dengan per 7 tahun usianya.

1. Tahapan Tujuh Tahun Pertama atau 0-7 Tahun, Perlakukan Anak sebagai Raja

Dalam tahapan anak sebagai raja berarti memperlakukan anak sebaik-baiknya. Ajak mereka bermain yang menyenangkan. Anak belajar dari permainan yang mereka lakukan. Banyak permainan yang bisa merangsang pertumbuhan motorik kasar dan motorik halus anak. Dalam tahap ini, anak harus mendapatkan pengalaman yang menyenangkan bahwa dunia ini indah. Sebagai raja, anak harus mendapat kesan bahwa dunia ini aman untuk dirinya. Walaupun kita memperlakukan anak sebagai raja bukan berarti mengikuti semua kemauannya. Orang tua atau guru bisa mengarahkan ke jenis permainan yang lain, misalnya saat ia memilih permainan yang berbahaya untuk dirinya, guru atau orang tua bukan menolak tapi mengalihkan ke permainan yang juga sama asyiknya. Memberikan semua keinginannya tentu tidak baik karena akan membuat anak menjadi manja. Yakinkan segala jenis permainannya aman untuk anak. Hindari gadget atau barang elektronik karena banyak penelitian yang menyarankan untuk tidak dimainkan anak-anak dengan segala risiko terutama menyangkut keterampilan motoriknya.

2. Tahapan Tujuh Tahun Kedua atau 7-14 Tahun, Perlakukan Anak sebagai Tawanan

Menjadi tawanan dalam arti positif adalah anak mengenal aturan. Sebagaimana halnya tawanan yang harus mengikuti setiap instruksi orang lain. Dalam tahap ini, anak mengenal aturan dan belajar disiplin atau proses penanaman dalam diri anak-anak. Dalam tahap ini Rasul saw. pernah mengatakan jika anak di usia 10 tahun harus belajar disiplin salat. Salat dan ibadah lainnya secara teratur harus sudah mulai dikerjakan oleh anak. Penanaman disiplin di tahap ini sangat penting karena akan menjadi pondasi untuk anak-anak saat mereka besar. Kehilangan momentum di tahap ini akan mengakibatkan anak tidak patuh, membangkang, atau melakukan suatu hal sesukanya. Guru dan orang tua memiliki otoritas yang kuat terhadap anak dalam mengarahkan dan menanamkan disiplin dengan baik.

3. Tahapan Tujuh Tahun Ketiga atau 14-21 Tahun, Perlakukan Anak sebagai Duta Besar

Di tahap ini, secara pertumbuhan dan perkembangan anak sudah terbentuk motorik kasar dan motorik halus dengan baik. Demikian juga perkembangan kemampuan berpikirnya sudah memasuki tahap dewasa. Anak sudah mampu memutuskan hal yang harus dikerjakan atau tidak dikerjakannya, anak bisa memilih secara mandiri. Kemandirian anak menjadi modal untuk melepasnya sebagai duta besar. Sebagaian kalangan menyebutnya dengan tahapan menjadikan anak sebagai sahabat. Ya, duta besar berarti menjadi perwakilan di negara lain yang harus kita dukung. Otoritas orang tua dan guru secara perlahan berkurang. Otoritas dalam mendidik sudah tidak sebesar saat anak-anak waktu kecil. Tetapi tetap pengontrolan terhadap anak masih ada.

Dihimpun dari berbagai sumber

3
Red: admin
Editor: admin
Ilustrasi foto: id.theasianparent.com
890

Follow Juga Akun Sosial Media Kami 

Instagram : @parenting_islam.id 
Fanspages :Parenting Islam ID 
Youtube : Parenting Islami